l. Mengapa Guru Roh, Bukan Guru Manusia...???
Menempuh perjalanan spiritual adalah menempuh per-jalanan menuju alam roh atau alam gaib. Kemampuan melihat alam gaib hanya samar-samar saja. Kalau ada yang dapat melihat alam gaib secara jelas, sudut pandang yang dapat dilihat hanya sebesar lubang kunci saja. Sangat langka yang dapat melihat dengan jelas dengan sudut pandang yang luas. Oleh karena itu, kalau seseorang menjalani laku spiritual dibimbing oleh guru manusia, maka dapat diibaratkan orang buta dibimbmg oleh orang buta. Kemungkinan sesat atau salah jalan besar sekali. Ini bukan berarti guru manusia tidak dibutuhkan lagi. Guru manusia diperlukan untuk tahap awal sebagai pengenalan dunia spiritual dan alam gaib saja. Sangat langka guru manusia yang dapat membimbing manusia mencapai pencerahan, walaupun hanya pencerahan tahap awal saja. Sebab pencerahan tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata dan kalimat oleh manusia.
Pencerahan berada di dalam dimensi gaib, di alam gaib. Manusia hanya dapat melihat secara samar-samar saja dan dalam sudut pandang yang sempit saja. Oleh karena itu kalau seseorang mau menempuh perjalanan spiritualnya dengan tujuan mencapai pencerahan dan bukannya memperoleh kesaktian, maka guru roh sangat diperlukan untuk dapat membimbing manusia mencapai pencerahan. Guru roh tidak membimbing untuk memperoleh kesaktian.
Hanya guru roh yang mengetahui misi perjalanan hidup seseorang, fondasi spiritual yang dibutuhkan, besarnya wadah spiritual yang ada, bekal-bekal yang diperlukan dan dimana bekal tersebut dapat diperoleh, bagaimana cara memperolehnya? Semuanya ini teramat sulit dapat dijangkau oleh guru manusia.
2. Guru Roh, Siapa dan Dimana...???
Guru roh adalah para roh suci dan para dewa memiliki "strata langit" yang tinggi. Seseorang tidak dapat sembarangan mengangkat guru roh siapa saja roh suci yang diidolakan. Sebaiknya diteliti dulu apakah orang itu masih memiliki "garis inkarnasi" guru roh atau tidak.
Kalau masih mempunyai garis inkarnasi guru roh, sebaiknya mengangkat guru roh yang sama dengan guru roh diinkarnasinya yang dulu. Sebab banyak aset dari laku spiritualnya di inkarnasinya yang dulu dapat diperoleh lagi atau dapat diterima kembali. Ini merupakan keuntungan yang besar sekali, kemampuan-kemampuan spiritual yang dulu dapat di-miliki kembali, walaupun tidak seluruhnya.
3. Mengangkat Guru Roh Guru roh
guru roh tidak pernah datang sendiri, guru roh harus diminta secara langsung dengan suatu upacara resmi yang sangat sederhana. Misalnya :
untuk mengangkat guru roh kepada Sang Hyang Budha Gautama, dapat dilakukan di Vihara Dharmacakka Sunter Jakarta dengan membawa 7 batang bunga sedap malam.
Untuk mengangkat guru kepada Yesus Kristus dapat dilakukan di gereja Kathedral Jakarta dengan membawa sepasang lilin putih dan satu rosario baru.
Semuanya dilakukan di luar upacara puja bakti atau di luar upacara misa kudus. Dengan didampingi oleh orang yang telah mempunyai akses atau mempunyai kemampuan untuk memohon kepada Sang Hyang Budha atau kepada Yesus Kristus memberikan inisiasi pengangkatan guru roh.
Untuk mengangkat guru roh kepada Dewi Kwan Im dapat dilakukan di Vihara Dewi Kwan Im di Banten dengan membawa persembahan:
• 7 batang bunga sedap malam
• 7 kue mangkok warna merah
• 3 macam buah masing masing 7 buah
• sepasang lilin merah dan dupa hio cendana, dan kertas sembahyang
Untuk mengangkat guru roh kepada Dewa Kwan Kong dapat dilakukan di Vihara Dewa Kwan Kong di Tuban, Jawa Timur, dengan membawa persembahan yang sama dengan persembahan untuk Dewi Kwan Im.
Untuk mengangkat guru roh kepada Dewa Hian Thian Siang Tee, dapat dilakukan di Vihara Dewa Hian Thian Siang Tee di Welahan, dekat Kudus Jawa Tengah, dengan membawa persembahan yang sama dengan persembahan untuk Dewi Kwan Im di tambah Tee-Lio (Tan Kwee, Angco dan gula batu).
Untuk mengangkat guru roh kepada Sang Hyang Bathara Brahma dapat dilakukan di pura Hindu Rawamangun, dengan membawa persembahan berupa, 7 batang bunga sedap malam, 1 bunga canang dan pelengkapnya , dupa hio cendana.
Kesemua upacara resmi yang sederhana ini perlu oleh orang yang telah memiliki kemampuan untuk memohonkan inisiasi pengangkatan guru roh.
Guru roh yang diangkat melalui upacara resmi dan sederhana ini berbeda dengan "guru roh" yang dipahami oleh banyak pelaku spiritual umumnya.
Banyak pelaku spiritual menganggap roh pembimbing sebagai guru roh. Memang roh pembimbing ada yang dari para roh suci dan para dewa, tetapi juga ada yang bukan roh suci dan dewa melainkan mahluk gaib yang lain. Ada yang me-malsukan diri sebagai tokoh suci juga ada yang memakai identitas diri yang lain.
Walaupun misalnya roh pembimbing itu adalah roh suci atau dewa, tetapi tetap berbeda antara guru roh dan roh pembimbing. Wewenang dan targetnya sangat berbeda. Guru roh mempunyai wewenang untuk melarang roh pembimbing memberikan berkah dan bekal maupun bimbingan yang dianggap tidak cocok dengan target bimbingan dari guru roh. Sedangkan roh pembimbing tidak mempunyai wewenang seperti itu.
4. Bimbingan Guru Roh
Di dalam memberikan bimbingan kepada manusia, guru roh tidak memberikan pelajaran dan bimbingan seperti guru kelas di sekolah. Misalnya guru kelas dalam membimbing memberikan buku pelajaran, membuatkan catatan dan skema, memberikan penjelasan panjang lebar dan banyak diantaranya hanya berapa teori saja, bukan praktek. Apalagi pengalaman.
Guru roh memberikan bimbingan pelajaran melalui kejadian dan kasus-kasus. Jadi sang murid dilibatkan atau dimasukkan ke dalam kejadian dan kasus yang dihadapinya.
Dari kejadian dan kasus itu sang murid akan mendapatkan pengalaman dan dalam pengalaman itu diselipkan pelajaran- pelajaran.
Jadi intinya adalah pelajaran spiritual harus diperoleh melalui pengalaman. supaya dapat merasakan sendiri dan mengalami sendiri.
Pelajaran spiritual dan pemahaman spiritual tidak dapat diperoleh melalui berbicara, bercerita dan membaca. Misalnya seseorang akan menjelaskan coklat dan rasanya kepada orang lain yang belum pernah tahu coklat itu apa. Walaupun diJelaskan dengan seribu kalimat, tetap saja orang tersebut tidak mengerti coklat itu apa dan rasanya bagaimana.
Tetapi kalau orang tersebut diajak ke kebon coklat dan diberi sepotong coklat untuk dimakan, maka dengan mudah dan cepat dia tahu coklat dan rasanya.
Bagi pelaku spiritual yang masih mengira bahwa pelajaran dan bimbingan yang diberikan oleh guru roh seperti yang diberikan oleh guru kelas akan kecewa sekali dan menganggap bimbingan oleh guru roh kurang bermutu, tidak realistis dan lain-lain. Anggapan seperti ini tidak tepat, tetapi wajar, sebab bertentangan dengan cara mengajar oleh guru sokolah atau guru kelas. Dimana searang guru dituntut untuk memberi penjelasan tentang kebenaran, menjaga agar murid tidak membuat kesalahan dan kegagalan, dan lain-lain.
Karena guru roh membimbing dan memberikan pelajaran melalui pengalaman, maka sang murid harus dimasukkan atau diceburkan ke dalam kasus tersebut dengan cara yang tidak dikenal dan tabu dalam dunia pendidikan yang kita kenal.
Guru roh sengaja memberikan petunjuk dan penjelasan yang salah, menggagalkan usahanya dan memberikan benturan-benturan yang menyakitkan. Salah satu contoh misalnya, sang guru akan meredam dan menurunkan emosi sang murid yang masih tinggi. Emosinya langsung naik kalau sedikit saja tahu dibohongi, maka sang guru akan melatih sang murid untuk meredam emosinya dengan cara sering dibohongi, mula-mula sang murid akan berentak dan meledak emosinya. Lama-lama karena kelewat sering dibohongi, maka dia menjadi cuek atau masa bodoh terhadap kebohongan. Ini berarti sang murid sekarang sudah dapat meredam dan menghilangkan emosi tingginya terhadap kebohongan.
Begitu juga kalau sang guru akan mengikis ke"aku"an sang murid yang masih tinggi. Sang murid akan dimasukan ke kasus-kasus dimana harga dirinya akan dihantam habis-habisan, dipermalukan di depan orang lain, dan lain-lain. Sampai kesombongan dan tinggi hatinya menjadi menurun. Atau ke"aku"annya menjadi lebih tipis, kelekatan terhadap ke"aku"annya menjadi berkurang.
Ke"aku"an yang tinggi adalah sumber semua Masalah yang dihadapi oleh manusia.
5. Apakah Guru Roh Dapat Dipalsu?
Jawaban atas pertanyaan ini sangat penting. Dan jawaban saya adalah guru roh dapat dipalsu! Walaupun guru roh adalah para dewa dan roh suci. Tetap guru roh dapat dipalsu-kan oleh mahluk gaib yang lain yang mempunyai kesaktian tinggi. Misanya arwah orang yang mempunyai kesaktian tinggi atau bangsa jin yang memiliki kesaktian yang tinggi. Apalagi kalau fondasi spiritual orang tersebut belum kuat.
Yang penting adalah bagaimana cara mengetahui bahwa guru roh itu palsu.
Pertama, guru roh akan memberikan beberapa tahap pengamanan terhadap pemalsuan guru roh.
Pertama guru roh akan memberikan "sandi pengaman" berupa password atau kalimat tenentu, juga dapat berupa bau harum tertentu dan lain-lain.
Kedua, prosedur menerima petunjuk bahwa setiap petunjuk perlu di re-check kembali. Kalau petunjuk yang diterima masih dirasakan kurang mantap atau diragukan, perlu di-recheck sampai tiga kali dengan hari dan waktu yang berlainan. Jangan me-recheck tiga kali pada waktu bersamaan.
Mengapa perlu begitu? Sebab kalau ada mahluk Gaib yang memalsukan sang guru, maka dia tidak mungkin" mempertahankan kepalsuannya untuk jangka waktu yang lama tanpa diketahui oleh guru roh. Guru roh memiliki hirarki sampai tingkat tinggi.
6. Guru Roh dan Guru Sejati
Seorang pelaku spiritual dapat memiliki beberapa guru roh, bahkan ada yang memiliki 12 guru roh dari garis yang berbeda-beda. Kalau seorang pelaku mempunyai beberapa guru roh maka salah satu dari guru roh tersebut akan berperan sebagai ketua guru roh. Ketua guru roh ini saya sebut sebagai guru sejati. Atau guru wali- kelas dalam pendidikan sekolah.
Istilah guru sejati bukan seperti "guru sejati" dalam aliran kebatinan atau kejawen.
Guru roh dan guru sejati bukan god-father, banyak orang yang mempunyai anggapan bahwa kalau dia sudah punya guru roh, maka semuanya akan beres, sebab sudah punya backing kuat. Kalau timbul masalah nanti minta tolong sang guru atau ada guru yang membereskan. Pemahaman seperti ini salah besar. Guru roh dan guru sejati bukan god- father, bukan karyawan dan bukan satpam anda, untuk dapat membereskan semua masalah yang anda buat.
Juga guru roh dan guru sejati bukan tempat untuk dapat mengabulkan semua permintaan sang murid dan menjawab semua pertanyaan sang murid. Bukan tugas sang guru. Guru roh dan guru sejati adalah tempat sang murid belajar dan memperoleh bimbingan dalam menempuh perjalanan hidupnya dan dalam menempuh perjalanan spiritualnya.
7. Petunjuk dan Nasehat Guru Roh
Dalam menerima pelajaran dan bimbingan dari guru roh, searang pelaku spiritual akan memperoleh petunjuk dan nasehat. Seorang pelaku spiritual dapat mempunyai beberapa guru roh yang diketuai oleh satu guru sejati.
Para guru roh yang terdiri dari beberapa roh suci dan dewa ini mempunyai bidang wewenang masing-masing. Misalnya untuk urusan fondasi ekonomi ada dewa rejeki Hok Tek Ceng Sin. untuk dasar dasar kejujuran ada dewa Kwan Kong, untuk urusan ilmu gaib dan mahluk gaib ada dewa Hian Thian Sing Tee, untuk rasa belas kasih ada dewi Kwan Im, untuk masalah kebijaksanaan ada Sang Hyang Budha Gautama dan untuk dasar dasar pemahaman ajaran spiritual ada dewa Tay Siang Lo Koen, dan lain lain.
Karena bidang dan wewenangnya yang berbeda-beda, maka kebijaksanaan yang diambil untuk masalah yang sama tidak selalu sama, petunjuk dan nasehat dari guru roh yang satu dapat berbeda dengan guru roh yang Iain.
Seorang pelaku spiritual yang mempunyai beberapa guru roh, petunjuk dan nasehat harus diminta dari guru sejatinya, bukan dari guru roh pendampingnya. Sebab keputusan akhir ada di guni sejati. Kecuali bagi pelaku spiritual yang hanya memiliki satu guru roh saja.
Suatu petunjuk dan nasehat dari guru roh, tidak hanya perlu di re-check, tapi juga masih perlu di cross-check, tergantung seberapa penting petunjuk dan nasehat yang diberikan.
Yang dimaksud cross-check bukan petunjuk antara guru roh yang satu dengan guru roh yang Iain dari pelaku spiritual yang sama. Cross-check perlu dilakukan antar pelaku spiritual yang satu dengan pelaku spiritual yang lain, baik dari guru roh yang sama maupun guru roh yang berlainan.Oleh karena itu, bisa saja hasil cross-checknya berbeda beda. Bagaimana menyikapinya?
Karena cross-check merupakan prosedur standard atau prinsip dasar dalam menerima petunjuk dan nasehat dari guru roh, maka saya dan istri sering sekali melakukan cross-check, dan sering juga hasil cross-checknya berbeda.
Pada awalnya, sempat membuat kami berdua bingung dan ragu. Baru setelah mendapat penjelasan dari guru sejati masing-masing, kami dapat mengerti dan memahaminya. Guru sejati istri saya adalah dewi Kwan Im yang penuh rasa belas kasihan, sedangkan guru sejati saya sangat disiplin dan keras.
Oleh karena itu, kalau ada petunjuk dan nasehat dari guru roh berbeda, maka menyikapinya harus benar, harus mempergunakan garis pemahaman yang benar, seperti:
l. Garis Pelayanan
2. Garis Kewajiban
3. Garis Misi
Garis pelayanan misalnya, istri saya mempunyai garis pelayanan yang berhubungan dengan garis Tao-is, Kristen dan Budhis. Saya mempunyai garis pelayanan dari garis Hindu, Kejawen, Tao-is dan Budhis.
Garis kewajiban, garis kewajiban berhubungan dengan garis silsilah keluarga, jadi kalau masalahnya berhubungan dengan garis silsilah keluarga istri saya, maka petunjuk dan nasehat yang diterima istri saya yang harus digunakan. Begitu juga untuk tamu, kalau dia minta tolongnya kepada istri saya, maka yang harus dipakai adalah petunjuk dan nasehat yang diterima oleh istri saya. Tentunya setelah sama-sama melalui prosedur cross-check kami berdua, dan tetap masih terdapat perbedaan kebijaksanaan.
Garis misi, tergantung misi masing-masing. sebab ini berhubungan dengan bekal dan berkah serta karunia Ilahi yang masing-masing dalam menjalani laku spiritualnya.
No comments:
Post a Comment