Saturday, September 16, 2017

Perilaku Bakti di dalam agama konghucu


Sujud hormat kepada orang-tua atau leluhur yang telah mendahului kita adalah suatu hal yang sangat penting untuk menuju dan merawat semangat berbakti yang menjadi pokok tumbuhnya berbagai benih-benih kebajikan. Melakukan sujud hormat kepada arwah orang tua dan leluhur adalah kewajiban dan hak yang diridhoi oleh TIAN (Tuhan Yang Maha Esa). 

Nabi Kongzi bersabda: 

"Bersembahyang kepada roh yang tidak seharusnya disembah (yang bukan hak), itulah menjilat. Mengetahui kebenaran tetapi tidak melakukannya, itulah tiada kebenaran.(Lun Yu III: 24 )

Perilaku berbakti tidak hanya terkait langsung antara anak dengan orang tua melainkan berkembangnya di dalam segenap perilaku. Hal ini tersurat di dalam LI JI XX IV : 14. 

"Tubuh  ialah warisan tubuh ayah bunda. memberlakukan warisan tubuh ayah bunda beranikah tidak hormat ? Hidup dengan cara tidak patut, itu tidak berbakti. Mengabdi kepada pemimpin tidak setia,itu tidak berbakti. Memangku jabatan tidak bekerja Sungguh-sungguh, itu tidak berbakti,Bergaul dengan kawan dan sahabat tidak dapat dipercaya,Itu tidak berbakti. Bertugas di medan pertempuran tidak mempunyai keberanian, itu tidak berbakti. "

Jadi, laku bakti itu tidak hanya perilaku yang berhubungan langsung antara anak dan orang tua, melainkan juga berkembang di dalam segenap perilaku kehidupan sehari-hari.

Perilaku berbakti tidak benar kalau diartikan sekedar menuruti orang tua, melainkan patuh didalam jalan suci, untuk itu adalah sebagai berikut:

Nabi Kongzi membimbing kita, seorang anak dalam perilaku bakti hendaknya memegang prinsip, "Jangan Melanggar",

"Pada saat hidupnya layanilah sesuai dengan kesusilaan; pada waktu meninggal dunia; makam-kan sesuai dengan kesusilaan; dan sembahyangi-lah sesuai dengan kesusilaan." (Lun Yu II: 5)

Jelasnya, yang dimaksud dengan prinsip tidak melanggar atau tidak bertentangan itu ialah: 

-tidak bertentangan dengan kesusilaan,
-tidak bertentangan dengan kebajikan,
-tidak bertentangan dengan firman Tian,
-tidak bertentangan dengan Jalan Suci.

Jadi tidak benar kalau diartikan sekedar menuruti orang tua, melainkan juga patuh di dalam Jalan Suci.

Beberapa perilaku berbakti adalah sebagai berikut:

a. Memperhatikan kesehatan, sehingga tidak menyedihkan orang tua karena sakit.

b. Menjaga perilaku dan tekun belajar sehingga memberi ketentraman hati orang tua.

c. Ada rasa hormat dan cinta yang tulus, tidak asal dapat merawat dan melayani.

d. Menegak-kan diri di dalam jalan suci sehingga menjaga nama baik orang tua dan leluhur; dan hidup ini diberkati.

e. Hati-hati saat orang tua meninggal dunia dan tidak melupakan sekalipun telah jauh.

f Semua itu karena satyanya kepada Tian dan dipenuhi semangat berbakti.

Adapun batin seorang putra berbakti adalah:

"Biasanya orang pada waktu muda selalu terkenang kepada ayah-bunda, setelah mengenal keelokan wajah, ia rindu kepada kekasihnya: setelah beranak-istri, ia terkenang kepada anak istrinya dan setelah memangku jabatan terkenang kepada rajanya. tetapi orang yang besar rasa baktinya, sepanjang hidupnya akan tetap terkenang kepada ayah bundanya." (Mengzi VA : 1 / 5)

1 comment: