Perayaan Tahun Baru Imlek yang diadakan oleh dewan pengurus MATAKiN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) dan Panitia Perayaan sejak Orde Reformasi selalu dihadiri oleh Presiden RI yang ke IV / Abdul Rachman Wahid sampai dengan Presiden Susilo Bambang Yudoyono.
Adapun makna Tahun Baru Imlek / Sien Cia bagi umat Agama Khonghucu yang ditulis oleh Haksu Tjhie Tjay Ing adalah seperti dibawah ini:
Di dalam lingkungan umat Khonghucu atau lebih luasnya di dalam masyarakat Tionghoa.bahkan di dalam lingkungan bangsa-bangsa di Asia Timur, hari tahun baru, meskipun mungkin dikenal dengan sebutan yang berbeda, mempunyai sistem penanggalan yang sama; yaitu tanggal 1 bulan satu Imlek, yang selalu jatuh pada bulan baru antara 21 Januari sampai 19 Febmari, atau antara saat hari Tai Han (Great Cold - saat Terdingin ) sampai dengan hari Hi Swi (Spring Showers - Hujan Musim Semi).
Imlek adalah sistem penanggalan yang berdasarkan peredaran bulan, sebaliknya Yanglik adalah sistem penanggalan yang berdasarkan peredaran matahari. Dalam penanggalan Imlek tiap bulan tanggal satu selalu jatuh pada bulan baru dan pada tanggal 15 adalah bulan pumama. Karena bulan mengelilingi bumi lebih kurang 291/2 han maka tiap bulan terdiri atas 29 atau 30 hari. Penanggalan Yanglik mengutamakan pembagian bulannya untuk disesuaikan dengan peredaran musim. Maka satu tahunnya disesuaikan dengan letak matahari dalam masa satu tahun yang lebih kurang 365 % hari. Penanggalan Imlek kita disesuaikan dengan peredaran rembulan dan dengan peredaran matahari, maka cocok untuk menentukan bulan baru dan purnama dan juga cocok untuk menentukan peredaran musim. Karena itulah semestinya kurang lengkap kalau hanya dinamai Imlek, sekiranya lebih tepat bila dinamai lem- Yang Lik. Untuk mencocokan dengan peredaran matahari tiap 5 tahun diadakan 2 kali bulan Kabisat - Lun Gwee, yang dalam setahunnya berisi 13 bulan.
Ada beberapa sebutan untuk penanggalan imlek kita itu.Nama aslinya ialah He Lik atau Penanggalan Dinasti He. Dinamai He Lik karena Dinasti He ( 2205 - 1766 SM) tercatat sebagai dinasti pertama yang telah menggunakan penanggalan ini. Nama sebutan lain ialah Long Lik, yang artinya Penanggalan Petani, karena penanggalan mi tahun barunya dimulai saat menjelangnya musim semi, dan perhitungan-perhitungan musimnya sangat cocok untuk para petani. Dinamai pula Khongcu Lik atau Penanggalan Nabi Khongcu karena penggunaannya kembali secara resmi sejak zaman Raja Bu ( 140 -86 SM ) dari Dinasti Han ( 206 - 220 SM) yang berdasarkan sabda Nabi Khongcu seperti terdapat di dalam Kitab Lun Gi XV : 11 ( Gan Yan Bertanya bagaimana mengatur pemerintahan. Nabi Bersabda, 'Pakailah penanggalan Dinasti He...............")
Mengapa Nabi Khongcu sampai mengucapkan sabda itu dan bagaimana Raja Bu Tee dan Dinasti Han sampai menetapkan penggunaannya
sebagai penanggalan resmi? Berikut simaklah penjelasan kami dibawah ini.
Nabi Khongcu yang hidup pada zaman Dinasti Ciu ( 1122 -255 SM) merasakan bahwa sistem penanggalan yang dipakai dinasti itu kurang sesuai untuk kepentingan rakyat banyak yang hidup sebagai petani, dimana pada waktu itu tahun baru ditetapkan dengan hari Tangcik ( inter Soltice - Pertengahan Musim Dingin).
Pada zaman dahulu, sudah menjadi tradisi bagi tiap dinasti untuk menggunakan sistem penanggalan yang berbeda-beda. Perbedaan penanggalan ini terutama terletak pada penetapan hari tahun barunya.
Dinasti He menetapkan tahun barunya pada saat Kian len ( saat kejadian manusia ), Cia Gwee ( bulan pertama ) yang sekarang ini. Dinasti len ( 1766 - 1122 SM ) menetapkan saat Kian Thio ( saat kejadian bumi) sebagai bulan baru atau tanggal satu cap ji Gwee ( bulan kedua ) yang sekarang ini. Dan Dinasti Ciu menetapkan saat Kian Cu( saat kejadian langit)sebagai bulan baru Cap-iet Gwee atau tepatnya saat Tangcik (22 Desember ). Di dalam penghidupan rakyat jelata pada zaman dahulu, penetapan saat tahun baru memegang peran penting karena penetapan itu menjadi pedoman mereka dalam menyiapkan pekerjaan di tahun mendatang. Pada zaman kuno itu tidak ada catatan penanggalan yang dimiliki oleh rakyat, karena tidak ada alat-alat tulis seperti sekarang. Mereka menanti saat-saat datangnya tahun baru dan petugas kerajaan yang tiap tahun baru memberikan maklumat- maklumat raja. Di dalam kitab Su King baglan kitab Dinasti He ditulis: " Tiap tahun pada saat datang permulaan musim semi ( Bmg Chun ) diperintahkan orang dengan membawa Bok Tok ( genta logam yang dipukul dengan kayu / canang ) berjalan sepanjang jalan." (untuk menyampaikan amanat-amanat itu).
Sebagaimana yang kita ketahui, karena Dinasti He menetapkan tahun barunya pada saat menjelang musim semi, maka utusannya pun dikirim pada saat itu. Demikian pula halnya dengan Dinasti len atau Siang yang menentukan tahun barunya pada akhir musim dingin atau Kwi Tang, dan Dinasti Cm yang menetapkan tahun barunya pada pertengahan musim dingin atau Tiong Tang. Mereka juga akan mengutus orangnya pada bulan yang sesuai dengan penetapannya itu. Kini dapat kita simpulkan Dmasti He jauh lebih bijaksana karena berita datangnya tahun baru tepat sebagai suatu permtah untuk segera mempersiapkan pekerjaan untuk tahun mendatang. Sedangkan pada Dinasti len dan Ciu rakyat masih harus menanti satu - dua bulan melewatkan musim dingin.
Karena Nabi Khongcu selama masa hidupnya mencurahkan perhatiannya untuk kesejahteraan dan kebahagian rakyat, maka dapat kita pahami mengapa beliau bersabda kepada Gan Hwee tentang pemerintahan yang baik dan meng- anjurkan penggunaan penanggalan Dinasti
He.Sudah barang tentu tidak ada seorang rajapun dari Dinasti Ciu yang mau menerima anjuran Nabi Khongcu tersebut, karena sistem penanggalan adalah lambang suatu Dinasti.
Tidaklah heran jika kemudian Dinasti Ciu runtuh pada tahun 225 SM dan digantikan oleh Dinasti Chien ( 255 - 206 SM ) yang juga mengganti sistem penanggalannya, yang mana tahun barunya justru dimajukan sebulan lagi, jadi bulan Cap Gwee ( bulan kesepuluh ) yang sekarang.
Dinasti Chien tidak lama memerintah, baru turun pada kaisar yang kedua, Ji Si Hong Tee, Dinasti Chien telah ditumbangkan oleh seorang pemberontak dan negara Cho, yang bergelar Cho Po Ong bersama rekannya yang bernama Lau Pang. Setelah musnahnya Dinasti Chien, terjadi pertengkaran antara 2 pemimpm pem- Berontak itu. Cho Po Ong akhirnya kalah dan berdirilah Dinasti Han dengan Lau Pang sebagai rajanya dan bergelar Han Koo Co. Pada awalnya raja-raja Dinasti Han nampaknya selalu sibuk dengan urusan-urusan militer sehmgga urusan perubahan penanggalan dan urusan sipil - urusan sipil lainnya tidak terlalu mendapatkan perhatian. Meskipun demikian terdapat suatu perbedaan besar antara Diansti Chien dan Dinasti Han. Kalau pada zaman Dinasti Chien umat dan tokoh-tokoh agama Khonghucu dianiaya dan dikejar-kejar, pada zaman Dinasti Han mereka mendapatkan kedudukan yang baik.
Kalau pada zaman Dinasti Chien sampai-sampai kitab-kitab suci kita pun dipermtahkan untuk dibakar dan dimusnahkan ( 213 SM), pada zaman Dinasti Han, Pemermtah membantu pengumpulannya kembali dengan didirikannya jawatan-jawatan khusus untuk keperluan itu. Bahkan pada zaman Raja Bu ( 140-86 SM ) agama Khonghucu (ditetapkan sebagai agama negara. Sistem ujian Negara untiik mengganti sistem ketumnan bagi jabatan-jabatan penting yang sesuai dengan jiwa ajaran Nabi Khongcu dilaksanakan, dengan kitab-kitab suci kita sebagai mata pelajaran dasar. Kemudian pada tahun 104 SM, sistem penanggalan yang disabdakan nabi Khonghucu, yaitu yang menggunakan sistem penanggalan Dinasti He, diresmikan kembali sebagai penanggalan negara.
Penggunaan sistem penanggalan Dinasti He adalah salah satu tonggak kemenangan per-juangan dan semangat umat Khonghucu di dalam mengembangan ajaran Nabi Khonghucu.
Semenjak zaman Dinasti Han, meskipun dinasti yang satu runtuh dan diganti dengan dinasti yang lain, tetapi sistem penanggalan yangびsnM di Tiongkok tidak berubah lagi sampai akhir Dinasti Mancu atau Bwan Ciu ( 1922 M) ketika sistem penanggalan resmi diubah menjadi Yang Lik oleh pemerintah Republik Tiongkok.
Khongcu Lik ini menjadi lambang persaudaraan di antara umat agama Khonghucu, Budha dan Taolsme.
Dari uraian diatas tersebut hari Tahun Baru Imlek mempunyai makna penting :
a) Bagi umat Khonghucu menjadi lembaga semangat perjuangan dan kemenangan di dalam usaha membina kehidupan agamanya.
b) Menjadi lembaga persaudaraan diantara umat Ji Kau, Hud Kau, dan Too Kau.
Sebelum kita akhiri uraian ini, baik kiranya kita bahas sedikit mengenai upacara-upacara sekitar perayaan Tahun Baru Imlek. Didalam acara-acara perayaan Tahun Baru Imlek dapat kita urutkan demikian :
1) Tanggal 24 Cap-ji Gwee (bulan 12 Imlek).
Upacara mengantar Co Kun Siang Thian (Malaikat Dapur naik ke langit pada saat Cu Si, yaitu antara jam 1 1.00 sampai jam 01.00 malam).
Co Kun adalah malaikat yang mempunyai peranan penting di dalam keluarga, karena mekipun tempatnya di dapur, tetapi adalah yang menilik segenap isi keluarga dan mempunyai wewenang melaporkan kepada THIAN, yang kemudian berdasarkan laporan Co Kun ini, akan membuat keputusan untuk menurunkan berkah atau hukuman bagi si keluarga.
Di dalam Kitab Lun Gi 111:13 tertulis: Ong Sun-ke bertanya:
"Apakah maksud peribahasa 'Daripada bermuka-muka kepada malaikat Oo (penjaga sudut rumah barat-daya ) lebih baik bermuka-muka kepada malaikat Co.'
Di dalam Kitab Lun Gi 111:13 tertulis: Ong Sun-ke bertanya:
"Apakah maksud peribahasa 'Daripada bermuka-muka kepada malaikat Oo (penjaga sudut rumah barat-daya ) lebih baik bermuka-muka kepada malaikat Co.'?"
Nabi Bersabda, "Itu tidak benar, siapa berbuat dosa kepada THIAN tidak tempat meminta do'a."
Maksud sabda Nabi disini ialah, kalau kita merawat altar Co Kun, menghormati dengan keluhuran budi, jangan dengan hati yang dipenuhi sifat mencari keuntungan saja, Co kun adalah mahluk suci yang tidak akan berbuat tidak benar menurut keinginan nafsu-nafsu rendah kita.
2) Hari menjelang 1 Cia Gwee sering kita sebut Ji Kau Jiet / Me:
Pada hari ini ada dua upacara penting :
• Siang hari Sembahyang Besar kepada leluhur.
• Malam hari sembahyang Besar sujud dan syukur kepada THIAN YME. ( pada saat Cu Si: jam 11.00 - 01.00 malam).
jelang 1 Cia Gwee sering kita sebut Ji Kau Jiet / Me:
Pada hari ini ada dua upacara penting :
• Siang hari Sembahyang Besar kepada leluhur.
• Malam hari sembahyang Besar sujud dan syukur kepada THIAN YME. ( pada saat Cu Si: jam 11.00 - 01.00 malam).
3) Hari Sien cia :
Untuk mengucapkan selamat, hormat dan mohon maaf kepada orang tua dan sanak famili yang lebih tua dan saling memberiselamat antara kawan dan saling memaafkan Ini dapat dilakukan sampai hari Cap Go Meh.
4) Tanggal 4 Cia Gwee, menyambut malaikat Co Kun turun.
5) Tanggal 8-9 Cia Gwee, Sembahyang Besar kepada THIAN YME atau King Thi Kong.
Upacara ini tepatnya juga dilaksanakan pada saat Cu Si. Upacara ini mempunyai perbedaan prinsip dengan upacara malam tahun baru. Kalau pada malam tahun baru adalah untuk merenungkan segala yang kita alami pada tahun yang lalu dan kemudian kita bersujud, bersyukur dan memohon ampun atas kesalahan kita yang lampau, upacara King Thi Kong adalah untuk meneguhkan iman dan tekad kita, berprasatya kehadapan THIAN YME apa yang akan kita sanggupkan di masa-masa mendatang.
Karena untuk King Thi Kong ini diperlukan pesiapan mental yang baik, maka berdasarkan keputusan MATAKIN, sehari setelah Sien Cia dapat dimulai Ciak Chai, berpantang dan selanjutnya bersuci diri bermandi keramas untuk menyiapkan diri bagi upacara suci itu.
6) Tanggal 15 Cia Gwee diadakan upacara dan pesta penutupan hari raya Sien Cia.
Upacara Cap Go Me ini biasanya mempunyai acara yang lebih meriah, besar dan lebih bebas. Dan setelah itu mulailah tugas-tugas yang wajib kita laksanakan pada tahun mendatang sepenuhnya. Semoga dengan merayakan Tahun Baru Imlek kita menjadi terketuk hatinya dan mendapatkan dorongan semangat untuk berusaha mengem-bangkan ajaran Nabi demi tercapainya kesejahteraan dan kebahagian di dalam kehidupan pribadi, kekuarga, masyarakat, Negara dan kemanusiaan.
Semoga THIAN YME menyertai!
Sancai
No comments:
Post a Comment