Banyaknya unsur mistik dan isu mistik inilah yang mengusik saya untuk menulis topik ini. "Siapa dan apa yang ada di Gunung Kawi' melalui kacamata spiritual, mata batin dan pengalaman spiritual kami berdua.
Isu besar bahwa Gunung Kawi adalah tempat meminta pesugihan dan meminta 'imbalan' nyawa, adanya banyak siluman dan makhluk gaib lainnya sudah lama beredar, sejak saya masih remaja sampai sekarang. Dan isu yang 'lagu lama' ini, yang selalu sama ceritanya, seolah-olah sudah menjadi sebuah cerita legenda, dari masa ke masa.
Tidak banyak orang yang percaya isu-isu negatif ini, lebih banyak orang yang mentertawakan-nya. Sebab bagi mereka yang pemah ke Gunung Kawi, apa yang mereka lihat dan mereka alami sama ,sekali tidak seperti isu-isu itu.
Isu 'banyak orang menjadi kaya karena ke Gunung Kawi', isu seperti ini perlu dikoreksi menjadi 'banyak orang kaya ke Gunung Kawi.,.
Apakah benar bahwa orang bisa menjadi kaya karena minta rejeki di Gunung Kawi? Bisa benar juga bisa tidak benar. Gunung Kawi bukan tempat pesugihan yang non Ilahi. Yang bersemayam atau yang 'duduk di sana adalah 'leluhur roh suci' dari garis Ilahi seperti para roh suci yang duduk di altar klenteng Tri Dharma. Di sana tidak ada pesugihan yang 'mendongkrak' atau memberi 'doping' rejeki. Kalau wadah rejekinya kecil tidak mungkin dibuat besar dan menjadi kaya.
Memang ada beberapa orang yang dulunya usahanya kecil, rejekinya kecil, setelah memohon kelancaran usahanya, rejekinya menjadi lancar. Kasus seperti ini pernah saya telusuri melalui mata batin saya, temyata orang tersebut memiliki garis rejeki yang baik, punya karma baik yang cukup besar. Usahanya terhambat dan rejekinya tersendat disebab-kan pintu rejekinya' belum terbuka penuh, ada hambatan gaib yang menyebabkan pintu rejeki tersebut tidak dapat terbuka penuh. Setelah memohon kelancaran rejeki dan usaha di Gunung Kawi, hambatan-hambatan gaib yang mengganggu pintu rejekinya disingkirkan oleh 'leluhur roh suci Gunung Kawi maka usahanya menjadi maju dan rejekinya lancar.
Kalau orang yang rejekinya kecil dan pintu rejekinya sudah terbuka penuh, kemudian minta rejeki lancar dan usahanya maju di Gunung Kawi, dia tidak akan menjadi kaya. Sebab 'leluhur roh suci' Gunung Kawi yang garis Ilahi tidak pemah memberikan pesugihan yang non Ilahi. Tidak pemah mendongkrak rejeki seseorang sampai melampaui 'wadah' yang sudah ditentukan ‘dari atas'
Lalu untuk apa banyak orang kaya ke Gunung Kawi? Apa yang diminta?
Lalu untuk apa banyak orang kaya ke Gunung Kawi? Apa yang diminta?
Yang diminta oleh sebagian besar orang kaya ke Gunung Kawi bukan untuk menjadi lebih kaya. Umumnya mereka minta perlindungan keselamatan untuk keluarganya dan usahanya dari gangguan-gangguan gaib maupun gangguan orang-orang jahat dalam persaingan usaha.
Pada sekitar tahun 1987-1988 saya pemah melihat statistik jumlah pengunjung ke pesarean Gunung Kawi mencapai sekitar satu juta orang per tahun. Kalau 0,01% atau sepersepuluh ribunya adalah orang kaya, maka akan ada 100 orang kaya ke Gunung Kawi. Suatujumlah yang sudah cukup untuk membuat isu "banyak orang menjadi kaya karena ke Gunung Kawi. Tapi yang benar adalah banyak orang kaya ke Gunung Kawi.
Pada sekitar tahun 1987-1988 saya pemah melihat statistik jumlah pengunjung ke pesarean Gunung Kawi mencapai sekitar satu juta orang per tahun. Kalau 0,01% atau sepersepuluh ribunya adalah orang kaya, maka akan ada 100 orang kaya ke Gunung Kawi. Suatujumlah yang sudah cukup untuk membuat isu "banyak orang menjadi kaya karena ke Gunung Kawi. Tapi yang benar adalah banyak orang kaya ke Gunung Kawi.
Kebesaran spiritual pesarean Gunung Kawi.
Sekitar tahun 1993, saya dan istri berkunjung ke Gunung Kawi untuk menghaturkan sembah sungkem kepada Eyang Jugo dan Mbah Imam Sujono. demikian kami memanggil beliau berdua. Setelah tabur bunga, saya melakukan meditasi kontak batin dengan Eyang Jugo di ruang besar pesarean.
Sekitar tahun 1993, saya dan istri berkunjung ke Gunung Kawi untuk menghaturkan sembah sungkem kepada Eyang Jugo dan Mbah Imam Sujono. demikian kami memanggil beliau berdua. Setelah tabur bunga, saya melakukan meditasi kontak batin dengan Eyang Jugo di ruang besar pesarean.
Saya memohon ijin dan kemurahan hati Eyang Jugo untuk diperbolehkan mengetahui kebesaran spintual pesarean Gunung Kawi. Maksud saya untuk diperbolehkan melihat dimensi gaib kebesaran komplek pesarean Gunung Kawi.
Dalam posisi bersila dalam kondisi samadhi, roh saya diangkat ke atas, mengapung naik ke udara. Mula-mula terlihat komplek pesarean ada di bawah, di lereng selatan Gunung Kawi, dan dari situ memancar sinar putih cemerlang naik ke langit. Roh saya terus dibawa naik ke atas mengikuti sinar putih itu. Terlihat di bawah saya bumi yang makin lama makin kecil. Saya masih terus dibawa naik mengikuti sinar putih itu. Di bawah saya mulai melihat bumi sebagai titik kecil mengelilingi matahari bersama planet-planet yang lain. Susunan tata surya kita terlihat makin kecil di bawah sana. Saya masih terus dibawa naik ke alam semesta mengikuti sinar putih cemerlang itu. Rasa khawatir saya muncul juga, mau dibawa naik sampai ke mana saya ini. Saya mendongakkan kepala saya untuk melihat ke atas mengikuti arah sinar putih itu. Sepanjang mata memandang, smar putih itu masih tems menjulang tmggi menembus jagad raya menuju alam semesta. Roh saya tertegun lama sekali memandangi sinar putih cemerlang itu menjulang tinggi menembus alam semesta.
Saya merasa bersyukur dan terharu telah diperbolehkan melihat kebesaran spiritual tempat itu. Terkejut dan takjub melihat sinar putih cemerlang menjulang naik ke langit, ke alam semesta. Kebesaran spiritual Gunung Kawi yang berarti pula kebesaran spiritual yang dimiliki oleh Eyang Jugo dan Mbah Imam Sujono.
Saya merasa bersyukur dan terharu telah diperbolehkan melihat kebesaran spiritual tempat itu. Terkejut dan takjub melihat sinar putih cemerlang menjulang naik ke langit, ke alam semesta. Kebesaran spiritual Gunung Kawi yang berarti pula kebesaran spiritual yang dimiliki oleh Eyang Jugo dan Mbah Imam Sujono.
Saya juga pernah melihat sinar putih cemerlang yang menjulang ke angkasa seperti itu di beberapa tempat di Pulau Jawa. Seperti di Jumprit, di Welahan, di Banten, di Borobudur dan di Dieng. Hanya saja tidak sampai dibawa naik ke angkasa mengikuti sinar putih itu seperti yang saya terima di Gunung Kawi.
Sinar putih cemerlang yang menjulang naik ke langit menunjukkan tingkat ke-Ilahian tempat ibadah itu. Di negara lain juga ada, tapi tidak banyak. Di komplek pesarean Gunung Kawi ini ada sumber air yang dinamakan Sumber Manggis, sebab sumber air ini memang berada di sebelah pohon manggis yang besar dan tua. Air di Sumber Manggis ini punya tuah seperti air di Umbul Jumprit di daerah Temanggung, hanya fungsi kegunaannya yang berbeda. Air Sumber Manggis memiliki tuah untuk menyingkirkan dan membersihkan halangan yang menghambat terbuka-nya pintu rejeki seseorang, bukan untuk mendongkrak / doping rejeki seseorang.
Bagi peziarah ke Gunung Kawi, sebaiknya dapat meluangkan waktu untuk dapat mandi di Sumber Manggis ini. Sebab berkahnya juga untuk kesehatan dan keharmonisan keluarga.
Siapakah Eyang Jugo dan Mbah Imam Sujono ini?
Saya tidak membahasnya dalam tulisan ini. Tapi kalau anda mau tahu, anda dapat membaca prasasti yang dipasang di kanan kiri tangga masuk gedung pesarean Eyang Jugo dan mbah Imam Sujono. Prasasti menurut duniawi dan manusiawi, bukan menurut dimensi spiritual para roh suci.
Saya tidak membahasnya dalam tulisan ini. Tapi kalau anda mau tahu, anda dapat membaca prasasti yang dipasang di kanan kiri tangga masuk gedung pesarean Eyang Jugo dan mbah Imam Sujono. Prasasti menurut duniawi dan manusiawi, bukan menurut dimensi spiritual para roh suci.
No comments:
Post a Comment