Tuesday, April 5, 2016

BELUM DITERTAWAKAN, BUKAN JALAN SPIRITUAL

BELUM DITERTAWAKAN, BUKAN JALAN SPIRITUAL
gambar ilustrasi

Di dalam masyarakat yang lebih maju, didikan yang dicapai juga makin tinggi; orang dengan pendidikan yang lebih tinggi makin lekat Pada logika dan realitas'atau fakta. Maka umumnya atau hampir semuanya mereka menuntut logika dan realitasnya baru mau percaya dan yakin, bukan sebaliknya. Dan semuanya ini memakai dasar pemikiran kebenaran materi. Hanya kebenaran materi yang dapat mem- perlihatkan atau mewujudkan realitas atau fakta. 

Menjalani laku spiritual yang murni atau jalan spiritual murni adalah menjalani laku spiritual garis Ilahi. Ke-Ilahian hanya dapat dijangkau melalui roh, yaitu roh seseorang. Dan dasar pengertian dan pemahamannya melalui kebenaran spiritual. Banyak kebenaran spiritual yang bertentangan dengan kebenaran materi, kebenaran menurut norma-norma dan realitas dalam kehidupan manusiawi dan duniawi. Oleh karena itu kalau ajaran spiritual yang murni diajarkan kepada orang awam yang masih lekat pada logika dan realitas tadi, maka ajaran-ajaran itu akan ditertawakan banyak orang. 

Sebagai contoh, Yesus Kristus mengatakan, "Kalau ditampar pipi kirimu, berikan pipi kananmu". Kalau ajaran ini anda berikan kepada banyak orang awam dan mereka tanya, "Apakah ajaran itu benar?", kemudian anda jawab, "Itu benar sekali.", maka anda akan ditertawakan. Sebab yang anda ajarkan tidak sesuai dengan logika dan realitas di dalam kehidupan manusiawi dan duniawi.

Begitu juga yang dikatakan oleh Yesus Kristus, "Berbahagialah orang yang menderita". Yang dikata-kan oleh Sang Budha, "Hidup adalah penderitaan". Dan yang dikatakan oleh Lao Tze, "Yang bisa berbicara tidak tahu, yang tahu tidak bisa bicara" . adalah ajaran spiritual murni yang ber-dasarkan kebenaran spiritual, semuanya bertentangan dengan realitas dan logika kehidupan duniawi. Maka akan banyak ditertawakan oleh orang-orang awam terutama orang dan masyarakat yang telah maju pendidikannya.

Di dalam kitab suci umat Tao, Lao Tze mengatakan, "Kalau tidak ditertawakan, bukan Tao".  Kalau belum ditertawakan, bukan jalan spiritual yang murni. 

Sekarang pertanyaannya adalah mengapa ajaran spiritual yang murni banyak yang bertentangan dengan norma-norma kehidupan duniawi? 

Saya telah menulis bahwa kehidupan duniawi ini, atau hidup ini sebagai panggung sandiwara. Semua yang ada di panggung, baik peranan anda dan semua yang ada di sekeliling anda, yang anda miliki, yang anda lakukan, semuanya mengikuti aturan- aturan dan skenario yang telah ditetapkan dalam cerita panggung sandiwara yang telah dibuat oleh sang sutradara. Semua yang ada di atas panggung ini tentu sangat berbeda dengan apa yang ada di luar panggung, yang ada di lingkup kehidupan pribadi dan keluarga anda. Baik logika dan realitasnya sangat berbeda antara kehidupan anda dan keluarga di- bandingkan dengan logika dan realitas yang harus anda ikuti sesuai alur cerita yang anda perankan.

Kalau kehidupan duniawi ini sebagai panggung sandiwara, yang waktu perannya sangat singkat' semua yang ada di panggung juga begitu saja lenyapbegitu layar ditutup, karena pertunjukan anda selesai. Setelah itu anda masih perlu melanjutkan perjalanan anda untuk pulang ke rumah dan melanjutkan lagi perjalanan hidup pribadi anda bersama keluarga. 

Kehidupan roh dan perjalanan roh seseorang adalah perjalanan yang amat sangat panjang, perjalan- an kehidupan yang hampir abadi. Berbeda amat sangat jauh dibandingkan dengan perjalanan kehidup- an duniawi atau jasmani ini. Seperti lama waktu kehidupan manusia dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan pertunjukan panggung sandiwara yang hanya sekitar 2-3 jam saja. Kehidupan manusia dapat mencapai 70-80 tahun. 

Jadi kehidupan manusia dengan kehidupan roh sangat jauh berbeda. Oleh karena itu norma dan masalahnya juga berbeda, kebenaran-kebenarannya juga berbeda dan aturan-aturannya juga berbeda. Hampir semuanya berbeda, dan perbedaan-perbedaan itu sangat susah dimengerti oleh orang awam. Jadi ya terima saja kalau ditertawakan orang. Jangan mundur dan membatalkan niat untuk menjalani jalan spiritual yang mumi hanya karena takut ditertawakan oleh orang awam, atau oleh masyarakat berpendidikan maju dan modern.

No comments:

Post a Comment