"Dalam hidup jangan takut menderita, sebab penderitaan itu akan meringankan dan melancarkan perjalanan hidupmu". |
Naluri alami dari manusia dan hampir semua makhluk hidup adalah selalu berusaha menjauhi dan menghindari semua hal yang dapat menimbulkan bahaya atau penderitaan. Jadi kalau dikatakan "hidup perlu menderita"'.tidak ada satu orangPun yang setuju dan mau menderita, terutama orang awam. Dan akan ditertawakan dan dicemoohkan banyak orang.
Tetapi mengapa Yesus Kristus dalam kotbah- nya di bukit mengatakan :
-berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, sebab merekalah yang empunya kerajaan surga"
-Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya kerajaan surga.
- Berbahagialah orang yang berduka cita, karena mereka akan dihibur.
Ada 12 poin kalimat seperti ini di dalam kotbah Yesus Kristus, yang intinya adalah "berbahagialah orang yang menderita". Mengapa harus begitu? Mengapa perlu menderita dulu untuk dapat meraih kebahagiaan? Ketahuilah bahwa Yesus Kristus sangat serius memperingatkan manusia, hidup perlu menderita.
"Hidup adalah penderitaan", demikian yang dikatakan Sang Budha Gautama. Dan Sang Budha tidak bercanda, ini hal yang serius, mengapa?
Guru roh saya mengatakan, "Dalam hidup jangan takut menderita, sebab penderitaan itu akan meringankan dan melancarkan perjalanan hidupmu.
Sebenarnya yang dikatakan oleh tiga para roh suci dengan tingkat nirvana yang sangat tinggi ini sudah beberapa kali saya tulis dalam buku-buku saya.
Tulisan ini merupakan tambahan atau pelengkap penjelasan yang telah saya muat.
Mengapa hidup perlu menderita? Apa Jawaban anda? Kalau anda jawab, "Itu ngawur"'. maka jawaban anda hampir benar, sebab anda mungkin masih awam dalam pemahaman spiritual. hampir benar, jadi belum benar,jadi ya salah.
Untuk dapat mengerti dan menerima penjelasan mengenai mengapa hidup perlu menderita, orang perlu tahu dan mengerti tentang hukum karma dan reinkarnasi. Tanpa mau tahu dan tanpa mau mengerti, anda tidak pernah tahu dan mengerti, jadi jawabannya ya yang ngawur tadi.
Apa yang dikatakan oleh 3 para roh suci dari tingkat nirvana yang sangat tinggi ini, yaitu Yesus Kristus, Sang Budha Gautama dan guru roh saya mengenai hidup, menderita dan bahagia ini semuanya saling melengkapi, saling mengisi kebenarannya.
Sang Budha mengatakan bahwa hidup adalah penderitaan, sebab Budha mengetahui dan menemu- kan bahwa adanya dosa dan karma yang belum dilunasi dan harus dibayar dalam suatu kehidupan, maka roh tersebut direinkarnasikan lagi supaya dalam kehidupan yang baru ini dia dapat membayar dan melunasi hutang dosa dan karmanya dari kehidupan yang lalu. Jadi dia diberi kehidupan yang baru ini untuk membayar karma-karmanya, dan pembayaran karma ini dilakukan dengan mengalami penderitaan. Jadi hidup ini adalah penderitaan. Sayangnya dalam setiap kehidupan yang tujuannya membayar lunas karma buruk ini selalu diikuti perbuatan yang menghasilkan karma buruk yang baru. Bayar hutang lama membuat lagi hutang baru. Sehingga terbentuk-lah lingkaran karma dan reinkarnasi. Ajaran Sang Budha adalah untuk memutuskan rantai lingkaran karma dan reinkarnasi ini. Supaya dapat membayar yang lama dan tidak membuat yang baru.
Yesus Kristus mengatakan, "Berbahagialah orang yang menderita". Sebab dengan menjalani penderitaan berarti mendapat kesempatan untuk mem- bayar atau mengangsur dosa dan karmanya. Setelah hutang dosa dan karmanya lunas, maka dia dapat mencapai kerajaan surga. Kerajaan surga tidak dapai dicapai tanpa membayar lunas dulu hutang dosa dan karmanya.
Tapi untuk dapat berhasil membayar lunas dosa dan karma ini tidak mudah, bahkan sangat sulit sekali. Perlu tekat yang kuat, tekun dan tahan menjalani penderitaan serta dapat mengelola karmanya dengan baik dan benar, dibawah bimbingan guru roh, baru dapat berhasil. Tanpa dibimbing guru roh butuh waktu lama dan sulit. Mengenai cara mengelola karma sudah saya jelaskan di buku pertama dengan judul Ibadah dari Vihara ke Vihara.
Oleh karena naluri alami manusia yang selalu berusaha menghindar, menjauhi dan lari dari penderitaan, maka guru roh saya menasehati, "Dalam hidup jangan takut menderita". Jangan lari dari penderitaan, sebab datangnya penderitaan ini adalah kesempatan yang diberikan untuk dapat mengangsur karma buruk. Kalau dijauhi dan ditinggalkan, maka hilanglah kesempatan untuk mengangsur dan me- lunasi hutang karma dan dosanya.
Saya beberapa kali menganjurkan tamu saya untuk tidak ngotot menyembuhkan sakit dideritanya. Sebab saya tahu bahwa sakit yang dialami ini merupakan proses penurunan(skala kadar karma buruk), jadi jangan distop- Jangan dihalangi. Kecuali penyakitnya bertambah parah, maka perlu diobati. Tapi jangan ngotot berusaha untuk sembuh total.
Mereka banyak yang bertanya, bagaimana mengetahui bahwa penderitaan atau sakit itu adalah penurunan SKKB? Apakah semua penderitaan dan sakit itu mempakan proses penurunan SKKB? Memang tidak banyak orang yang dapat mengetahui apakah ada unsur proses penurunan SKKB atau tidak dalam penderitaan sakit yang dialami seseorang.
Tetapi setiap penderitaan yang dialami seseorang akan menurunkan SKKB-nya. Ini bukan berarti kalau penyakitnya bertambah parah lalu dibiarkan saja, tidak diusahakan pengobatannya agar SKKB-nya terus turun, bukan seperti itu.
Memang perlu untuk tahu apakah penderitaan atau penyakit itu merupakan proses penurunan SKKB atau tidak. Kalau merupakan proses penurunan SKKB, jangan ngotot diobati sampai sembuh total, cukup diusahakan tidak bertambah parah dan diusahakan masih dapat beraktifitas sehari-hari walau- pun masih dirasakan sakit atau tidak nyaman.
Untuk mengetahui ada tidaknya proses penurunan SKKB, dapat bertanya pada para dewa dan roh suci yang duduk di altar Klenteng Tri Dharma dengan memakai sarana pak-pwee. Tanyalah di altar kelenteng yang bersih dan garu Ilahi.
Di dalam buku saya yang lalu, saya pernah menulis bahwa orang yang sejak lahir sampai meninggal selalu hidup senang dan bahagia bukanlah orang yang sangat beruntung, tetapi orang yang sangat tidak beruntung atau orang yang sangat sial sekali. Sebab sepanjang hidupnya tidak pernah menderita, berarti sepanjang hidupnya tidak men-dapatkan kesempatan untuk mengangsur dosa dan karmanya, sehingga semua dosa dan karmanya yang terkumpul sepanjang hidupnya akan dibawa di alam arwah. Dan di alam arwahlah dia akan membayar dosa dan karmanya. Membayar di alam arwah jauh lebih berat dibandingkan membayar di alam kehidupan dunia ini.
Kalau pembayaran di alam arwah belum dapat melunasi dosa dan karmanya, maka pembayaran itu harus dibayar pada kehidupan yang akan datang, pada reinkarnasinya yang akan datang. Sehingga di kehidupan yang akan datang akan menjalani kehidupan yang penuh penderitaan. Maka tidak salah kalau dikatakan bahwa orang yang sejak lahir hingga kematiannya tidak pernah menderita adalah orang yang sangat sial. Jadi memang benar hidup perlu menderita, berbahagialah orang yang menderita, dan jangan takut menderita, sebab hidup adalah penderitaan.
No comments:
Post a Comment