l. KEBERHASILAN
Yang saya maksud dengan keberhasilan dalam laku spiritual adalah kalau seorang pelaku spiritual dapat tetap bertahan dalam jalan spiritual garis Ilahi. Dan dapat membersihkan pikirannya, mensucikan rohaninya serta dapat meningkatkan kesadaran spiritualnya. Walaupun semuanya ini harus dicapai secara bertahap, juga ditempuh dari inkarnasi yang satu ke reinkarnasinya yang akan datang.
Yang terpenting adalah harus tetap di garis Ilahi.
Banyak pelaku spiritual yang nyasar, diyakini sebagai jalan Ilahi, tidak tahunya nyasar ke garis non Ilahi, tanpa diketahui dan disadari oleh yang bersangkutan.
Memang banyak jalan spiritual menuju ke Allah Yang Maha Kuasa, seperti pepatah bilang "Ada seribu jalan menuju Roma", tetapi "jalan TOL" menuju ke Allah Yang Maha Kuasa tidak banyak. Dan juga banyak "jalan alternatip" yang berliku- liku membuat pelaku spiritual menjadi bingung dan ragu, sehingga akhirnya gagal mencapai tujuan.
Mengapa dapat terjadi seperti itu? Pepatah juga mengatakan "malu bertanya sesat di jalan". Masalahnya disini bukannya tidak mau bertanya, tapi tanyanya ke siapa? Inilah sebab utamanya! Tidak tahu harus tanya kepada siapa.
Mau tanya kepada Allah? Lebih runyam lagi, bagaimana tahu bahwa petunjuknya benar dari Allah? Semua ini membuai banyak pelaku spiritual yang nyasar atau tersesat. banyak yang yang putus di jalan.
yang lebih aman adalah mempunyai guru roh yang dalam menempuh jalan spiritualnya. tapi ini bukan berarti kalau sudah mempunyai guru roh pasti berhasil, tidak. Untuk dapat berhasil diperlukan beberapa syarat. Dalam uraian ini saya hanya menuliskan beberapa syarat untuk dapat berhasil dan beberapa hal yang membuat pelaku spiritual gagal mencapai tujuan. Khususnya untuk pelaku spiritual yang telah mempunyai guru roh saja.
Syarat dasar keberhasilan laku spiritual adalah :
l. Mempunyai raport perjalanan hidup "biru", makin tinggi nilai "laku baik", "anial baik" dan "ibadah baik", makin kuat fondasi spirituahiya.
2. Mempunyai kadar karma buruk atau Skala Kadar Karma Buruk (SKKB) dibawah 30 dari skala O sampai 99. Makin rendah SKKB makin besar wadah spiritual yang dapat dibentak dan makin banyak berkah dan bekal spiritual yang dapat ditampung.
3. Motivasi yang benar, niat yang kuat, patuh dan disiplin, sujud dan hormat kepada guru dan selalu waspada, hati-hati dan teliti. Jangan jatuh ke dalam kesombongan dan lengah.
4. Dapat melepaskan diri dari kemelekatan terhadap ke"aku" an, terhadap perwujudan dan terhadap materi. Sebab ke-tiganya mempakan hambatan besar bagi pelaku spiritual.
Ketiga unsur ini adalah sumber masalah duniawi yang rumit.Jangan membuat target, terima sepengasihnya. Jangan melakukan yang sifatnya mencoba-coba. Yang terpenting jangan ber-inisiatif sendiri, sebab jalan yang ditempuh ada di dalam alam roh atau di dimensi gaib.
2. KEGAGALAN
Beberapa orang menanyakan pada saya, kalau dalam perjalanan spiritual dibimbing oleh guru roh, kemudian gagal ditengah jalan atau mau mengundurkan diri. Apakah ada sanksinya, ada hukumannya?
Para roh suci dan para dewa menolong dan membimbing manusia tanpa pamrih apapun, semuanya dilakukan untuk kepentingan dan kebaikan manusia itu sendiri.
Adalah salah kalau sampai manusia mengajukan persyaratan kepada para dewa dan roh suci, bahwa dia baru mau menjalani laku spiritual kalau sudah diberi rejeki atau kehidupan yang enak, atau kalau dewa dan roh suci itu sudah mau terlebih dahulu menampakkan diri pada manusia. Seolah-olah meminta dewa dan roh suci itu "melamar" menjadi guru manusia.
Oleh karena itu kalau manusia mau mengundurkan diri atau dropout dari bimbingan guru roh. Tidak ada sanksi apapun yang dia terima. Yang ada adalah resiko yang harus dia tanggung sendiri. Mengapa ada resikonya? Resiko ini baru muncul kalau si pelaku spiritual dibawah bimbingan guru roh itu sudah memiliki kemampuan spiritual, atau kemampuan supranatural. Misalnya rohnya telah dibangunkan, sudah mampu kontak batin dengan gaib, sudah mampu melihat gaib atau komunikasi dengan gaib. Dan yang lebih berbahaya adalah yang telah memiliki kekuatan gaib untuk berantam atau bertarung dengan mahluk gaib, sehingga sudah mulai mempunyai musuh di alam gaib.
Selama masih ada guru roh, dia masih dibawah bimbingan dan perlindungan guru Tapi begitu dia mengundurkan diri maka semua perlindungan dari guru sudah tidak ada lagi.
Belum lagi kalau sampai manusia itu ditempel dan dikuasai oleh mahluk gaib yang ingin memanfaatkan kemampuan supranatural yang telah dimilikinya, inipun dapat beresiko berat. Jadi perlu pertimbangan yang matang dan mantap sebelum mengangkat guru roh. Jangan sampai gagal atau drop-out.
Di bawah ini adalah beberapa penyebab seorang pelaku spiritual gagal mencapai tujuan dibawah bimbingan guru roh.
l. Jangan menyebut nama guru roh dan para roh suci dengan tidak hormat. Jangan bercanda dengan membawa nama roh suci yang dapat berakhir pada pelecehan kepada roh suci atau para dewa dari aliran apapun.
2. Jangan memposisikan guru roh sebagai "God father" atau backing, sebagai "satpam" dan "karyawan", agar dapat menyelesaikan semua masalah yang anda lakukan. Meskipun anda dipihak yang salah.
3. Tidak memposisikan guru roh sebagai tempat belajar dan menerima bimbmgan, tetapi menempatkan guru sebagai tempat untuk dapat menjawab semua pertanyaan apa saja, dan memberikan apa saja yang anda minta. Termasuk memberikan kemampuan supranatural atau kesaktian duniawi.
4. Jangan punya target, jangan ber-inisiatif sendiri dan terima sepengasihnya. Ini adalah prinsip dasar laku spiritual dibawah bimbingan guru roh.
5. Godaan duniawi, hampir semua godaan duniawi datangnya melalui panca-indra, dan godaan lewat panca indra ini memang merupakan kelemahan yang dibawa oleh sifat tubuh jasmani. Tubuh jasmani sangat dekat dengan materi. Begitu juga ke-aku-an yang sangat dekat dengan nama besar. Jadi materi dan nama besar memang sangat berpotensi menggagalkan laku spiritual seseorang.
Guru roh dan para roh suci tidak mengistimewakan manusia bimbingannya dari semua jangkauan hukum alam, termasuk hukum karma.Tetapi akan selalu membimbing dan melindungi keselamatan muridnya dari gangguan di luar jangkauan hukum alam.
3. Evaluasi Laku Spiritual
Walaupun pelaku spiritual sudah mendapatkan bimbingan dan guru roh evaluasi laku spiritual perlu dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun. Hal ini perlu dilakukan sebab bimbingan oleh guru roh tidak seperti bimbingan guru kelas. Tidak sejelas guru di kelas. Dan lagi manusia punya "sisi bebas" yang tidak dapat dijangkau oleh para dewa dan roh suci sekalipun. Artinya guru roh tidak dapat memaksakan kehendaknya atau bimbingannya kepada sang murid. Apalagi kalau sang murid belum mempunyai kemampuan komunikasi yang baik dengan sang guru. Maka apa yang dikira boleh dan baik oleh si murid belum tentu sejalan dengan keinginan sang guru. Belum tentu sesuai dengan program atau rencana sang guru.
Untuk mencegah penyimpangan yang lebih besar, maka setiap tahun perlu melakukan evaluasi. Dimana evaluasi dapat dilakukan? Seorang pelaku spiritual yang telah memiliki guru roh, maka dia mempunyai kewajiban untuk datang dan ber-sujud kepada sang guru minimal setahun sekali, di tempat dia melakukan ritual mengangkat guru. Kesempatan memenuhi kewajiban tahunan ini, kecuali digunakan untuk mengucapkan terima kasih atas semua yang telah diberikan oleh sang guru. Juga digunakan untuk memohon maaf dan pengampunan atas semua kesalahan dan dosa yang telah dilakukan selama satu tahun. Kemudian melakukan evaluasi dihadapan sang guru mengenai semua yang telah diterima. yang telah dilakukan. apakah perlu ada perubahan atau ada yang ditambahkan atau ada yang dihilangkan apakah semuanya sudah sesuai dengan program sang guru. Program bimbingan sang guru semuanya bersifat bertahap. Bisa saja tahun ini masih boleh, tahun depan sudah perlu dihentikan atau diubah tata caranya.Dan yang paling penting dalam evaluasi ini adalah apakah anda masih tetap dibawah bimbingan sang guru? Atau sudah ada intervensi atau ada pencemaran oleh mahluk gaib non Ilahi, sehingga sang guru sudah meninggalkan anda. Ini semua perlu ditanyakan kepada sang guru di tempat dahulu menerima inisiasi mengangkat guru roh.
Bagi para pelaku spiritual yang belum mampu berkomunikasi dengan baik untuk melakukan evaluasi dengan sang guru. Dapat melakukan evaluasi dengan bertanya di altar Vihara Tri Dharma mempergunakan sarana pak-pwee. Empat Vihara Tri Dharma yang saya sebutkan dalam bab di depan dapat digunakan untuk melakukan evaluasi. Dan jangan lupa bawa persembahan.
Misahya guru roh anda bukan dari garis para roh suci atau para dewa yang ada di Vihara Tri Dharma, maka anda dapat memohon pertolongan di Vihara Banten kepada Dewi Kwan Im, memohon pertolongan Dewi Kwan Im untuk menanyakan kepada guru roh anda, evaluasi perjalanan spiritual anda selama satu tahun,dengan mempergunakan sarana pak- pwee.
4. Tata Cara Penggunaan Sarana Pak Pwee
Di altar Vihara Tri Dharma atau Klenteng tersedia sarana komunkasi sederhana yang disebut pak-pwee, komunikasi antara umat dengan dewa yang duduk di altar. Komunikasi ini sifatnya searah- umat bertanya dan dijawab dengan "ya" atau tidak" dengan melemparkan atau menjatuhkan dua keping kayu ke lantai, yang disebut pak-pwee.
Bagi umat Tri Dharma yang sudah biasa ibadah di Vihara tentu sudah mengenal alat pak-pwee ini, tapi masih banyak yang kurang mengerti dan memahami secara benar prosedur atau tata-cara pelaksanaannya atau menjalankannya.
Orang atau umat yang bertanya kepada dewa di altar perlu dapat menyusun pertanyaan-pertanyaan yang dapat di-jawab dengan "ya" atau '"tidak" saja, jangan membuat pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan "ya" atau 'tidak".
Misalnya pertanyaan, baik apa tidak saya membaca mantera Maha Karuna Dharani (Ta Pei Cou) ? Pertanyaan seperti ini tidak dapat dijawab, sebab kalau jawabannya "ya", ini untuk yang baik atau untuk yang tidak baik. Jadi pertanyaan yang benar adalah, apakah baik saya membaca mantera Ta Pei Cou?
Kalau misalnya jawabnya baik, buatlah pertanyaan kedua yang sifatnya menguatkan jawaban pertama. Misalnya, apakah mantera itu berguna untuk saya? Kalau jawabnya "ya", ini berarti anda sudah mendapatkan penjelasan dan jawaban bahwa mantera itu baik anda baca dan akan berguna atau bermanfaat untuk anda.
Sebaiknya disiapkan dulu susunan pertanyaan, baru menghadap ke altar untuk bertanya. Kalau tidak, yang belum biasa bertanya dengan pak-pwee,baru dua-tiga kali bertanya sudah berhenti tidak dapat bertanya lagi.
Jawaban "ya" ditandai dengan posisi kayu pak-pwee "satu terbuka, satu tertutup", jawaban 'tidak" ditandai posisi kayu pak-pwee keduanya tertutup. Kalau jawabannya berupa posisi kayu pak-pwee terbuka keduanya,ini berarti pertanyaan yang diajukan tidak jelas atau kurang jelas. Buat penanyaan yang lebih spesifik atau lebih rinci dan ulangi lagi bertanya. Juga dapat berarti pertanyaan anda belum waktunya untuk dijawab, atau belum boleh ditanyakan. Jawaban dengan posisi kayu pak-pwee terbuka keduanya, boleh diulang tanya sampai tiga kali. Yang tertutup keduanya, hanya boleh diulang dua kali.
Masih banyak orang yang meremehkan cara bertanya kepada para dewa di altar dengan memakai pak-pwee, cara ini dianggap untung-untungan seperti judi koprok saja. Mereka lebih percaya dan lebih mantap bertanya lewat medium. Beberapa orang bertanya pada saya, sampai seberapa akurat kebenaran jawaban yang diperoleh dengan cara pak-pwee.Saya jawab bahwa kebenaran jawaban melalui pak-pwee sangat tergantung dari sikap dan motivasi si penanya sendiri. Kalau bertanyanya hanya untuk coba-coba atau sekadar tanya dan iseng saja, maka jawaban yang diperoleh ya sekedar jawaban saja, sebab hanya untuk iseng dan coba-coba.
Akan tetapi kalau motivasi dan sikapnya serius, tulus dan percaya, hati nuraninya bersih, pertanyaannya tersusun dengan baik dan jelas. Maka jawaban yang akan anda terima dapat mencapai 90% atau lebih adalah benar dan cocok.
Ingatlah bahwa para roh suci dan para dewa dalam menolong manusia tanpa pamrih apapun, semuanya dikembalikan kepada manusianya. Mau main-main atau coba-coba maka diberikan yang untuk main-main atau coba-coba, mau yang serius dan tulus, diberikan untuk yang serius dan kebenaran. Semuanya tergantung dari apa yang anda bawa di hati, yang anda mau.
5. Prosedur Evaluasi di Altar Vihara
Masih banyak orang atau pelaku spiritual yang belum tahu dan belum mengerti cara-cara melakukan evaluasi laku spiritual di depan altar Vihara Tri Dharma. Di bawah ini saya berikan secara sederhana prosedur evaluasi laku spiritual di altar Vihara Tri Dharma, untuk pelaku spiriitual yang belum mempunyai guru roh.
Empat Vihara Tri Dharma di bawah ini baik untuk digunakan memohon evaluasi laku spiritual anda.
Keterangan Diagram :
Misalnya evaluasi dilakukan di Banten, Serang.
l. Ke vihara Tri Dharma dewi Kwan Im di Banten membawa persembahan :
• 7 batang bunga sedap malam
• 7 kue mangkok warna merah
• 3 macam buah masing-masing 7
• Dupa/hio cendana, lilin dan kertas sembahyang
2. Sembahyang ke Tuhan/Thian, mohon ijin dan restu untuk memohon evaluasi laku spiritual kepada dewi Kwan Im di altar vihara ini.
3.Setelah menghaturkan sembah sujud keliling seluruh altar, kembali ke altar utama dewi Kwan Im. Konsentrasi dan sujud, berdoa memohon kepada dewi Kwan Im memberikan evaluasi laku spiritual anda. Sebutkan nama dan alamat anda.
4.Memohon dewi Kwan Im untuk menyinekirkan semua gaib yang ada di sekelilmg dan di dalam badan anda, yang dewi Kwan Im tidak kehendaki.
5.Dapatkan jawaban pertanyaan anda, dengan sarana pak- pwee.
6. Tanyakan apakah semua gaib yang dewi Kwan Im tidak kehendaki sudah disingkirkan?'
6a.Kalau belum, ulangi permohonan no. 4.
7. Kalau sudah, tanyakan apakah jalan spiritual yang anda tempuh adalah garis Ilahi.
7a. Kalau tidak, tanyakan satu persatu apakah anda ditempel oleh jin atau oleh arwah leluhur anda. Kalau ya, langsung ke no. 10.
7b. Kalau tidak, ulangi pertanyaan no. 7.
8. Kalau ya, tanyakan apakah laku spiritual yang anda jalan- kan sudah baik?
8a. Kalau ya, tanyakan apakah baik untuk diteruskan dengan cara yang selama ini telah anda lakukan.
8b. Kalau tidak, ulangi no. 8.
8c. Kalau ya, tanyakan apakah perlu mengangkat guru roh? Kalau ya, langsung ke no. l 0.
9. Kalau belum, tanyakan apakah perlu bimbingan guru roh?
10. Kalau ya, tanyakan apakah perlu minta bantuan pen- jelasan pada manusia?
10a. Kalau tidak, ulangi no. 7a, no. 8c dan no. 9.
11 Kalau ya. tanyakan apakah anda baik minta bantuan penjelasan kepada si A,si B,si c atau si D yang anda atau tahu. Tanyakan satu persatu.
11a. Kalau tidak ada, cari nama-nama lain dan tanya lagi.
12 kalau ya, anda sudah mendapatkan Jawaban mengenai evaluasi laku spiritual anda.
13. Ucapkan terima kasih kepada dewi Kwan Im.
Kalau anda mau meninggalkan vihara, pamit dulu ke altar utama dan membakar kertas sembahyang sebagai sarana penutup upacara sembahyang anda.
Catatan sebagai penjelasan tambahan :
l. Sebaiknya evaluasi laku spiritual dilakukan setiap tahun, supaya kalau ada penyimpangan tidak berlarut-larut.
2. Permintaan penyingkiran gaib pada prosedur no. 4 bersifat sementara, dengan tujuan mendapatkan jawaban murni dari roh suci atau dewa di altar tanpa intervensi gaib lain.
3. Bila anda ditempel oleh gaib lain yang kehadirannya tidak dikehendaki, tanpa melakukan prosedur no. 4, pertanyaan anda akan dijawab oleh gaib yang berada di badan atau disekeliling anda. Walaupun pertanyaan anda ditujukan kepada roh suci di altar. Sebab di alam dewa ada aturan yang harus ditaati, sehingga tanpa anda minta pembersihan, dewa di altar tidak berwenang untuk menyingkirkan gaib lain yang ikut anda.
(Baca buku pertama: "Ibadah dari Vihara ke Vihara", medium di depan altar)
4. Pembersihan permanen terhadap gaib yang tidak dikehendaki, perlu diminta dengan doa khusus atau dilakukan oleh orang yang telah memiliki karunia Ilahi untuk keperluan tersebut.
5. Dalam berbagai kasus yang saya temukan, orang yang ditempel oleh gaib yang keberadaannya tidak dikehendaki,sulit melepaskan diri dari cengkeraman gaib tersebut karena dalam berbagai hal, kesadaran, pikiran dan perbuatan-nya telah dipengaruhi atau dikuasai.
No comments:
Post a Comment