l. Dalam laku spiritual mengapa perlu menderita?
Apakah ada jalan lain yang tidak perlu menderita?
Mungkin ada jalan terobosan?
Pertanyaan ini saya terima 10 tahun yang lalu dari seorang anggota kelompok spiritual universal ini. Sudah banyak saya tulis dalam buku saya tentang penderitaan, perlunya penderitaan, apalagi bagi seorang pelaku spiritual murni.
Para guru roh saya memerintahkan saya untuk sering menulis dan memperingatkan manusia agar jangan melupakan peran penting penderitaan dalam menjalani hidup dan juga dalam laku spiritualnya.
Wejangan dari Eyang Lengkung Kusumo dari Jambe 7, Cilacap:
"Bagaimana membersihkan pikiran dan batin yang kotor? "Sakit dan penderitaan."
Wejangan Eyang Semar:
"Jalan yang kalian tempuh ini berat, dirimu harus siap lahir batin. Apabila mengalami susah, godaan, cobaan dan penderitaan, jangan hanya mengeluh saja, jangan hanya menggerutu saja, jalani dengan tulus ikhlas. Begitulah agar jalanmu menjadi lapang, terang dan luas.
Sang Hyang Budha Gautama mengatakan:
"Hidup adalah penderitaan."
Dan Yesus Kristus mengatakan:
"Berbahagialah orang yang menderita."
Dan guru roh saya mengatakan:
"Jangan takut dan lari dari penderitaan sebab penderitaan itu akan meringankan dan melancarkan perjalananmu nanti."
"Duniawi sama dengan penderitaan", buku ke-8 halaman 78.
"Memanjakan anak, apa akibat spiritualnya", buku ke-6 halaman 64.
- "Hari tua yang bahagia dan hari tua yang menderita", buku ke-6 halaman 74
- "Orang kaya perlu belajar spiritual", buku ke-11 halaman 67.
Semua topik ini membahas dan menjelaskan masalah perlunya Penderitaan di dalam kehidupan Duniawi dan rohani / spiritual. Silahkan dibaca lagi'
Jadi untuk menjawab pertanyaan di atas tadi, dalam laku spiritual memang perlu menderita, tidak ada jalan terobosan untuk menghindari penderitaan. Oleh karena itu banyak tamu saya yang berniat menjalani laku spiritual, selalu saya tanya dan tegaskan, "Apakah sudah bersedia dan siap untuk menderita?
Setiap kali saya suguhkan dulu "pil pahit", baru nanti dia akan memperoleh kue manis.
Berbeda dengan para guru spiritual manusia yang ada, mereka menyuguhkan kue manis dulu agar orang mau datang dan ikut, baru setelah itu diberi pil pahit agar hati nuraninya menjadi bersih.
2. Apakah benar semua kejadian didahului oleh karma?
Umat Budhis meyakini bahwa semua yang terjadi karena karma, atau semua kejadian didahului oleh adanya karma. Saya kurang setuju dengan pemahaman ini.Menurut saya,"Semua kejadian berhubungan dengan karma." Apa bedanya? Karma bisa di depan dan di belakang peristiwa.
Saya akan menjelaskan dengan perumpamaan.
Kalau karma mendahului kejadian maka orang tidak bisa memukul orang lain, mencaci orang, menipu orang, menampar orang, bahkan membunuh orang. Ini berarti orang baru dapat mencaci orang kalau sudah ada karma untuk melakukan perbuatan tersebut. Jadi perlu menunggu karmanya ada / datang baru dapat memaki orang.
Semua kejadian berhubungan dengan karma", artinya setiap kejadian /peristiwa selalu memiliki hubungan dengan karma. Karma dapat mendahului peristiwa dan peristiwa dapat mendahului karma. Misalnya karena karma buruknya sudah matang atau berbuah,maka dia menderita sakit. Ini adalah karma mendahului peristiwa.Sebaliknya, karena tidak hati - hati atau salah makan, dia menderita sakit diare. Penderitaan ini menyebabkan karma buruknya berkurang, sebab setiap penderitaan merupakan pembayaran karma. Ini adalah peristiwa mendahului karma.
Sangat langka kalau orang mau kena sakit diare tunggu karmanya datang duluan.
3. Apakah hukum karma masuk ke Matius 19 ayat 12?
Hukum karma ada di dalam ajaran Budhis dan Matius 19 ayat 12 ada di dalam Injil Kristen.
Umunmya kitab suci dibuat hanya untuk keperluan umatnya, sebab yang membuat kitab suci juga umatnya masing-masing. Jadi kalau menjawab per-tanyaan di atas perlu tahu dulu seberapa tinggi keimanan masing-masing umat yang bertanya, dan juga seberapa tinggi tingkat fanatik mereka.
Pernah datang ke rumah saya sekelompok orang yang terdiri 4-5 orang. Ada yang Katholik, Kristen, juga ada yang Budhis. Diantaranya ada yang menanyakan per-jodohan. Saya jelaskan, di dalam perjodohan yang penting adalah jatah jodoh atau Matius 19 ayat 12.
Kalau seseorang terkena Matius 19 ayat 12 atau dia tidak punya jatah jodoh, maka kalau dia menikah dengan siapa saja akan berakibat penderitaan. Kecuali kalau dia menikah dengan syarat-syarat tertentu.Salah satunya adalah tanpa upacara pesta, pelaminan dan gaun pengantin.
"Si Budhis" berkomentar bahwa dia tidak mungkin terkena Matius 19, sebab pegangan hidup dia adalah Tripitaka, bukan Injil. Injil adalah pegangan hidup umat Kristen atau Katholik.
Saya jawab bahwa pemahaman seperti itu boleh-boleh saja dan tidak melanggar hukum. Tapi saya mau tanya,bagaimana kalau "Si Kristen" ini bilang bahwa dia tidak terkena hukum karma dan reinkarnasi sebab pegangan hidupnya adalah Injil yang tidak ada dan tidak mengenal karma dan reinkarnasi.
"Si Budhis" menjawab bahwa karma dan reinkarnasi berlaku untuk semua umat manusia, jadi dia pasti terkena hukum karma dan reinkarnasi. Saya katakan, "Bagus, itu pula jawaban saya untuk anda.'
Jadi jawaban saya, "Hukum karma berlaku untuk semua umat manusia, Matius 19 ayat 12 juga berlaku untuk semua umat manusia."
Sekarang tinggal tergantung keyakinan masing- masing. Tapi ingat bahwa keyakinan saja tidak dapat mengalahkan hukum karma dan Matius 19.
4. Kalau sudah tidak pakai segala upacara, apakah dapat harmonis?
Bagi orang yang terkena Matius 19 atau tidak punya jatah jodoh, di dalam proses pernikahannya agar tidak memakai segala upacara. Hanya boleh di catatan sipil dan menikah tamasya. Setelah pulang tamasya boleh pesta makan malam, tanpa gaun pengantin dan pelaminan. Beberapa tamu saya menanyakan, kalau sudah dipenuhi syarat tersebut, apakah pasangan pengantin- nya dapat hidup rukun dan harmonis?
Saya jelaskan bahwa semua syarat tadi hanya untuk menghindari atau menetralkan pengaruh atau akibat dari "tidak punya jatah jodoh" yang membuat pernikahan bukan membawa kebahagiaan, tapi malah membawa penderitaan sampai tua.
Kalau pengaruh ini sudah dinetralkan, kerukunan, keharmonisan dan kebahagiaan masih tergantung sifat pribadi masing-masing dan garis hidup mereka berdua. Yang terang akibat buruk "jatah jodoh" sudah dinetralkan.
5. Akibat "jatah jodoh", mengapa hanya sepihak?
Pertanyaan ini jelasnya begini, di dalam pernikahan, misalnya si A (laki-laki) dan si B (perempuan). Ada yang masuk keluarga A, tapi ada juga yang masuk keluarga B. Kalau A punya jatah jodoh dan B tidak punya jatah jodoh, maka si B masuk ke keluarga A yang Punya jatah jodoh agar tidak terkena akibat buruknya. Tapi dalam hal ini tidak demikian- A dan B tetap menderita walaupun Yang tidak punya jatah jodoh hanya B. Ini yang dimaksud hanya sepihak.
Jadi di sini, kalau dalam pernikahan salah satu atau keduanya tidak punya 'jatah jodoh", maka pasangan ini akan menderita.
Penderitaan itu berupa ketidak harmonisan atau cekcok sampai cerai (90%), dapat berupa gangguan kesehatan dan dapat juga berupa gangguan rejeki / materi.
6. Bagaimana mengetahui seseorang memiliki jatah jodoh atau tidak?
Pertanyaan ini juga favorit para tamu saya.
Banyak sekali yang menanyakan cara mengetahui ada jatah jodoh atau tidak.
Karena "jatah jodoh" ini berada di alam gaib, alam spiritual, maka untuk mengetahui perlu memiliki kemampuan spiritual garis Ilahi. Kalau hanya untuk bisa mengetahui tentang jatah jodoh, maka tidak perlu susah-susah belajar ilmu spiritual Ilahi yang membutuhkan waktu yang sangat panjang. Asal tidak fanatik dan mau bertanya kepada Dewi Kwan Im di altar klenteng Tridharma maka anda dapat mengetahui punya jatah jodoh atau tidak, yaitu jatah jodoh untuk diri sendiri.
Untuk tanya jatah jodoh orang lain atau pacar anda, belum tentu dijawab. Sebab jatah jodoh adalah rahasia pribadi seseorang yang tidak boleh sembarang diberitahukan kepada orang lain.
Mengapa perlu di klenteng dengan altar utama Dewi Kwan Im? Karena Dewi Kwan im yang penuh belas kasih' mengurus kehidupan manusia supaya dapat hidup dengan baik.
perlu saya ingat kan" kelenteng Dewi Kwan Im perlu dipilih yang"masih berisi, bersih dan Ilahi.
7. Bagaimana mengetahui Ilahi dan non Ilahi?
Yang perlu diketahui Ilahi atau non Ilahi adalah:
a. Tempat ibadah seperti klenteng, vihara dan lain- lain.
Banyak tempat ibadah seperti klenteng, vihara, altar sembahyang yang tidak "berisi" dewa atau roh suci, melainkan kosong atau berisi makhluk non Ilahi / jin. Kalau tempat itu kosong, tidak ada resiko apa-apa, paling hasil ibadahnya nol. Tapi kalau tempat itu sudah tercemar non Ilahi, ada resiko yang bisa merugikan. Jadi sebaiknya sebelum beribadah sembahyang periksa dulu tempat yang dituju untuk mengetahui tempat itu Ilahi atau non Ilahi dengan bertanya di altar klenteng Tri dharma.
b. Ilmu, seperti kemampuan supranatural, ilmu penyembuhan dan lain-lain.
Ilmu spiritual ada yang Ilahi dan non Ilahi. Ilmu Ilahi di bawah bimbingan para dewa dan roh suci.
Ilmu non Ilahi di bawah kekuasaan para makhluk gaib non Ilahi. Walaupun non Ilahi ada yang baik, tapi tetap beresiko tidak baik, karena non Ilahi biasanya meminta imbalan, dan imbalan ini ditentukan sepihak oleh mereka. Jadi perlu hati-hati dan waspada kalau anda mau belajar ilmu supranatural. Periksa dulu apakah ilmu tersebut Ilahi atau non Ilahi dengan bertanya di altar klenteng Tridharma.
c. Ajaran dan guru spiritual, seperti aliran spiritual, suhu, paranormal, rohaniawan dan lain-lain.
Saya membedakan antara ilmu dan ajaran.
Ilmu untuk kekuatan dan kemampuan supranatural dan ajaran untuk perjalanan hidup dan ibadah. Biasanya ajaran ini diberikan oleh guru spiritual atau guru yang rohaniawan.
Ajaran juga ada yang Ilahi dan non Ilahi.
Yang Ilahi ditempuh dengan penderitaan pada awalnya dan kebahagiaan pada akhirnya.Yang non Ilahi ditempuh dengan kesenangan pada awalnya dan penderitaan pada akhirnya.
Banyak kasus seperti ini telah saya temukan, aliran dan ajaran yang kelihatannya Ilahi dan baik karena mendompleng ajaran Ilahi, pada ujung-ujungnya dibelakang menjadi ajaran sesat. Dan akibatnya bisa fatal.
Hampir di semua ajaran agama ada sisi hitamnya atau aliran hitam nya.
Aliran anti Kristus dan aliran pemuja setan secara terang-terangan memperlihatkan kesesatannya.
Aliran yang lain sembunyi-sembunyi menutupi kesesatannya.
Sekali lagi perlu hati-hati dan waspada.
Jangan mudah percaya apa yang dikatakan, apa yang dikhotbahkan oleh manusia, siapapun dia dan jubah apapun yang dipakai. Tanyakan ke altar klenteng supaya aman.
d. Hu, jimat dan lain-lain.
Hu dan jimat adalah hasil kekuatan spiritual dan supranatural.Jadi bisa berisi kekuatan Ilahi juga bisa non Ilahi, tergantung kekuatan yang dipakai untuk mengisi Hu dan jimat tadi. Tergantung dari ilmu yang dimiliki oleh "orang pintar" itu.
Oleh sebab itu sebaiknya jangan sembarangan meminta Hu atau jimat dari klenteng atau suhu sebelum tahu dia ilmunya Ilahi atau non Ilahi.
8. Hari baik, apakah memang diperlukan?
Saya pernah menulis tentang "ilmu jaman dulu" di buku ke-11"pelangi ilmu spiritual" halaman 77.
Ada beberapa buku yang biasanya dipakai untuk mencari hari baik. Diantara- nya adalah buku Tong Su versi Tiongkok dan buku Primbon Jawa versi tanah Jawa.
Di buku-buku ini sudah tersedia segala macam tabel dan rumus untuk menghitung hari baik. Hari baik untuk buka toko atau usaha, hari baik untuk pindah rumah, hari baik untuk pernikahan, hari baik untuk pemakaman dan lain-lain.
Apakah semua hari baik ini diperlukan?
Dari pengamatan dan pengalaman saya, hari baik masih dibutuhkan, akan tetapi tidak rumit dan rinci seperti yang ditulis di buku.Sebagai contoh, hari baik untuk pernikahan. Diberi rincian kapan penganten laki keluar pintu, arahnya, waktu bertemu dengan mempelai perempuan dan lain-lain.
Hari baik pemakaman dirinci waktu masuk peti, tutup peti, angkat peti, masuk liang lahat, tutup liang lahat dan lain-lain. Juga untuk hari baik pindah rumah perlu jam masuk, arah masuk, bawa perlengkapan macam - macam, bahkan ada yang harus disyarati dengan tidur di rumah yang belum jadi itu semalaman.
Semuanya serba rinci dan rumit.Bahkan ada yang meminta ketepatan waktunya sampai ke menit. Jadi waktu diresmikan perlu pakai hitung mundur seperti mau meluncurkan roket atau pesawat ruang angkasa. Yang seperti ini semuanya tidak diperlukan.Cukup ditentukan harinya, jam sekian sampai jam sekian, rincian nya tidak perlu.Tapi kalau untuk kebutuhan jadwal pelaksanaan mau dirinci, silahkan dirinci sendiri disesuaikan kesibukan kerja.
Petunjuk dari guru roh saya, untuk pindah rumah, buka toko atau buka usaha tidak perlu cari hari baik. Yang perlu cari hari baik adalah ritual syukurannya. Tapi kalau anda masih percaya dengan aturan tradisional yang dirinci rumit tadi, sebaiknya anda ikuti cara itu. Ini untuk kebaikan anda sendiri. Jangan sampai nanti anda terbebani pikiran bersalah sebab mengabaikan aturan yang telah dijalankan secara tradisioanal sejak jaman dulu. Kalau tidak susah dan aneh-aneh, ya dilakukan saja.
9. Apa beda setan, hantu, jin, arwah, roh, siluman dan lain-lain?
Banyak orang masih rancu dan bingung mengartikan kata-kata ini. Juga banyak yang asal pakai saja kata-kata ini walau dia belum mengerti.
Arwah, jin, roh dan lain-lain adalah makhluk halus atau makhluk gaib.Tapi kalau makhluk halus atau makhluk gaib belum tentu jin atau arwah dan lain- lain. Ini seperti merpati adalah burung, tapi burung belum tentu merpati, bisa saja burung pipit atau kutilang.
Arwah adalah roh manusia yang masih membawa identitas manusia.
Arwah Tony adalah roh Tony yang masih membawa identitas Tony waktu masih hidup.Jadi kalau dulu anda kenal Tony, setelah Tony meninggal anda masih dapat mengenali arwah Tony.
Roh tidak memiliki identitas, roh hanya berupa cahaya.Kalau arwah Tony sudah melepas identitas Tony, maka akan menjadi roh.
Ada roh manusia, roh jin dan roh binatang yang tidak dapat saling bertukar tempat.
Jin adalah makhluk Allah seperti manusia, hanya jin tidak memiliki badan jasmani. Roh jin dan roh manusia berbeda.
Jin memiliki keluarga dan beranak pinak, perlu bekerja, punya kebun dan ternak, perlu makan dan sarana untuk hidup lainnya. Hanya semuanya dalam dimensi gaib.
Siluman berhubungan dengan roh binatang. Binatang yang bertapa dan membina diri dapat memperoleh kesaktian. Kalau kesaktiannya sudah cukup, dia dapat merubah diri menjadi wujud manusia dan lainnya. Jadi siluman umumnya memiliki ilmu kesaktian. Jumlah siluman tidak banyak.
Pengalaman saya bertemu dengan siluman tidak banyak, paling waktu saya bertemu dengan orang yang memiliki ilmu berasal dari siluman atau menolong orang yang sedang diganggu oleh siluman. Siluman ada yang baik juga ada yang jahat.
Setan, hantu, iblis. Di dalam buku-buku saya tidak pernah mempergunakan ke-3 istilah ini untuk menyatakan jenis makhluk gaib atau makhluk halus. Sebab istilah setan, hantu dan iblis ini sebenarnya adalah istilah yang dipakai untuk menamakan makhluk gaib yang jahat. Seperti arwah manusia yang jahat,
jin yang jahat atau siluman yang jahat disebut sebagai setan, hantu atau iblis. Jadi kalau hanya menyebut setan atau hantu atau iblis saja, ini menjadi belum jelas apakah makhluk gaib yang jahat ini dari jenis arwah, jin atau siluman. Maka untuk lebih jelasnya saya tidak pernah memakai istilah setan, hantu dan iblis. Saya selalu memakai istilah arwah, jin dan siluman supaya langsung jelas jenisnya.
Tuyul, kuntilanak adalah jenis arwah manusia.
Gendruwo adalah jenis jin.
Macam-macam jadi- jadian, anjing jadi-jadian, babi ngepet dan lain-lain jadi-jadian adalah jenis siluman.
Semua penjelasan mengenai istilah untuk makhluk gaib ini bukan saya ambil dari kamus bahasa Indonesia, tapi merupakan penjelasan yang saya peroleh dari pengalaman perjalanan laku spiritual memasuki alam gaib dan bertemu dengan berbagai makhluk gaib atau makhluk halus. Saya hanya pinjam istilah saja yang sudah banyak dikenal oleh umum.
No comments:
Post a Comment