Monday, April 4, 2016

Garis Kodrat Hidup

Garis Kodrat Hidup
didalam menempuh perjalanan hidupnya, orang perlu mempunyai laku yang baik, mempunyai amal yang baik dan ibadah yang baik, agar doa-doa permohonannya dapat dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Tulisan ini memuat sebagian dari wejangan dan penjelasan dari Eyang Ratu Kidul, yang diberikan pada tanggal 26 mei 2000 sekitar jam 12:30 WIB di pantai Parang Tritis, Yogyakarta.

Wejangan dan penjelasan Eyang Ratu atas permohonan pertolongan dan pertanyaan dari dua teman kami : Dharmawan dan Hartono.

Eyang Ratu : Cucu-cucuku, nanti kalau mau mengambil pasir, ambillah yang di dekat air, pasir yang basah. Ambillah secukupnya saja dan tempatkan pada kantong plastik. Sebelum mengambil pasir, kembang / bunganya dilarung dulu, dan kelapa mudanya diminum dulu. Yang terletak paling kiri untuk temanmu Dharmawan, sebelahnya untuk kalian berdua, yang ketiga untuk temanmu yang punya mobil.Nah sekarang apakah kalian ada yang akan ditanyakan? Kalau ada akan kutunggu. Apakah teman-temanmu ada yang akan ditanyakan?

Dharmawan : Saya memohon pertolongan dan petunjuk dari Eyang Ratu. Bagaimana saya harus menyikapi dan apa yang harus saya lakukan terhadap anak saya yang mempunyai sifat kaku, keras hati, pendiam dan tidak mau menurut nasihat orang tua. Dia baru lulus sekolahnya kemarin.

Eyang Ratu : Manusia hidup tidak ada yang semuanya tidak enak melulu, atau yang enak terus. Itu untuk keseimbangan hidup. Kau mempunyai tiga anak, kan tidak ketiga-tiganya seperti itu. Ada yang adatnya keras, ada yang adatnya nurut orang tua. Coba carilah, apa ada orang tua yang semua anaknya menurut? Atau yang semuanya adatnya keras? Kan tidak ada.

Ya itulah, memang kehidupan manusia ya beraneka ragam, ya seperti itu. Semua itu sudah tugasnya orang tua, dengan cara bagaimana kau mengatasinya, kalau kau dapat mengatasi dengan baik dan bijaksana, kau dapat pahala. Begitu juga anakmu, kalau dengan adatnya yang keras itu masih mau patuh pada nasihat orang tuanya, ya akan ada nilainya sendiri.

Orang hidup itu macam-macam, yang penting kau mohonkan dan kau doakan supaya anakmu memperoleh bimbingan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, supaya mendapatkan jalan yang benar.

Nanti dapat kau kias / ruwat wetonnya (hari lahirnya). Bapak dan ibunya meruwat wetonnya, memang wetonnya mempunyai bawaan beradat kaku. Berdoalah dan mohonkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa supaya hati anakmu dapat lunak dan mau menjalani ruwatan.

Berdoalah menurut agamamu yaitu doa Novena Tiga Salam Maria, supaya anakmu mau diruwat. Ini perlu sekali dan dapat membantu membimbing anakmu. Kalau masalah anak tu banyak orang tua mengalaminya, hanya saja kau tidak mengetahuinya. Semua sama, yang penting adalah tugas dan kewajibanmu kau jalankan. Mohonkan dan doakan, nanti Tuhan Yang Maha Kuasa akan memberi jalan.

Apakah kau sudah mengerti cucu?

Dharmawan : Sudah mengerti Eyang dan terima kasih atas wejangan Eyang Ratu.

Hartono : Eyang Ratu, saya mohon nasihat dan petunjuk untuk anak tunggal saya yang akan melanjutkan sekolahnya di Jerman, apakah dia akan berhasil menyelesaikan sekolahnya?

Eyang Ratu : Anak itu semuanya telah mempunyai garis hidupnya sendiri-sendiri. Kalau garisnya bahwa sekolahnya dapat sampai tinggi ya akan berhasil. Tapi kalau garisnya hanya sampai tingkat sebegitu, ya akan sebegitu saja.

Bersikaplah lapang dada untuk menerima nasib masing-masing.

Jangan melawan nasib yang telah digariskan oleh Tuhan. Nanti kalau dipaksakan, ibaratnya sekolahnya hanya sampai kelas satu, kau maunya kelas tiga, tapi kalau kau paksakan nanti kesehatannya dapat terkena gangguan, atau perjodohannya yang terganggu.

Gangguan itu dapat lebih tidak enak dan lebih berat.

Serahkan saja dan mohonkan tuntunan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Kalau memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa jangan menetapkan minta begini dan begitu.

Mohonlah pangestu dan bimbingan supaya anakmu itu menjalani hidup ini tidak menyimpang dari yang sudah digariskan oleh Tuhan. Kalau itu sudah kau mohon, mau merah atau hijau, hitam atau putih, ya itulah sudah garisnya, perlu diterima dengan hati yang lapang.

Kalau takdirnya merah, diminta jadi hijau, nanti hasilnya malah menjadi hitam, yang begitu itu tidak benar cucu.Yang lapang hati untuk menerima nasib.

Aku tidak dapat menjawab apakah anakmu itu akan berhasil atau tidak sekolahnya. Tapi aku dapat memberikan nasihat saja. Hidup itu sudah ada garisnya masing-masing. Yang penting memohon supaya tidak keluar dari garis itu.

Kalau garisnya kelas satu ya kelas satu, kalau kelas tiga ya kelas tiga, yang penting jangan sampai keluar dari garisnya. Itu semua sudah ditetapkan dari langit. Apakah kau sudah mengerti cucu?

Hartono : Cucu mengerti Eyang.

Eyang Ratu : Apakah masih ada yang akan ditanyakan?

Hartono : Eyang, cucu mau menanyakan satu lagi, mengenai pekerjaan cucu yang baru dirintis di Jakarta. Prospeknya bagaimana? Dan supaya lancar bagaimana?

Eyang Ratu : Yang begitu itu memohonnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, supaya kau diberi berkah, pekerjaanmu dapat selamat dan lancar. Kalau kau memohon seperti itu, nilai permohonanmu itu sudah tinggi.

Berkah pekerjaan lancar dan dalam restunya Tuhan, nanti semuanya ya menurut apa yang ada digarisnya masing-masing.

Kalau waktunya kau mendapat nasib yang kurang baik, ya tidak dapat dihindarkan. Orang hidup itu ada gelombangnya, sebentar gelombangnya tinggi, sebentar gelombangnya tenang. Ya itulah memang romantikanya hidup.

Memohon selalu selamat ya tidak mungkin, memohon supaya senang terus ya tidak boleh. Enak dan tidak enak itu silih berganti. Yang penting kalau kau sudah memohon, agar tidak menyimpang dari garismu.

Hidup itu ada hukumnya, ada aturannya, hukum dan aturannya ini yang penting kau mohon, agar hanya garismu itulah yang kau jalani.

Kalau kau tidak memohon, yang datang adalah “yang tidak-tidak”. Semua yang bukan garismu dapat datang. Tapi kalau kau sudah memohon, yang datang itu hanya yang memang menjadi nasibmu saja.

Kalau nasibmu sedang sial, ya diterima dengan lapang hati. Tapi kalau tidak kau mohon, “yang tidak-tidak” itu banyak sekali yang datang. Kau mengerti apa yang kumaksudkan?

Gelombang hidup itu tidak dapat diluruskan atau diratakan. Naik turunnya itu memang sudah menurut garis nasibnya masing-masing. Sudah cukup cucu, pangestuku untuk kalian semua.

---Terima kasih Eyang Ratu, kami mohon diri---


Sedikit catatan untuk penjelasan :


Dari wejangan Eyang Ratu diatas, bahwa manusia sudah mempunyai dan membawa garis hidupnya/garis kodratnya sendiri-sendiri, garis kodrat yang telah digoreskan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Akan tetapi didalam menempuh perjalanan hidupnya, karena manusia memiliki sisi bebas maka manusia bisa keluar dari garis kodratnya, disebabkan oleh beberapa hal :

1. Karena godaan duniawi – godaan dari luar.
2. Karena godaan didalam dirinya sendiri.
3. Karena gangguan gaib.

Kesemuanya ini yang disebut sebagai “yang tidak-tidak” oleh Eyang Ratu tadi, yang bisa banyak dan silih berganti berdatangan untuk menarik manusia keluar dari garis kodratnya.

Oleh karena itu, didalam menempuh perjalanan hidupnya, orang perlu mempunyai laku yang baik, mempunyai amal yang baik dan ibadah yang baik, agar doa-doa permohonannya dapat dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Itulah yang diwejangkan dan dianjurkan oleh Eyang Ratu tadi.


0 komentar

Post a Comment