Thursday, April 7, 2016

Siklus Alam dan Garis Ilahi

Siklus Alam dan Garis Ilahi
Add caption
Saya masih sering melihat tulisan larangan bagi wanita yang sedang haid untuk memasuki tempat-tempat ibadah dan sembahyang. Juga masih sering mendengar orang mengatakan kalau sedang haid jangan ikut sembahyang atau ibadah. Sebab akan mengotori tempat suci itu.

juga saya pernah mendengar kalau sedang bersih diri dengan puasa, vegetarian, mutih maupun sedang pantang daging, tidak boleh berhubungan suami istri. Juga ada yang memberitahu saya bahwa kalau medium perempuan tubuhnya "dipakai" oleh dewi Kwan Im, maka sang istri tidak boleh berhubungan badan dengan suami istri.

Apakah semuanya ini benar?

Waktu saya dengan istri tiap tahun masih melakukan ibadah keliling Jawa dan Bali selama 15 tahun. Saya selalu mengambil waktu liburan kantor. Yaitu liburan Natal atau liburan Lebaran, waktu yang saya butuhkan sekitar 10 sampai 15 hari. Kadang sampai 17 tempat yang saya kunjungi dalam satu kali perjalanan.

Dalam selang waktu 10 - 15 hari perjalanan ini beberapa kati istri saya datang siklus haidnya. Pada mulanya saya dan istri juga ragu, apakah boleh istri saya ikut sembahyang dan ibadah di tempat-tempat suci itu.Maka setiap kali, sebelum masuk dan mulai sembahyang, kami selalu menanyakan dulu pada guru roh kami masing-masing. Apakah diijinkan dan baik untuk tetap sembahyang di tempat itu, walaupun dalam keadaan siklus haid. 

Dari begitu banyak tempat sembahyang yang kami datangi tidak ada satupun para roh suci dan para dewa yang melarang kami beribadah dan sembahyang. Walaupun istri saya masih dalam siklus haid. 

Lalu kenapa harus ada larangan ibadah dan sembahyang bagi perempuan yang sedang haid. Itu larangan yang dibuat jaman dulu sejak ratusan tahun yang lalu yang masih dibawa turun-temurun sampai sekarang. Di jaman dulu larangan seperti itu memang sebab jaman dulu belum ada pembalut wanita yang baik, sehingga kalau bocor dapat mengotori tempat ibadah itu. Tapi sekarang kwalitas pembalut wanita sudah begitu bagus tidak mungkin bocor, maka walaupun sedang haid tidak akan bocor dan mengoton tempat ibadah. Lagipula yang mengetahui seseorang sedang haid atau tidak adalah dirinya scndiri, orang lain tidak ada yang tahu.

Kesemuanya ini adalah tinjauan secara manusiawi yang mempergunakan dasar kebenaran materi. Bagaimana kalau ditinjau secara spiritual. diteropong secara spiritual?

Para dewa dan roh suci akan selalu mengikuti dan taat terhadap hukum alam semesta yang juga disebutsebagai hukum Allah. Menurut inti ajaran Tao-is adalah :'Hidup selaras dan menyatu dengan aIam" Inti ajaran Kebatinan Kejawen adalah : "Memayu Hayuning Bawono, Manuggale Kawulo Lan Gusti." Inti dari kedua ajaran ini hampir sama, hanya cara mengungkapkannya saja yang berlainan. 

Ajaran Tao atau umat Tao meng-ilustrasikan atau menggambarkan Allah sebagai Alam Semesta atau "Langit" atau Thian". Jadi semua hal yang berjalan sesuai dengan siklus alam adalah kehendak Allah dan baik, bersih dan tidak dilarang maupun tidak melanggar hukum Alam Semesta. Haid adalah siklus alam dari seorang wanita. Para dewa dan roh suci tidak menganggap siklus alam itu kotor, melanggar maupun melarang. 

Begitu juga hubungan suami-istri, pernikahan menjadi suami-istri sudah direstui oleh Tuhan melalui ritual di gereja, vihara, klenteng. dll tempat ibadah. Maka hubungan badan suami dan istri bukan hal yang kotor dan dilarang kalau orang sedang "membersihkan" diri atau "mensucikan" diri Sama sekali tidak dilarang dan tidak kotor. Yang dilarang dan kotor adalah kalau hubungan badan itu berbentuk perselingkuhan atau perzinahan. Itu dosa. 

Kalau ada medium perempuan dilarang ber-hubungan badan dengan suaminya sendiri karena tubuhnya dipakai oleh dewi Kwan Im. Maka perlu curiga. Apakah yang berbicara itu dewi Kwan Im asli atau yang palsu, atau sebangsa jin yang memalsukan jati diri dewi Kwan Im untuk memanfaatkan tubuh medium tsb. Dewi Kwan Im tidak pernah melarang mediumnya berhubungan suami-istri. 

Catatan : Kalau anda datang beribadah dan sembahyang di tempat-tempat ibadah yang garis non Ilahi, yang "duduk" disitu bukan para dewa dan roh suci. Maka sebaiknya anda ikuti larangan yang sudah diberitahukan disitu. Gaib yang ada disitu punya selera sendiri-sendiri. 

0 komentar

Post a Comment