Kyai Ageng Pemanahan selanjutnya meminta ijin kepada Sultan untuk menempati daerah Mataram itu. Sedang sultan mengijinkan dan berpesan seorang gadis dari Kalinyamat itu supaya diasuh dan dijaga baik-baik. Apabila sudah dewasa hendaklah dibawa masuk ke istana. Pesan itu disanggupi oleh Kyai Ageng Mataram mohon agar diperkenankan mengajak putera Sultan Hangabehi Loring Pasar untuk serta berpindah ke Mataram.
Kyai Ageng sekeluarga berangkat ke Mataram ikut serta dua orang menantunya yaitu R. Dadap Tulis dan Tumenggung Mayang. Ditambah pula Ny. Agung Nis dan juga Ki Agung Jurumertani. Dalam perjalanan, mereka singgah berziarah ke istana Pengging sehari semalam. Sesudah sembahyang Shubuh mereka berangkat menuju Mataram dan berhenti di Desa Wiyono selanjutnya membangun sebuah desa ialah desa Karangsan. Kyai Ageng Pemanahan dan Kya Ageng Jurumertani kemudian mencari pohon beringin yang telah ditanami oleh Kanjeng Sunan Kalijogo untuk tetengger.
Syahdan, gadis pingitan Sinuhun Sultan Hadiwijoyo yang berasal dari Kalinyamat kini telah dewasa. Raden Sutowijoyo pun telah dewasa Ia mengganggu gadis pingitan tersebut. Hal ini segerra diketahui oleh ayahnya yaitu Kyai Ageng Matram.Kyai Ageng Mataram menyatakan, kini belum masanya dan mengajak putranya mengahrap untuk berjanji tetap setia.
Keduanya berangkat dan pergi ke Pajang Sinuhun sedang bercengkrama dihadapan para puteranya/keduanya, melihat datangnya Kya Ageng menyatakan bahwa, menghadapnya itu karena puteranya telah berdosa besar berani melanggar dan mengganggu gadis pingitan dari Kalinyamat.
Sudah lama Kyai Ageng mataram sakit dan mangkat pada 1535 dimakamkan di sebelah barat istana Mataram. Kyai Ageng Jurumartani pergi ke negeri Pajang menghadapkan putranya Almarhum Kyai Ageng Mataram dan Sinuhun sedang bercengkrama, Kyai Ageng Jurumartani memberitahukan tentang mangkatnya Kyai Ageng Mataram. Sinuhun terkejut bahtinya dan mengatakan pada Jurumartani sebagai ganti dari Penghuni mataram ialah ngabehi Loring Pasar dan harap dimufakati dengan nama Pangeran Haryo MataramSenopati Pupuh. Kyai Ageng Jurumartani menyanggupi lalu mohon ijin kembali, ini terjadi pada tahun 1540.
Pangeran Haryo Mataram diangkat tahun 1551 bergelar Kanjeng Panembahan Senopati ing ngalogo yang menguasai tanah Jawa. Kemudian menurunkan raja-raja Surakarta dan Yogyakarta dan para Bupati di Pantai Jawa hingga sekarang.
Pada suatu hari Sinuhun pergi berburu rusa, dengan tiada terasa telah ber4pisah dengan para pengantar dan pengawalnya kemudian beliau diserang punggungnya oleh rusa. Sinuhun diangkat ke Istana dan ia perintahkan untuk memanggil kakanda Panembahan Purboyo dan mennyampaikan amanat agar putera panembahan Purboyo yang bernama Martopuro sebagai wakil menguasai Negeri Mataram. Amanat tersebut disanggupi Sinuhun terkenal dengan gelar Narpati Jeng Sinuhun Sedo Krapyak. Beliau wafat pada bulan Besar tahun Jemawal 1565 dan dimakamkan di bawah makam ayahnya (Panembahan Senopati).
1.Sinuhun Brawijaya raja Majapahit yang terakhir berputera Raden Bondan Kejawan (Lembu Peteng) bergelar Kyai Ageng Tarub III.
2.Kanjeng Ageng Tarub III berputera Kanjeng Ageng Getas Pandowo.
3.Kanjeng Ageng Getas Pandowo berputera Kanjeng Ageng Sela.
4.Kanjeng Ageng Sela berputera Kanjeng Ageng Nis.
5.Kanjeng Ageng Nis berputera Kanjeng Ageng Pemanahan (Kanjeng Ageng Mataram)
6.Kanjeng Pemanahan berputera Kanjeng Panembahan Senopati Ing Ngalogo bertakhta di kerajaan Mataram.
7.Kanjeng Panembahan Senopati Ing Ngalogo berputera Sinuhun Pramu Hanyokrowati (Sinuhun Seda Krapyak).
0 komentar
Post a Comment