Wednesday, April 6, 2016

Ilmu Spiritual Ilahi Tidak Sama Dengan Ilmu Silat

Ilmu Spiritual Ilahi Tidak Sama Dengan Ilmu Silat
gambar ilustrasi
Dalam dunia persilatan, mempelajari dan menguasai berbagai macam aliran ilmu silat makin baik. Sehingga dalam menghadapi lawan tanding, Jurus-jurus ilmu lawan sudah diketahui dan dikenal, sehingga tidak sulit menghadapinya.

Walaupun saya pernah mengatakan bahwa sesama ilmu Ilahi bisa saling mengisi dan saling mendukung. Ini berarti makin banyak guru roh makin baik, sebab ajaran dan ilmunya akan saling men-dukung. Akan tetapi semuanya ini ada syarat-syarat yang perlu diikuti dan ditaati.

Kalau seseorang belum mengangkat guru roh maka dia bebas belajar dari berbagai guru roh Ilahi Dan semuanya memang memungkinkan saling mengisi dan saling mendukung. Akan tetapi kalau seseorang sudah mengangkat guru roh, maka dia sudah tidak bebas mengangkat guru roh lainnya lagi atau belajar dari guru yang lain termasuk guru manusia walaupun ilmunya garis llahi. Mengapa begitu? 

Saya akan menjelaskan dengan sebuah perumpamaan. Misalnya si A sudah mengangkat guru roh kepada Dewi Kwan Im. Guru roh pertama ini saya sebut sebagai guru sejatinya si A. Kalau di dalam program bimbingan ini diperlukan guru roh yang lain, misalnya Sang Budha Gautama, Dewa Hian Thian Siang Tee atau Eyang Semar, maka yang akanmengundang para guru roh ini adalah Dewi Kwan Im sebagai guru sejati si A. Bukan si A yang inisiatif mengundang para guru yang lain tersebut. Di-umpamakan kalau Dewi Kwan Im sebagai guru kelas atau wali kelas di sekalah, maka guru-guru lain yang diminta untuk ikut memberikan pelajaran harus mendapat persetujuan dari wali kelas.

Jadi kalau seseorang sudah mengangkat guru roh, maka dia sudah tidak dapat bebas seenaknya memilih dan mengangkat guru roh lagi sesuai dengan seleranya. Sebab yang membuat program bimbingan spiritual adalah guru sejati. Guru yang lain perlu mengikuti program yang sudah dibuat oleh guru sejati.

Kalau seseorang belum mengangkat guru roh, maka dia bebas untuk mengangkat guru-guru yang lain menurut keyakinan dan kemantapan hati nurani-nya. Karena tidak ada guru sejati, maka program induk bimbingan juga tidak ada, setiap guru dapat membuat program bimbingan sendiri-sendiri untuk si A misalnya. Program sendiri-sendiri seperti ini hanya program tingkat dasar saja. Jadi tanpa mengangkat guru sejati atau guru roh yang pertama, jenjang bimbingannya tidak akan men- capai tingkat yang lebih tinggi. Hanya ditingkat dasar saja. 

Guru roh atau guru sejati tidak pernah datang sendiri, kecuali untuk orang-orang istimewa. Untuk mengangkat guru roh perlu upacara ritual sederhana yang dilakukan di suatu klenteng, vihara, gereja atau Rumah dan tempat ibadah lainnya. Mengenai guru roh saya sudah tulis dalam buku ke-3 dengan judul 'Menelusuri Jalan Spiritual" sampul warna biru.

No comments:

Post a Comment