Hampir semua umat klenteng Tri Dharma adalah umat Kong Hu Cu. Dan hampir semua umat yang sembahyang di klenteng selalu meminta dan meminta terus, banyak yang melupakan untuk memberi. Sedangkan di kehidupan ini berlaku hukum keseimbangan. Yang mau menerima perlu mau memberi. Mengenai hukum keseimbangan pernah saya tulis dalam buku ke-5 dengan judul "Dialog Dengan Alam Dewa" halaman 20 dengan topik "Hukum alam semesta".
Di dalam ajaran Budhis ada pemahaman kemelekatan. Manusia diminta untuk tidak melekat pada keakuan-nya, tidak melekat pada perwujudan dan tidak melekat pada materi. Sang Budha mengajarkan ilmu ini karena Sang Budha mengetahui bahwa melekat pada kesemuanya itu akan membawa ke penderitaan. Melekat pada keduniawian adalah penderitaan, karena yang ada di dalam kehidupan duniawi semuanya adalah ilusi dan palsu. Kalau orang melekat kepada ilusi dan palsu, maka akan berujung pada penderitaan. Yang dimaksud dengan berujung atau diujung ini bukan hanya di kehidupan duniawi ini.
Di kitab Injil Yesus Kristus mengatakan, "Berbahagialah orang yang menderita." Orang yang menderita umumnya bukan orang kaya. Sebab orang kaya punya segala fasilitas untuk lepas dan lari dari penderitaan. Akan tetapi Yesus Kristus juga mengatakan, "Lebih mudah memasukkan onta ke dalam lubang jarum daripada memasukkan orang kaya ke dalam surga." Mengapa?
Yesus Kristus mengatakan ini bukan basa-basi, tetapi serius. Tapi mengapa? Apa alasannya? "Berbahagialah orang yang menderita, karena dialah yang empunya kerajaan surga." Apa makna dari kalimat di Injil ini? Orang yang menderita adalah orang yang men - dapat kesempatan untuk membayar atau mengangsur dosa-dosanya. Dengan istilah Budhis, sedang mengangsur pembayaran karma buruknya. Kalau berhasil mengangsur atau membayar lunas dosa atau karma buruknya, maka dia baru bisa masuk surga. Sebab surga hanya dapat menerima orang yang sudah bebas dari dosa atau karma buruk.
Orang kaya selain memiliki fasilitas atau sarana untuk menghindar dan lari dari penderitaan, umumnya orang kaya bukan hanya kaya materi, tapi juga Kaya dosa atau karma buruk, disadari ataupun tidak disadari. Orang yang dapat berhasil menjadi Kaya raya adalah seorang pengusaha atau pebisnis. Dalam perjalanan menjadi pengusaha besar yang kaya raya dia pasti dan perlu pandai memanfaatkan kesempatan.Kesempatan baik maupun kesempatan dalam ke-sempitan orang Iain atau pesaingnya Atau dengan kata lain, menggunakan segala cara untuk menghasilkan uang sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan penderitaan orang lain. Dan tentu hal ini dapat mengakibatkan banyak orang menderita. Setelah bertahun- tahun dilakukan akan membuat karma buruknya tinggi. Maka umumnya dilihat dari kacamata spiritual orang yang kaya raya duniawi juga kaya raya dosa dan karma buruk.
Sudah begini masih ditambah lagi bahwa orang kaya juga kaya fasilitas untuk menghindar dan lari dari penderitaan. Yang berarti tidak pernah mau mempergunakan kesempatan untuk mengangsur dan melunasi pembayaran dosa dan karma buruknya.
Ingat ungkapan ini: "Makin banyak uang, makin banyak kemauan. Makin banyak kemauan, semakin banyak masalah. Makin banyak masalah, banyak diantara masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan uang. Itulah "penderitaan."
Kalau orang kaya kelihatan hidupnya mewah, senang dan bahagia sampai hari tuanya, dan juga dapat meninggal dengan tenang tanpa penderitaan, secara duniawi dia dapat dikatakan orang yang sangat beruntung. Akan tetapi secara spiritual dia adalah orang yang sangat tidak beruntung. Sebab dia tidak mendapat kesempatan atau selalu menghindar dari pembayaran dan pelunasan dosa dan karma buruk.
Sampai hari meninggalnya dia masih membawa dosa dan karma buruknya. Maka dia tidak dapat masuk surga. Seperti yang dikatakan oleh Yesus Kristus dalam Injil, "Orang kaya tidak dapat surga".
Supaya tidak mengalami masalah seperti ini maka menurut pendapat saya ada baiknya orang kaya perlu belajar dan memahami ilmu spiritual garis" Ilahi.Supaya di hari tuanya dapat mempersiapkan diri dan dapat memiliki bekal untuk perjalanannya menuju surga. Seperti yang diwejangkan oleh guru saya, "Dalam hidup jangan takut dan lari dari penderitaan. karena penderitaan itu akan meringankan dan melancarkan perjalananmu nanti." Dan juga oleh Yesus Kristus, "Berbahagialah orang yang menderita, karena dialah yang empunya kerajaan surga."
Menurut pendapat dan pengalaman saya, hanya 1 orang yang mengerti dan memahami ilmu spiritual Ilahi yang bersedia menderita dan tidak lari dari penderitaan. Agar memperoleh kebahagiaan di "alam" sana
Silahkan dipikirkan, direnungkan dan temukan kebenarannya. Dipercaya saya tidak untung apa-apa, tidak dipercaya saya juga tidak mgi apa-apa. Saya informasikan semua ini semata-mata dengan tujuan untuk kebaikan umat manusia.
0 komentar
Post a Comment