Saturday, March 26, 2016

Sepotong Jalan Kehidupan Spiritual

Sepotong Jalan Kehidupan Spiritual
Sepotong Jalan Kehidupan Spiritual 

l. Waktu dan keadaan membentuk pertemuan dengan guru roh. 
Dalam laku spiritual hanya boleh maju, tidak boleh berhenti. 
Lebih baik maju daripada berhenti menunggu. 
Karena ada kekurangan, maka ada kemajuan.


Saya sering mendengar beberapa spiritualis mengatakan bahwa, "Semua kejadian tidak ada yang kebetulan." Ini berarti harus ada yang mengatur. Saya setuju, tapi bagi saya yang terpenting adalah perlu tahu siapa yang mengatur. Apakah ada manusia yang mengatur atau yang lain seperti rohnya sendiri, roh pendamping, roh pembimbing dari guru roh atau roh suci yang lain.

Sebuah pertemuan dibentak oleh waktu dan keadaan.Waktunya ada dan keadaan tempat dan situasinya memungkinkan. 

Begitu juga pertemuan dengan guru roh. Sebuah pertemuan yang tidak semudah pertemuan - pertemuan yang lain. Bahkan menurut saya sebuah pertemuan yang sangat sulit.

Dalam kurun waktu sekitar 3500 tahun dan sebanyak 15 kali saya reinkarnasi. Karena waktu dan keadaannya memungkinkan, diatur oleh para roh suci, penemuan saya dengan istri saya Silvie dalam kehidupan kali ini adalah yang ke-6 kalinya. Baru dalam kehidupan kali ini sebagai suami-istri.

Kalau mau berhasil dalam laku spiritual, maka perlu terus maju dan tidak boleh berhenti. Ibarat setitik air yang jatuh dari langit ke lereng gunung. Maka setitik air ini perlu maju terus mengikuti aliran air dari kali kecil ke sungai lalu ke laut sebagai tempat asalnya. 

Tidak boleh berhenti menunggu di sawah, selokan atau comberan. Karena pasti gagal untuk kembali ke lautan.

Dalam menjalani program bimbingan guru roh, pasti merasakan adanya kekurangan pada dirinya. Dan akan berusaha menutup kekurangan tersebut. Kalau berhasil maka akan ada kemajuan yang dicapai. Perlu sering melakukan evaluasi dan introspeksi diri untuk menemukan kekurangan yang ada, memperbaikinya dan maju setapak lagi.


2. Bersyukur dalam kehidupan kali ini. 
Dapat bertemu dan mengangkat guru roh.
Sehingga banyak yang baik dapat diberitahukan. 
Semoga bermanfaat untuk pelaku spiritual yang lain.


Seorang pelaku spiritual tidak dalam setiap kali kehidupan dapat bertemu dengan guru roh. Maka sangat beruntung kalau dalam kehidupan kali  ini dapat mengetahui, menemukan dan dapat mengangkat guru. Karena kesempatan emas ini tidak mudah didapat.

Dalam kehidupan kali ini, saya berhasil bertemu dan mengangkat guru roh sehingga banyak bimbingan dan pelajaran spiritual saya terima. Banyak pelajaran yang baik dapat saya beritahukan kepada mereka yang serius mau menempuh jalan spiritual Ilahi. Banyak yang sudah saya tulis dan jelaskan di dalam buku - buku saya, baik berupa arahan supaya berhasil, arahan agar tidak melanggar rambu dan pengalaman- pengalaman yang baik untuk diketahui. Informasi yang dapat saya berikan hanya sebatas itu.


3. Jalan spiritual memang sangat panjang. 
Sangat jarang dapat dicapai dalam sekali kehidupan. 
Spiritual tidak hanya dilihat dari depan. 
Tapi juga dibelakangnya.


Perjalanan spiritual adalah perjalanan roh. Roh memiliki umur yang sangat panjang. Hampir abadi, tapi tidak abadi. Sebab di alam semesta ini tidak ada yang abadi.

Roh menempuh perjalanannya dari reinkarnasi yang satu ke reinkarnasi yang lain. Dan terus begitu untuk waktu yang sangat lama. Berkalpa-kalpa tahun menurut istilah Budhis.

Roh menempuh perjalanan ini bertujuan untuk dapat lebih "memurnikan" roh nya,untuk lebih "mensucikan" rohnya, untuk lebih "meningkatkan" rohnya, untuk dapat lebih "dekat" dengan Sang Pencipta dan lain-lain.

Anda boleh memilih sendiri istilah-istilah ini dimana dapat membuat anda lebih mengerti maksudnya.Saya lebih memilih istilah "tingkat" atau kelas seperti dalam pendidikan. Sebab untuk dapat naik kelas atau tingkat perlu belajar, perlu ujian dan ada jenjangnya.

Ada tingkat dasar, tingkat menengah, tingkat tinggi dan lain-lain.

Pengetahuan yang saya peroleh dari para guru roh saya, jenjang perjalanan roh ini ada 33 tingkat.

Dalam istilah Budhis dibagi menjadi 8 tingkat alam dewa, 8 tingkat alam Arahat, 8 tingkat alam Bodhisatva dan 9 tingkat alam Budha.

Dalam ajaran Tao disebut sebagai tingkat langit. Misalnya dewa A dari langit ke 24.Di dalam usaha untuk naik satu tingkat langit ini tidak mudah, sangat jarang dapat dicapai dalam sekali kehidupan atau sekali reinkarnasi.

Menjalani laku spiritual Ilahi berarti melakukan perjalanan roh di alam gaib. Di alam gaib banyak sekali makhluk gaib, baik yang Ilahi maupun yang non Ilahi.

Yang non Ilahi ini ada yang memiliki kemampuan supranatural atau kesaktian dan dapat meniru atau memalsukan jati diri menjadi dewa atau roh suci.Maka banyak orang pintar yang memiliki kemampuan supranatural untuk penyembuhan,mengusir jin,menjadi guru spiritual dan lain-lain, mendapatkan kesaktian semacam itu dari makhluk gaib non Ilahi.Atau lebih jelasnya, di belakang orang pintar itu ada makhluk gaib non Ilahi yang mengerjakan atau membantu.

Walaupun yang non Ilahi ada yang baik dan ada yang jahat, tapi yang non Ilahi tetap memiliki reslko negatif. Maka sering saya tulis untuk mengingatkan", "Jangan mudah percaya apa yang dikatakan oleh manusia siapapun dia dan jubah apapun yang dipakai. Termasuk manusia yang bernama Herman ini,sebab saya juga manusia."

Oleh karena itu ilmu spiritual atau spiritualis jangan dilihat "dari depan" saja. Juga perlu dilihat "dibelakangnya" ada siapa. Ilahi atau non Ilahi.


4. Menjalani laku spiritual tanpa dibimbing guru. 
Hanya akan berputar-putar tidak ketemu ujung Ilahi. 
Tanpa cahaya penerangan. 
Hanya bertemu ujung non Ilahi.


Waktu saya berusia 40 tahun, jadi sekitar 30 tahun yang lalu, saya bertemu dengan seorang guru spiritual. Dia mengatakan bahwa dia hanya dapat memberikan kunci untuk membuka pintu "rumah spiritual" setiap muridnya dan mengantarkan sampai di depan pintu tersebut. Setiap muridnya dipersilahkan membuka dan masuk ke "rumah spiritual"-nya masing-masing. Dia tidak dapat memberikan petunjuk dan bekal apa-apa, sebab setiap rumah tersebut isinya bisa berbeda-beda.

Jadi sang murid dipersilahkan melihat, mengetahui dan mengerti apa saja yang dapat dia peroleh, dan pengalaman apa saja yang dapat dia alami.

Karena pada waktu itu spiritual saya masih rendah, belum dapat menjangkau apa sebenarnya arti petunjuk dari guru spiritual ini. Maka saya sempat menyayangkan sikapnya yang membiarkan murid- muridnya mencari sendiri tanpa dibekali gambaran dan petunjuk-petunjuk praktisnya.

Sekitar 10 tahun kemudian saya baru mengerti mengapa guru spiritual tersebut bersikap seperti itu. Dia benar. Yang dapat membimbing muridnya memasuki "rumah spiritual Ilahi" hanya guru roh, bukan guru manusia.

Hanya guru roh yang dapat mengetahui "isi rumah spiritual Ilahi" yang akan dimasuki oleh sang murid. Maka hanya guru roh yang dapat membuat program bimbingan untuk sang murid. Tanpa bimbingan guru roh, menjalankan laku spiritual Ilahi hanya akan berputar-putar tidak ketemu ujung Ilahi. Dan tanpa cahaya penerangan dari gum hanya bertemu dengan ujung non Ilahi. Hanya bertemu dengan para makhluk gaib non Ilahi.


5. Membiarkan roh-mu membimbing. 
Kau akan melangkah maju. 
Membiarkan pikiranmu membimbing. 
Kau akan melangkah mundur.


Guru roh hanya dapat dicapai melalui roh orang tersebut, tidak dapat dicapai melalui pikiran Bimbingan dan guru diberikan melalui roh murid. Hal ini baru dapat diperoleh kalau roh murid sudah dibangkitkan atau sudah bangun. Oleh karena itu, pada tahap pertama program bimbingan guru, kecuali sang murid dibenahi dan dikikis kemelekatan terhadap keduniawian, juga perlu dibangkitkan rohnya.

Setelah rohnya bangun, bimbingan guru diberikan melalui roh murid. Maka dikatakan "Membiarkan roh- mu membimbing, kau akan melangkah maju." Sebab semuanya datang dari sang guru.

"Membiarkan pikiranmu membimbing, kau akan melangkah mundur." Sebab bimbingan yang datang-nya dari pikiran sifat dasarnya adalah yang duniawi.Datangnya dari panca indra, diolah di otaknya, keluar dalam bentuk pikiran yang sifatnya cenderung duniawi.Sedangkan mengikis kemelekatan terhadap keduniawian adalah tujuan mendasar dari laku spiritual Ilahi. Jadi jangan biarkan pikiran yang dominan membimbing, tetapi hati nurani yang bersih dan roh-mu yang perlu lebih dominan membimbing.



6. Kau harus terus jalan dan maju. 
Terus belajar jangan bimbang dan ragu.
Pusatkan pikiran pada hati nurani yang bersih.


Menjalani laku spiritual Ilahi seperti perjalanan setitik air yang jatuh dari langit di lereng sebuah gunung. Untuk dapat kembali ke samudra asalnya, dia harus terus mengalir, berjalan maju, tidak boleh berhenti. Sebab berhenti berarti tidak mengikuti aliran air yang ada dan gagal.

Dalam menjalankan laku spiritual orang harus terus belajar dibawah bimbingan guru, jangan bimbang dan ragu. Sebab bimbang dan ragu atas apa yang dilakukan akan membuat guru tidak dapat memberikan bimbingan. Kalau hal ini berlanjut, maka anda tidak akan dibimbing lagi oleh guru.Jangan takut dan khawatir, guru belum meninggalkan anda. Asal anda bisa menghilangkan rasa bimbang dan takut tadi dan mengubahnya menjadi yakin dan mantap, guru akan kembali memberikan bimbingan.

Akan tetapi kalau anda tidak tahu, tidak menyadari atau cuek dengan kondisi tidak dibimbing ini untuk waktu yang lumayan panjang, anda akan ditinggal guru. Sebab untuk bisa mendapatkan kembali kesempatan ke-2 mengangkat guru, syaratnya lebih berat dan tidak gampang.

Perlu melakukan evaluasi laku spiritual anda setahun sekali, agar kalau ada kesalahan dapat cepat diketahui.


7. Akan datang masalah dimana harus pasrah. 
Jangan takut, tidak ada beban lebih. 
Harapan tetap terang.


Ada banyak masalah yang menghadang jalan kehidupan manusia. Di antara banyak masalah itu ada yang berhubungan dengan karma. Di dalam Injil Kristen dikatakan, "Apa yang kau tebar, itulah yang akan kau tuai." Di dalam ajaran Islam dikatakan, "Apa yang kau tanam, itulah yang akan kau petik."

Saya sering mengatakan dengan kalimat, "Masalahnya datang dari diri sendiri." Jadi hanya dirinya sendiri yang dapat menyelesaikan, orang lain tidak dapat berbuat apa-apa.

Spiritual Ilahi tidak dapat menolong masalah yang berhubungan dengan karma. Sang Hyang Budha Gautama saja mengatakan, ada dua hal beliau tidak dapat menolong manusia. Pertama, masalah yang berhubungan dengan karma manusia. Kedua, menolong orang yang tidak mau ditolong.

Jadi masalah yang datang akibat pembayaran karma sudah tidak dapat di-apa-apakan. Hanya bisa menjalaninya saja uiituk membayar lunas. Maka kalau datang masalah seperti ini, sebaiknya jangan melawan atau berentak, tidak ada gunanya. Hasilnya akan jadi lebih parah. Maka dikatakan, "Akan datang masalah dimana harus pasrah." Pasrah menerima, sebab semua itu dulu hasil perbuatannya sendiri.

"Jangan takut, tidak ada beban lebih." Ini berlaku untuk mereka yang telah mengangkat guru, yang telah rajin dan tekun menjalankan bimbingan dari guru. Sebab guru akan mengatur datangnya Pembayaran karma sesuai dengan keadaan dan kemampuan sang murid. Guru akan mengatur agar murid tidak menerima beban lebih Dalam keadaan kuat akan didatangkan pembayaran karma yang berat.

Dalam keadaan yang lemah akan didatangkan pembayaran karma yang ringan saja. Jadi jangan takut, tidak ada beban lebih.Maka dari itu, selama anda tekun dan rajin menjalankan semua bimbingan guru dengan baik dan benar, harapan anda tetap terang. Jangan khawatir.


8. Jangan mudah percaya apa yang dilihat mata. 
Harus berani melepas agar dapat menerima. 
Guru tidak pernah menelantarkan murid.


Mata adalah salah satu panca indra pada tubuh jasmani. Mata hanya dapat melihat benda materi, tidak dapat melihat gaib atau non materi. Yang dapat melihat non materi atau gaib adalah mata batin atau mata gaib. Mata batin dapat melihat walaupun dalam keadaan tertutup.

Mata panca indra maupun mata batin mudah ditipu maupun tertipu oleh makhluk gaib yang memiliki ilmu kesaktian. Sebab mereka memiliki kemampuan untuk membuat atau menciptakan visualisasi yang dapat dikirim ke indra mata maupun mata batin seseorang. Terutama ke orang-orang yang baru mulai belajar meditasi dan laku spiritual, atau orang yang ilmunya masih tingkat dasar. Maka perlu untuk tidak mudah percaya apa yang dilihat mata.

Harus berani melepas agar dapat menerima.
Ini adalah wejangan dari Dewa Hok Tek ceng Sin kepada salah satu anggota "kelompok hijau". Hal ini ada hubungannya dengan hukum keseimbangan yang telah saya tulis dalam buku ke-5 dengan judul "Dialog Dengan Alam Dewa" halaman 20 yang berisi:

l. Yang tidak memberi, tidak dapat menerima. 
2. Yang mau menerima, perlu mau memberi. 
3. Yang diberikan, menentukan yang akan diterima.

Dewa Hok tek Ceng Sin mengatakan dengan kalimat yang lebih tepat dan tegas. 

Harus berani melepas agar dapat menerima. Bandingkan dengan, "Yang tidak memberi, tidak dapat menerima." Tidak memberi berarti tidak mau melepas, sehingga tidak dapat menerima. Sang dewa lebih tegas, harus berani melepas, yang berarti harus mau memberi, agar dapat menerima. Mau belum tentu berani. Jadi sang dewa lebih tepat dan tegas. Tidak cukup hanya mau melepas, tapi harus berani melepas agar dapat menerima. Maka anda perlu dan harus berani melepas agar dapat menerima, seperti yang diwejangkan oleh sang dewa.


Guru tidak pernah menelantarkan murid. Kalau anda sudah mengangkat guru, dan anda telah melakukan kewajiban sebagai murid yang baik, tekun dan rajin, guru akan memberikan perhatian besar kepada anda. Jangan meragukan hal ini Saya sudah banyak sekali mengalaminya. Baik dalam bidang pekerjaan, keluarga dan materi.


9. Tiada ilmu setinggi langit. 
Tiada kekuatan setebal bumi. 
Maka jangan melekat pada duniawi. 
Sebab berada di bawah langit, di atas bumi.


Kalimat di atas adalah puitis dan simbolis. Semua yang ada di bumi ini sifatnya terbatas. Termasuk akal pikiran dan kecerdasan manusianya. Langit, alam semesta ataujagad raya sifatnya hampir tidak terbatas, termasuk roh manusia. Oleh karena itu di dunia ini tidak ada yang dapat melebihi dari yang ada di langit.

Tidak ada yang terbatas dapat melebihi yang tidak terbatas. Termasuk ilmu dan kekuatan, akal pikiran, kecerdasan dan lain-lain.

Yang ada di langit, yang di alam semesta, tidak dapat dijangkau oleh badan jasmani. Hanya dapat dijangkau oleh rohani, roh manusia, dengan memakai kecerdasan roh yang bisa diperoleh dengan menjalani laku spiritual Ilahi. Maka jangan lekat pada duniawi yang terbatas.Harus dapat menembus ke dimensi roh yang hampir tidak terbatas. Pemahaman dan kecerdasan roh adalah pemahaman spiritual esoteris.


10. Setinggi apapun ilmu dan kekuatan yang telah dimiliki. 
Tanpa bimbingan dan restu dari langit , tetap bukan apa-apa. 
Sebab kau bukan siapa-siapa. 
Kau tidak punya apa-apa. 
Dan jangan berbuat apa-apa. 
Ikuti saja bimbingan guru, itu paling aman.


Dua kalimat yang pertama adalah wejangan yang saya terima dari roh suci dari tingkat langit yang sangat tinggi. Kalimat selanjutnya adalah wejangan guru roh kepada muridnya, searang anggota "kelompok spiritual universal" Jakarta. Atau dikenal sebagai kelompok "The Green" atau "Kelompok Hijau".

Semua ilmu dan kekuatan spiritual Ilahi berasal dari para dewa dan roh suci dari tingkat langit yang tinggi. Maka seseorang yang telah berhasil memiliki ilmu dan kekuatan spiritual Ilahi, setinggi apapun ilmu dan kekuatan yang telah dimiliki, dia perlu tahu dan mengerti syarat dan aturan penggunaannya. Salah satunya adalah diperlukan ijin, restu dan bimbingan dari para dewa dan roh suci dari langit agar tidak salah pakai dan melanggar aturannya. Kalau tidak, maka semua ilmu dan kekuatan itu tidak dapat digunakan atau bahkan dapat diambil kembali. Jadi sebenarnya tanpa restu dan bimbingan dari langit, seorang spiritualis Ilahi tidak punya apa-apa lagi.

Saya pernah menjelaskan bahwa kalau roh dengan strata langit yang cukup tinggi direinkarnasikan atau dilahirkan kembali sebagai manusia, maka gelar strata langitnya sudah hilang. Dia hanya mantan strata langit atau hanya alumni strata langit.

Celakanya, dia bukan hanya sebagai mantan atau alumni yang masih dapat mengingat ilmu dan pengetahuannya. Tapi dia dibuat lupa ingatan. Semua ingatan atau memorinya hilang sampai tidak ingat lagi siapa sebenarnya dia. Seperti seseorang yang menderita amnesia, lupa semua ingatannya. Ibarat orang sekolah, walaupun dia alumni atau mantan lulusan SMA, dia harus mengulang lagi dari nol, mulai dari SD lagi.

Begitu juga orang dengan strata langit ke-7 misalnya, dia sudah lupa semuanya dan harus mengulang mulai dari tingkat langit ke-i lagi, mulai dari nol lagi. Maka dalam menempuh belajar ulang ini dikatakan:


Kau bukan siapa-siapa. 
Sebab hanya mantan atau alumni yang sudah lupa ingatan. 

Kau tidak punya apa-apa. 

Sebab harus membangun fondasi spiritual lagi, membentuk wadah spiritual lagi dan belajar pemahaman spiritual dari awal lagi. Maka: 

Jangan berbuat apa-apa. 

Sebab bukan siapa-siapa lagi dan tidak punya apa- apa. Sebaiknya jangan berbuat apa-apa, jangan inisiatif sendiri, jangan gunakan beberapa kemampuan supranatural yang kebetulan dapat dibawa kembali untuk menolong orang atau lain-lain keperluan. Ikuti saja bimbingan guru, itu paling aman.


11. Nyanyian memang lebih indah dari kata-kata. 
Kata-kata indah sering mengandung racun. 
Yang najis bukan yang masuk ke mulut. 
Melainkan yang keluar dari mulut.


Nyanyian memiliki irama sehingga bisa lebih indah dari kata-kata yang hanya memiliki logat. Kata- kata indah yang hanya memiliki logat ini sering mengandung racun atau bisa berubah menjadi racun bagi yang menerima.

Semua kata-kata keluarnya dari mulut. Kata-kata dapat meracuni diri sendiri, juga bisa meracuni orang lain. Kata-kata dapat menghasilkan karma baik, seperti nasehat dan petunjuk yang bijaksana. Tapi juga dapat menghasilkan karma buruk seperti menyumpahi, memaki dan kata-kata kasar lainnya yang membuat orang lain sakit hati dan lain-lain. 

Semuanya keluar dari mulut, bukan yang masuk ke mulut.


12. Guru sangat jarang memberi pujian. 
Guru hanya memberi pembenaran. 
Kata-kata pujian banyak datang dari non Ilahi. 
Selalu waspada dan hati-hati melihatnya.


Guru tahu kalau pujian dapat bembah menjadi racun bagi penerimanya, maka guru sangat jarang memberikan pujian agar sang murid tidak keracunan. Pujian yang datangnya dari diri sendiri bagaikan pil bunuh diri. Jaga jangan sampai anda melakukannya.

Guru hanya memberikan pembenaran. Sebab pembenaran ini sangat penting untuk menghilangkan keraguan dan kebimbangan dalam laku spiritualnya.

Kata-kata pujian banyak datang dari non Ilahi. Makhluk non Ilahi banyak yang mengincar manusia yang sedang tirakatan dan mengolah batin untuk mendapatkan ilmu supranatural atau kesaktian. Supaya orang-orang ini dapat dilarik untuk dimanfaatkan oleh makhluk non Ilahi itu, maka dibujuk dan diumpan dengan janji dan pujian. Maka perlu selalu waspada dan hati-hati melihatnya. Jangan begitu saja percaya atau mudah percaya pada bisikan janji dan pujian. Perlu tahu bisikan tersebut datang dari mana dan apa tujuannya.


13. Jangan melekat. 
Jangan serakah. 
Jangan membenci. 
Jauhkan dirimu dari kebodohan rohani.


Ajaran Budhis mengatakan dalam kehidupan duniawi ini ada 3 racun dunia. Keserakahan, kebencian dan kebodohan rohani. Sudah banyak orang tahu dan mengerti apa yang dimaksud keserakahan dan kebencian. Tapi masih banyak yang belum begitu mengetahui dan belum begitu mengerti apa yang dimaksud dengan kebodohan rohani. Yang paling mudah menjelaskan kebodohan rohani adalah dengan menggunakan contoh-contoh, seperti:

Fanatik. Orang yang fanatik tidak dapat membedakan benar dan salah, baik dan tidak baik dan lain- lain. Sebab orang yang fanatik semua miliknya adalah baik. Milik orang lain tidak baik, semua yang dilakukan benar, yang dilakukan orang lain tidak benar. Sifat seperti ini hanya merugikan diri sendiri.

Logika dan fakta. Orang yang kukuh pada logika dan fakta atau realitas tanpa toleransi. Logika milikya dan fakta menurut dia. Akan mendatangkan banyak masalah bagi dirinya, sebab logika dan fakta yang duniawi banyak yang tidak sejalan, bahkan sering bertentangan dengan unsur spiritual atau unsur gaib.

Gaib pun menurut orang seperti ini tidak ada, apalagi makhluk gaib dan ilmu gaib. Sebab semuanya tidak masuk logika dia dan faktanya belum dia dapat karena belum mengalami sendiri.Bahkan walaupun dia mengalami sakit karena disantet atau non medis, hanya karena tidak masuk logika dia, maka itu dianggap penyakit medis. 

Pegobatan dan penyembuhannya hanya fokus atau tertuju pada dokter. Ada yang sadar sebelum terlambat, ada juga yang sadar setelah terlambat. Jadi kebodohan rohani memang memgikan diri sendiri. Jauhkan itu dari dirimu.



14. Jangan inisiatif sendiri, jangan punya target. 
Terima sepengasihnya, itu yang terbaik. 
Gunakan pemahaman untuk mengendalikan sisi bebas. 
Agar tetap di jalan Ilahi.


Jangan inisiatif sendiri dan jangan punya target adalah peringatan penting bagi pelaku spiritual Ilahi.Sudah banyak yang punya inisiatif sendiri seperti ikut pelatihan meditasi suatu aliran atau membaca berbagai mantra dan lain-lain. Semuanya memiliki tujuan baik, yaitu untuk menunjang laku spiritualnya supaya lebih lancar dan lebih maju.

Untuk mereka yang belum mengangkat guru, inisiatif sendiri masih tidak apa-apa asal ada guru meditasi yang mengawasi, menjaga dan melindungi terhadap intervensi gaib non Ilahi. Membaca berbagai mantra juga tidak apa-apa. Sebab yang belum mengangkat guru belum memiliki program bimbingan guru roh.

Kalau sudah angkat guru dan memiliki program bimbingan, maka sang murid harus disiplin dan patuh mengikuti bimbingan guru. Tidak boleh inisiatif sendiri.Inisiatif sendiri dapat berujung tidak dibimbing lagi oleh guru roh. Kalau tetap berlanjut sampai lama bisa berakhir dengan ditinggal guru. Kalau inisiatif sendiri saja tidak boleh, maka jangan mencoba untuk membuat target. Sebab target adalah inisiatif sendiri yang berunsur tujuan atau rencana ditambah unsur waktu.

Di dalam menjalani laku spiritual Ilahi, pedoman "terima sepengasihnya" sangat penting. Karena tidak boleh inisiatif sendiri dan membuat target, maka ikhlas dan pasrah menerima sepengasih guru adalah yang terbaik.

Sisi bebas seseorang bisa bergerak ke arah positif, juga dapat ke arah negatif. Untuk mengarahkan ke positif tidak gampang. Banyak hambatan, godaan dan tantangan yang menghadang di depan.

Untuk mengarahkan ke negatif sangat mudah. Sebab banyak godaan dan hambatan datangnya dari panca indra yang duniawi. Maka perlu memiliki pemahaman spiritual yang cukup - memadai untuk dapat mengendalikan sisi bebas agar dia tetap di jalan Ilahi.



I5. Kalau dikatakan dalam hidup tidak pernah menderita. 
Itu hanya menipu diri sendiri.
Alangkah menyedihkan bila dalam hidup tanpa penderitaan. 
Penderitaan itu akan meringankan dan melancarkan jalan spiritual.


Hampir semua orang dalam menjalani hidupnya sering mengharapkan, sering meminta dan sering memohon. Kesemuanya ini adalah perwujutan dari adanya keinginan. Keinginan untuk dapat terkabul, untuk dapat berhasil.

Sayangnya tidak semua keinginan dapat dicapai. Dan keinginan selalu lebih besar dari kebutuhan. Makin besar keinginan dibanding dengan kebutuhan, maka makin banyak yang tidak berhasil dicapai. 

Hampir semua orang di dunia ini tidak ada yang semua keinginannya tercapai. Pasti ada saja keinginan yang belum atau tidak tercapai. Makin kaya seseorang, makin banyak dan makin tinggi keinginannya. Maka makin banyak yang tidak tercapai.

Menurut ajaran Budhis, penderitaan adalah keinginan yang tidak tercapai. Jadi jangan punya anggapan bahwa orang kaya tidak pernah menderita atau tidak menderita. Itu sebabnya mengapa dikatakan, "Tidak pernah menderita adalah menipu diri sendiri."

Lalu mengapa dikatakan, "Alangkah menyedihkan bila dalam hidup tanpa penderitaan." Saya sudah banyak menulis dan menjelaskan tentang penderitaan.

pentingnya penderitaan dan hidup perlu menderita. Jadi saya tidak perlu mengulang lagi di sini.

"Hidup adalah penderitaan." Dan "Berbahagialah orang yang menderita." Itu kata Sang Budha dan Yesus Kristus. Guru saya mengatakan, "Penderitaan itu akan meringankan dan melancarkan jalan spiritual."


16. Hidup memang bagaikan panggung sandiwara. 
Opera ini, baik ada tepuk tangan. 
Maupun tidak ada tepuk tangan. 
Harus dimainkan sampai selesai.


Dewa Hian Thian Siang Tee di klenteng Welahan memberikan wejangan indah kepada kelompok spiritual universal atau kelompok "hijau" atau "the green" ini.

"Orang awam kalau tidur bermimpi. Orang spiritual kalau bangun bermimpi." Maka banyak spiritualis setuju dan memiliki pemahaman bahwa, Hidup memang bagaikan panggung sandiwara." 

Sering saya temukan pelaku spiritual yang menjalani laku spiritual untuk dikagumi banyak orang, untuk mencari pujian dan lain-lain yang duniawi. Ini semua tentu sudah keluar dari tujuan 
menjalani spiritual Ilahi.Maka diingatkan dengan, "Opera (laku spiritual) ini, baik ada tepuk tangan maupun tidak ada tepuk tangan, harus dimainkan sampai selesai."

Kalau dalam kehidupan kali ini anda sudah siap untuk benar-benar mau menjalani laku spiritual Ilahi, menjadi spiritualis Ilahi, maka jangan berhenti di tengah jalan. Perlu dijalani sampai selesai. Sebab kesempatan emas ini tidak mudah diperoleh dalam kehidupan yang akan datang.



17. Jalan spiritual ini belum selesai kutempuh. 
Masih banyak yang perlu diketahui. 
Perlu dimengerti, dipahami dan dijalani. 
Semoga nanti dapat dilanjutkan.


Jalan spiritual memang sangat panjang, hampir tidak terbatas seperti perjalanan roh manusia. Sangat jarang dapat dicapai dalam sebuah kehidupan walaupun hanya untuk naik satu tingkat langit saja.

Masih banyak yang perlu diketahui, dimengerti, dipahami dan dijalani di setiap tingkat langit yang harus dilalui. Maka perlu dapat melanjutkan agar terus maju. Jangan sampai berhenti dan mengulang lagi- mengulang lagi.


18. Selama api pelita guru masih menyala. 
Masih bisa melanjutkan. 
Jagalah jangan sampai padam. 
Hanya karena angin kecil saja.


Selama bimbingan guru masih berlangsungperjalanan laku spiritual Ilahi anda masih bisa dilanjutkan. Maka jagalah jangan sampai membuat langkah salah atau "bicara salah bicara sehingga tidak dibimbing guru lagi. Jagalah jangan sampai padam hanya karena 'angin kecil' saja." Apa itu angin kecil? 

Banyak pelaku spiritual Ilahi tidak menyadari telah membuat kesalahan besar berupa langkah blunder. 

Langkah blunder adalah istilah dalam permainan catur, yaitu langkah yang salah dan menyebabkan kegagalan atau kalah. 

Ada dua macam langkah blunder dalam laku spiritual Ilahi. Ucapan blunder dan tindakan blunder.

Ucapan blunder. 

- Guru bohong, aku tidak butuh guru. 

Sari usia 30-an tahun. Rohnya berstrata langit atau di tingkat langit. Sudah memiliki kemampuan supranatural, bisa berdialog dengan alam gaib atau makhluk gaib. Datang ke rumah saya untuk konsultasi mengenai kemampuan gaib yang dimiliki. Ilahi atau non Ilahi, kemudian langkah apa yang sebaiknya dilakukan. 

Sari sudah memiliki kemampuan supranatural, tapi dia belum punya pemahaman siritual dan pengalaman masih nol. Kondisi ini sangat rawan diintervensi makhluk non Ilahi maupun orang-orang pintar dengan ilmu non Ilahi. Dia saya sarankan untuk mengangkat guru roh supaya memiliki roh pembimbing untuk melindungi dan memberikan bimbingan. Banyak penjelasan saya berikan. Dan setelah mengangkat guru roh. Sari mulai menjalani program bimbingan dari guru.

Di saat sampai ke tahap pengikisan emosinya, dia menerima banyak cobaan dan ujian dari guru. Salah satunya adalah dibohongin oleh guru. Dia marah- marah dan tidak dapat mengendalikan emosinya. 

Bagaimana guru bisa berbohong kepada muridnya? 

Bagi Sari yang masih lekat terhadap norma-norma duniawi, guru bohong kepada murid adalah tabu, tidak bisa diterima. 

Berkali-kali dibohongi oleh guru untuk mengikis emosinya, akhirnya keluar kata-kata blunder, "Guru pembohong, aku tidak butuh guru." 

Tidak lama setelah Sari mengucapkan kata blunder ini, dia ditinggal oleh guru rohnya. Tidak sampai satu tahun Sari sudah ditempel oleh makhluk halus non Ilahi tanpa dia ketahui dan sadari.


- Guru menyusahkan, lebih baik tidak punya guru.

Melly usia 30-an tahun. Rohnya memiliki tingkat langit dan punya kemampuan supranatural, yaitu "roso" dan penyembuhan. Melalui "roso" atau 'feeling"nya, dia didorong untuk bertemu dengan saya mengenai urusan spiritual. Dia ingin menjalani spiritual dan memiliki guru roh. Saya juga banyak menjelaskan mengenai tujuan laku spiritual dan mengangkat guru. Terutama mengenai rambu-rambu. karena Melly sudah menerima tamu untuk penyembuhan.

Setelah mengangkat guru, belum setahun melly sudah mengeluh. Sebab setiap melakukan Penyembuhan perlu mendapat ijin dulu dari guru. Dia merasa punya guru malah menyusahkan. Lebih baik tidak punya guru. Melly mengucapkan, "Punya guru menyusahkan, lebih baik tidak punya guru." Dia telah mengeluarkan kata-kata blunder. Tidak lama setelah itu Melly telah ditinggal gumnya tanpa dia tahu dan sadari.


- Aku sudah bisa sebelum angkat guru, tidak perlu ijin guru.

Irene umur 50 tahun, memiliki kemampuan supranatural cukup baik. Rohnya berstrata langit. Juga sudah menerima tamu untuk konsultasi hal duniawi. 

Dia mau meningkatkan kemampuannya dengan menjalani laku spiritual dibimbing guru roh. Setelah saya dampingi mengangkat guru roh, Irene merasa tidak nyaman. Setiap kali menggunakan kemampuan supranaturalnya, dia ditegur guru. Dia diharuskan minta ijin guru dulu sebelum memakai ilmu yang dulu telah dimilikinya.Irene menolak. Dia bilang dia sudah bisa sebelum angkat guru. Ilmu yang dia miliki bukan dari guru, jadi dia tidak perlu minta ijin guru.

Kata-kata blunder ini membuat Irene ditinggal guru. 

Untuk apa mengangkat guru kalau tidak mau mengikuti program bimbingan guru. Maunya jalan sendiri, ya dibiarkan jalan sendiri. Maka motivasi mengangkat guru perlu benar dulu. Kalau tidak, pasti drop out atau ditinggal guru.


- Aku tidak mau berubah, itu sudah sifatku.

Oki umur 60 tahun. Sudah lama menjalani laku spiritual bersama istri. Sudah sering melakukan perjalanan ibadah keliling dari vihara ke vihara atau dari klenteng ke klenteng di Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa. 

Suami istri ini datang ke rumah untuk konsultasi mengangkat guru roh. Mereka tertarik tentang guru roh dan mau mendapat penjelasan lebih banyak tentang mengangkat dan bimbingan guru roh. 

Butuh waktu hampir satu tahun mereka berdua baru berhasil mengangkat guru. Dalam mempelajari pemahaman spiritual Ilahi dibawah bimbingan guru, dia belum bisa menerima bahwa menolong tidak boleh sembarangan. Menurut pemahaman mereka menolong adalah perbuatan baik dan perlu. Bahkan yang jahat pun perlu ditolong, perlu diberi kesempatan untuk menjadi baik. Maka Oki bertekat untuk tidak mau berubah dari pemahamannya. Dia tidak mau berubah dan tidak bakalan bembah sebab itu merupakan sifat dia. 

Oki lupa bahwa guru pada tahap-tahap awal akan melakukan pembenahan jasmani dan rohani si murid sebelum menginjak ke tahap spiritual Ilahi. Jadi kalau dia sudah ambil keputusan tidak mau mengubah sifatnya sesuai dengan program guru, untuk apa guru berlama-lama mendampingi murid yang sudah memilih jalannya sendiri. Jadi kata-kata, "Tidak mau berubah." yang bertentangan dengan program guru ini membuat Oki ditinggal guru.

Yang diketahui, dimengerti dan dipahami oleh manusia ini sangat terbatas dan sangat sedikit. Maka jangan letakkan pemahaman kehidupan duniawi ini di atas pemahaman spiritual. Tujuan jangka panjang adalah perjalanan roh, bukan perjalanan hidup yang hanya singkat ini.


- Angkat guru roh karena terpaksa.

Evi, 40-an tahun. Evi tahu dari buku yang saya tulis bahwa kalau orang memiliki roh berstrata langit sejak lahir sudah memiliki atau membawa roh pendamping atau malaikat pendamping. Tujuannya mendampingi orang tersebut supaya dapat bertemu dengan guru rohnya. Dalam usahanya mempertemukan orang ini dengan guru rohnya, roh pendamping ini selalu mengingatkan dan menyadarkan orang tersebut dengan benturan-benturan yang tidak enak. Bisa dalam bentuk kesehatan, usaha, rumah tangga dan lain-lain. Hal ini supaya yang bersangkutan berusaha mencari solusi dengan mendatangi "orang - orang pintar" yang dapat memberi tahu dan menjelas-kan bahwa dia perlu punya guru roh.

Evi takut kalau dia mendapat benturan benturan yang tidak enak dalam hidupnya, maka dia putuskan untuk mengangkat guru roh agar bebas dari benturan yang tidak enak itu. Jadi terpaksa angkat guru karena takut menderita. Tujuan angkat guru yang pintar, tapi salah. Evi telah membuat kata-kata blunder, "Aku mengangkat guru karena terpaksa." Evi ditinggal oleh guru, juga oleh roh pendamping. Sebab begitu Evi angkat guru, roh pendampingnya langsung pulang karena tugasnya mempertemukan Evi dengan guru telah dilakukan. 

Jadi tujuan Evi berhasil, yaitu untuk tidak dibentur-benturkan dan menderita oleh roh pendamping. Tapi saya dapat mengatakan Evi rugi besar. Dia telah kehilangan kesempatan emas memiliki guru roh dalam kehidupan kali ini. Beberapa kali reinkarnasi lagi belum tentu dia mendapatkan kesempatan emas ini.

- Aku mau jadi orang biasa saja, tidak perlu guru.

Mona umur 30-an tahun. Memiliki strata langit dan memiliki kemampuan supranatural berupa bisikan dan roso. Lewat bisikan-bisikan itu dia bisa tahu apa yang akan terjadi. Bahkan keluarganya mau meninggalkan dia, dia telah diberitahu dahulu lewat bisikan. Dia juga sering mendapat bisikan dari para dewa dan roh suci.

Mona datang ke mmah saya untuk konsultasi mengangkat guru. Waktu saya periksa data pribadinya dan saya tanyakan pada dewa yang akan menjadi gururohnya, Mona perlu memperbaiki nilai motovasi da" pemahaman spiritualnya. Setelah ganti tahun akan dinilai lagi. 

Setelah ganti tahun, sebenarnya Mona sudah dapat diterima angkat guru. Tapi karena mengalami berapa masalah dan kejadian, Mona selalu medunda jadwal pengangkatan guru. Setelah lewat satu tahun dan Mona siap untuk angkat guru, saya tanyakan pada calon guru roh Mona. Ternyata sang guru belum bersedia memberikan inisiasi angkat guru pada Mona. 

Beberapa kali kejadian seperti itu terulang. Akhirnya saya tahu bahwa Mona telah membuat kata-kata blunder.

Masalah Mona mau angkat guru roh sudah banyak diketahui oleh teman-temannya. Sebab Mona memang banyak cerita kepada banyak orang. Apalagi dia dikenal memiliki kemampuan supranatural yang cukup mengagumkan teman-temannya. 

Mona sering diledek dan disindir soal guru roh oleh teman-temannya. Sampai suatu saat, mungkin karena jengkel, dia bilang kepada teman-temannya dan orang-orang sekelilingnya bahwa dia mau jadi "orang biasa saja, tidak perlu guru roh". 

Kata-kata blunder ini membuat Mona gagal angkat guru. Semoga Mona sadar dan mengakui kesalahannya. Memohon maaf dan pengampunan kepada calon guru rohnya. Selama motivasinya masih kuat untuk angkat guru dan dia mau menjalankan saran-saran saya, suatu saat dia pasti dapat diterima untuk angkat guru. 

Jadi perlu hati-hati berbicara. Jangan sampai mengeluarkan kata-kata blunder dan tindakan blunder. Masih banyak kata-kata blunder yang lain pada kasus-kasus yang lain yang tidak berhubungan dengan guru roh, tapi berhubungan dengan para dewa dan roh suci.


Tindakan blunder.

"Tindakan blunder adalah melakukan langkah yang salah sehingga tidak dapat melanjutkan perjalanann spiritual Ilahi.Sering orang melakukan tindakan blunder tanpa diketahui dan di sadari. Sehingga tahu. tahu sudah tidak dibimbing lagi oleh guru. Kalau ini berlanjut cukup lama, dia bisa ditinggal oleh guru.

- Ragu dan takut.

Guru tidak dapat membimbing murid yang ragu dan takut terhadap bimbingan yang diberikan. 
Kebanyakan murid mengalami rasa ragu dan takut ini disebabkan jalan spiritual yang universal ini tidak didukung oleh satu pun ajaran agama yang telah ada. 

Sedangkan kecuali menjalani laku spiritual universal ini, dia masih saya anjurkan untuk tetap menjalani keyakinannya, kehidupan ibadahnya dan sosialisasi dengan para umatnya.

Disini dia masih menerima khotbah ajaran-ajaran yang eksoteris berdasarkan isi kitab suci yang sebagian besar kurang sejalan dengan yang dia peroleh dari pemahaman esoteris yang berdasarkan 
kebenaran rohani. Rasa ragu dan takut ini perlu diatasi secara bertahap dengan memperdalam dasar pemahaman esoteris.

Ana, 30-an tahun. Sebelum bertemu saya adalah pengikut ajaran agama yang sangat fanatik. Ajaran agama yang dia peroleh itulah yang paling benar dan paling baik. Suatu hari setelah masalah yang meninipa dirinya saya selesaikan dengan cara ajaran agama lain yang dulunya dia anggap ajaran kuasa kegelapan, dia mulai berpikir mengapa jalur agama yang dia jalani tidak dapat menyembuhkan penyakit santet pada dirinya. Sejak itu Ana mulai terbuka wawasan spiritualnya, mulai membaca buku-buku spiritual aliran lain untuk memperdalam pemahaman spiritual esoteris. 

Sekitar satu tahun kemudian, Ana datang ke Rumah saya bersama keluarganya. Saya tanya apakah dia masih rajin tiap minggu ikut ibadah. Dia bilang masih ikut, tapi makin lama makin kurang tertarik khotbah-khotbah ajarannya. Terasa makin hambar dan kurang mengena dalam pikiran dia.
Ana ragu terhadap ajaran agama yang telah diikuti sejak remaja. Dia juga ragu dan takut untuk mengikuti pemahaman esoteris dari spiritual universal karena takut melanggar ajaran agamanya.

Ana tidak akan dapat mengikuti bimbingan guru selama dia belum berhasil mengatasi rasa takut dan ragu dalam pikirannya. Takut dan ragu adalah perbuatan blunder dalam laku spiritual Ilahi dibimbing guru roh.

Bosan dan formalitas.

Umumnya orang yang baru mengangkat guru roh sangat rajin dan tekun menjalani ibadahnya. Tiap hari doa harian, kadang dua kali sehari. Setelah men jalani 1-2 tahun semangatnya mulai mengendor. Doa harian yang hanya 10 menit sehari saja sudah dirasa berat. Mengapa begitu? Sebab utamanya, setelah dijalani l -2 tahun, dia tidak merasakan pembahan apa-apa tidak merasakan adanya kemajuan, jadi dia mulai bosan dan segan melakukan doa harian. Kalau dipaksakan, doa harian "itu hanya formalitas saja, asal saja. Asal udah baca doa, selesai. Jadi tanpa memakai prosedur yang" benar, yaitu konsentrasi, visualisasi Perlahan-lahan mengucapkan doa dengan hati nurani.

Dalam menjalani laku spiritual, semua yang dilakukan secara formalitas tidak akan menghasilkan apa-apa. Jadi kalau bosan dan formalitas ini berlanjut, berarti dia sudah makin menjauhkan diri dari guru. Maka sangat berpotensi untuk ditinggal guru dan gagal dalam laku spiritualnya.

Inisiatif sendiri.

Sering ada orang yang ingin dapat cepat maju dalam laku spiritualnya dengan mengikuti pelatihan meditasi, banyak membaca mantra guru dan lain-lain. 

Hal seperti ini boleh-boleh saja, asal tanya dan minta ijin guru dulu. Kalau diijinkan baru dijalani. Jangan inisiatif sendiri tanpa ijin guru. Sebab guru sudah punya program bimbingan untuk muridnya. Tanpa tanya dan ijin guru, bisa saja pelatihan meditasi dan pembacaan mantra guru akan mengacaukan program bimbingan.

Yanto, umur 45 tahun. Dia sangat rajin dan tekun menjalani laku spiritualnya. Setiap tahun dia datang bersujud kepada guru di tempat dulu dia mengangkat guru dan sekalian minta evaluasi tahunan laku spiritualnya. Karena Yanto belum dapat ber- komunikasi langsung dengan guru, dia memohon guru agar evaluasi laku spiritualnya disampaikan melalui saya. Waktu saya kontak langsung dengan sang guru, guru Yanto hanya minta disampaikan agar Yanto jangan inisiatif sendiri.

Waktu saya sampaikan, Yanto sama sekali tidak mengerti dan tidak tahu dimana dia inisiatif sendiri. Dia tidak ikut pelatihan apapun, juga tidak mempelajari cara-cara atau metode dari buku maupun orang lain. Dia hanya membaca mantra guru yang diambil dari buku-buku yang banyak disebarkan di klenteng atau vihara. 

Waktu saya tanya, "Apakah anda sudah tanya dan ijin guru, atau mendapat perintah guru untuk membaca mantra guru?" 

'Belum, tapi itu kan mantra guru saya. Apakah harus ijin juga?"
'Yang tidak atas perintah guru atau ijin guru, itu adalah inisiatif sendiri."

Yang dinamakan mantra guru belum tentu dari guru untuk semua orang. Bisa saja mantra itu dari guru untuk sang murid A. Hanya untuk murid A. Lalu A menuliskan mantra guru itu dan disebut untuk orang banyak. Tujuannya baik, tapi belum tentu Benar. Yang belum tentu benar ini dibawa dari jaman dulu sampai sekarang. Dan Yanto yang kena Getahnya. Tidak dibimbing guru selama hampir satu Tahun, masih beruntung keburu ketahuan sebelum ditinggal guru.

- Yang non Ilahi. Meminta, menerima dan kerjasama dengan non Ilahi.

Banyak orang masih beranggapan bahwa  tidak ada putih atau hitam, tidak ada Ilahi atau non Ilahi. Saya sudah pernah menjelaskan masalah ini di buku ke-3. Saya 'juga telah menulis bahwa kalau seseorang sudah memiliki ilmu putih atau ilmu Ilahi, kemudian dia juga meminta atau menerima atau mengundang yang hitam atau non Ilahi, maka yang putih akan "pulang kembali".

Ilahi dan non Ilahi tidak dapat jalan bersama. sebab banyak aturannya yang tidak sejalan, bahkan bertentangan. Sebagai contoh, garis Ilahi melarang melekat pada keduniawian, garis non Ilahi perlu melekat pada keduniawian. Kekuatan Ilahi tidak dapat dipakai untuk kejahatan, kekuatan non Ilahi boleh dipakai untuk kejahatan dan lain-lain.

- Kerjasama dengan non Ilahi. 

Lina, usia 50-an tahun. Penyembuh alternatif dan spiritualis Ilahi dan sudah mengangkat guru roh. Setelah mengangkat guru roh, usaha penyembuhan alternatifnya maju pesat karena dukungan guru dalam diagnosa penyakit. 

Karena Lina ada di garis Ilahi, maka ruang geraknya sangat dibatasi oleh aturan-aturan "dari atas" Seperti tidak boleh menolong pihak yang salah. 

Tidak boleh mengembalikan gangguan dan mengendalikan sisi bebas orang lain, dan lain-lain.Maka Lina menerima tawaran kerjasama dengan temannya bemama Agus yang berilmu non Ilahi. Tujuannya agar dapat menolong lebih banyak orang bermasalah dan tidak dibatasi oleh aturan-aturan Ilahi.

Saya sudah pemah mengingatkan Lina bahwa yang dilakukan itu tidak benar. Tapi menurut Lina dia sama sekali tidak ikut menangani tamu-tamu yang harus diatasi secara non Ilahi. 

Lina lupa bahwa Agus yang non Ilahi ada di satu wadah tempat penyembuh alternatif yang dikelola oleh Lina. Tidak lama setelah kerjasama itu dilakukan, tanpa diketahui dan disadari Lina telah ditinggal oleh guru rohnya.

Tindakan kerjasama dengan non Ilahi yang dilakukan Lina adalah tindakan blunder.

- Ikut menjadi umat non Ilahi. 

Sering orang tertarik oleh nama besar perguruan spiritual karena kemampuan supranatural yang diperlihatkan begitu hebat. Bisa punya kesaktian yang tinggi, bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit dan lain-lain. Semuanya ini sangat memikat keinginan orang untuk ikut bergabung dengan perguruan-perguruan itu, menjadi anggota atau umat perguman tersebut. Bahkan yang sudah menjalani laku spiritual Ilahi dan memiliki guru roh masih bisa terpikat dan tertarik mengikuti perguman semacam itu. Mengapa?

Sebab sebagian besar orang yang menjalani laku spiritual Ilahi tidak segera dapat merasakan kemajuan dan pembahan positif dalam hidupnya, perlu waktu yang lebih panjang. Dan lagi kemajuan dalam laku spiritual Ilahi" tidak diukur dengan kemampuan supranatural atau kesaktian. Maka wajar kalau dia tidak atau belum merasakan ada perubahan atau kemajuan supranatural.

- Edy, umur mendekati 40 tahun.

Tertarik untuk menjalani laku spiritual. Waktu itu saya belum diberikan 5 syarat mengangkat guru roh. Jadi saya masih gampang menerima dan men-dampingi orang yang mau mengangkat guru roh tanpa syarat apa-apa. Apalagi Edy punya strata roh tingkat langit. Maka saya mendampingi Edy untuk angkat guru roh. 

Setelah berjalan sekitar 5 tahun saya tidak melihat kemajuan spiritual pada dirinya dan sudah lama ditinggal oleh guru. Kemudian saya meneliti dan memperiksa. Ternyata motivasi atau tujuan Edy menjalani laku spiritual adalah untuk menjadi "orang pintar" serba bisa. Dia telah ikut perguran-perguruan spiritual di Bangkok, Hongkong, Taiwan, Nepal dan lain-lain untuk mengkoleksi ilmu-ilmu spiritual. Banyak diantaranya adalah ilmu non Ilahi. 

Ikut menjadi umat non Ilahi adalah tindakan blunder. Ditinggal guru. Api pelita gurunya padam hanya karena tiupan angin kecil saja.


19. Dengan bekal hati nurani yang bersih penuh kasih.
Selama api pelita guru masih menyala. 
Perjuangan pasti berhasil.


Banyak orang masih sering kurang mengerti apa yang dimaksud hati nurani yang bersih penuh kasih. Hati nurani bukan pikiran yang berasal dari panca indra duniawi, melainkan dari roh atau rohani. Rohani yang bersih meliputi pikiran yang benar dan bersih, ucapan yang benar dan bersih, dan perbuatan yang benar dan bersih. Bersih dari segala macam pamrih dan imbalan. 

Kesemuanya ini tidak mudah dicapai, tidak bisa ditempuh hanya satu atau dua tahun saja. Bahkan 5-10 tahun pun belum tentu berhasil. Apalagi kalau harus dilengkapi dengan rasa penuh kasih. Ini benar-benar butuh perjuangan keras dan pembinaan diri yang berkelanjutan tanpa henti. Kalau berhasil, maka semua ini merupakan bekal utama dan bekal unggulan dalam laku spiritual Ilahi. 

Tapi masih perlu ditambahkan satu syarat lagi, yaitu, "Api pelita guru masih harus menyala." Artinya bimbingan dari guru masih berjalan, masih dibimbing oleh guru. Maka perjalanan laku spiritual anda pasti berhasil.


20. Sebelumnya saya tidak ingin mengungkapkan semua ini. 
Tidak tahu mengapa mendekati penulisan naskah ini. 
Semuanya ingin saya ungkapkan kembali.


Sebenarnya, sebelumnya saya tidak punya keinginan untuk menuliskan semua ini. Sebab sebagian besar yang saya ungkapkan ini telah ada di buku-buku saya. Tapi melihat kenyataan bahwa sebagian besar mereka yang telah menjalani laku spiritualnya banyak yang telah lupa atau melupakan informasi-informasi penting yang pemah saya sampaikan maupun saya tuliskan dalam buku-buku. 

Maka saya terdorong untuk mengungkapkannya kembali. Apalagi petunjuk guru saya mengatakan bahwa pelaku spiritual perlu sering diingatkan dan diperingatkan untuk selalu hati-hati dan teliti mengikuti rambu larangan, rambu perintah dan lain- lain. Perlu diingatkan dan diperingatkan secara berulang agar tetap lurus di garis Ilahi.


21. Sebenarnya saya juga pernah punya keinginan. 
Dapat melihat keberhasilan anda sekalian. 
Tapi mungkin tidak tersedia cukup waktu. 


Dari pengalaman menjalani laku spiritual yangtelah saya dan istri jalani, yang dimulai tanpa bekal kemampuan supranatural sedikit pun. Tujuan utama kami supaya dapat menjalani hidup ini sesuai dengan apa yang telah digariskan "dari langit". Agar tidak keluar dari jalur yang telah ditentukan "dari atas". Untuk itu, saya belum tahu apa-apa. Tidak tahu arah jalan yang harus saya tempuh. Tidak tahu harus bertanya kepada siapa dan bagaimana cara bertanya-nya. Yang saya lakukan hanya mendekatkan diri dengan cara berdoa dan sembahyang. 

Setelah berjalan 15 tahun, baru saya bertemu dengan guru roh dan diangkat menjadi murid. Saya mulai memiliki arah laku spiritual dibimbing oleh guru roh. 8 tahun kemudian istri saya menyusul, bertemu dengan guru rohnya dan diangkat menjadi murid. 

Sejak saat itu kami berdua bersama-sama menjalani program bimbingan guru secara bertahap. Banyak penderitaan telah kami jalani. Banyak ujian dan benturan telah kami lewati. Setelah tahap ini berhasil, barulah kami mulai tahu rambu-rambunya, pantangannya dan perintah yang harus dijalankan dengan baik dan benar. 

Semua pengalaman ini kami tulis dalam catatan harian dan rekaman. Sebab perintah para guru, semua catatan informasi ini nantinya sangat berguna bagi para pelaku spiritual Ilahi. Maka secara bertahap informasi itu kami sebarkan melalui buku-buku yang saya tulis. Juga melalui tanya jawab pada kesempatan-kesempatan tertentu. 

Tujuan utama kami adalah membantu mereka yang berminat menjalani laku spiritual Ilahi agar mendapatkan informasi yang sangat mereka butuhkan.

Dapat tahu siapa guru rohnya. Bagaimana menemukan guru dan cara mengangkat guru. Bagaimana cara guru membimbing muridnya dan lain-lain. Agar Mereka'tidak mengalami kesulitan seperti yang kami alami. Bisa lebih mudah dan lebih lancar serta lebih cepat menjalaninya. 

Adalah wajar kalau saya memiliki keinginan dapat melihat keberhasilan laku spiritual mereka. Seperti apa "yang telah saya alami selama hampir 40 tahun mengajar di perguruan tinggi. Bisa melihat ke-berhasilan mahasiswa saya di wisuda sebagai sarjana. 

Sayangnya, jalan spiritual memang sangat panjang. Sangat jarang dapat dicapai dalam satu kali kehidupan. Maka saya mungkin tidak punya cukup waktu untuk dapat melihat keberhasilan mereka.Tapi semuanya adalah wajar, harus bisa diterima. Karena menjalani laku spiritual Ilahi memang tidak segampang dan sesederhana perkiraan manusia.


22. Inilah sepotong jalan kehidupan spiritual. 
Telah saya dan istri tempuh dalam kehidupan kali ini. 
Di bawah bimbingan para guru dari langit. 
Hanya berupa kenangan kecil saja.


Terinspirasi kata-kata puitis Dari Grand Master

No comments:

Post a Comment