Monday, April 4, 2016

BAB III: YANG PERLU DIKETAHUI DALAM IBADAH


Hal yang perlu di ketahui di dalam ibadah


1. MOTIVASI IBADAH 

umat kong hu cu atau umat tri dharma beribadah ke kelenteng atau bio atau vihara dengan motivasi yang beragam, umumnya adalah memohon dan terus memohon hal-hal yang sangat duniawi, seperti umur panjang, banyak rejeki, enteng jodoh, dihindarkan dari segala macam penderitaan hidup dan senang sepanjang hidup, untuk semua keturunan nya.


bukan main.

mereka lupa memohon hal-hal yang sangat penting dan berharga yaitu hal-hal yang bernuansa spiritual, seperti memohon bimbingan dan restu dalam menjalani hidup ini, mohon berkah dan bekal, petunjuk dan nasehat serta pertolongan dan perlindungan agar dalam menempuh perjalanan hidupnya dapat selalu memperoleh jalan yang baik dan benar, jalan yang diberkahi dan direstui oleh Allah yang Maha Kuasa dan tidak keluar dari garis kodrat hidup yang telah digariskan oleh Allah yang Maha Kuasa.

karena permohonan yang sangat duniawi inilah yang membuat manusia menjadi rentan terhadap kegagalan,penderitaan,cepat putus asa dan depresi.

memang pelu diakui dalam kenyataan bahwa duniawi atau materi itu perlu dan dibutuhkan, sebab materi adalah sarana untuk menunjang kelangsungan hidup manusia. tetapi sebaiknya manusia memilih makan untuk hidup bukan hidup untuk makan.

duniawi bukan segala-galanya, perjalanan masih panjang, dalam perjalanan setelah hidup ini membutuhkan bekal-bekal yang non duniawi, dan bekal ini lebih penting sebab perjalanan hidup duniawi manusia paling hanya sekitar 90 tahun saja, sedangkan perjalanan roh atau perjalanan spiritual sangat panjang, ribuan tahun lebih.

bekal-bekal non duniawi atau bekal spiritual dapat diperoleh dengan menjalani hidup ini secara baik dan benar. manusia perlu mempunyai laku baik, mempunyai amal baik dan juga mempunyai ibadah baik. nilai ketiga komponen ini saya sebut sebagai raport perjalanan hidup.

untuk dapat meraih nilai "biru" pada raport anda, anda perlu memohon pertolongan para dewa dan roh suci untuk membimbing anda. tampa bimbingan para roh suci, anda sulit membuat raport anda "biru"

jadi motivasi beribadah yang baik dan benar adalah memohon bekal duniawi (bukan yang sangat duniawi) untuk dapat memenuhi kebutuhan sarana hidup agar dapat menjalani kehidupan ini dengan baik. dan juga memohon bekal spiritual atau bekal rohani agar anda mempunyai bekal yang cukup untuk perjalanan roh atau perjalanan arwah anda.


2. PANDANGAN HIDUP

pada waktu berkumpul dan ngobrol bersama teman-teman, saya sering mengajukan pertanyaan sebagai obrolan, salah satunya adalah:

"hidup ini untuk apa? dan harus bagaimana?"

inilah jawaban yang saya kumpulkan:

a. hidup ini untuk dinikmati, jadi harus cari uang sebanyak-banyaknya, sebab uang yang dapat menjadikan kenikmatan dan kesenangan.

b. hidup untuk bahagia dan senang, jadi orang harus dapat mencapai 3 hal:

i. sehat
ii. umur panjang
iii. banyak uang

* sehat dan umur panjang, uang pas- pasan berarti sengsara dan prihatin.

* umur panjang dan banyak uang, tapi sakit-sakitan berarti penderitaan dan menyakitkan.

* sehat dan banyak uang tapi umur pendek berarti kekecewaan dan menyedihkan sebab belum puas.
semua jawaban ini menunjukkan pandangan hidup mereka sangat duniawi.

sang buddha mengatakan hidup adalah penderitaan, mengapa?

guru roh saya mengajarkan, "hidup jangan takut menderita, sebab penderitaan itu akan meringankan dan melancarkan perjalananmu kelak"

kenapa?

apa yang telah diajarkan sang buddha dan guru roh saya itu benar sekali, inilah penjelasan nya:

di dunia ini tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah dan dosa, kesalahan dan dosa ini membuahkan karma-karma buruk, karma buruk ini akan ber akumulasi (terkumpul) sejak usia anak-anak,remaja,dewasa dan usia tua. naluri manusia selalu ingin menjauhi,menghindari dan lari dari penderitaan.

oleh karena akumulasi karma buruk sepanjang hidup ini hanya dapat dihilangkan dengan cara membayar dan pasti harus dibayar, membayarnya dengan cara mengalami penderitaan.

maka kalau manusia takut menderita dan lari dari penderitaan, ini berarti dia tidak pernah mau membayar dan mengangsur karma buruknya.

disaat manusia meninggal arwahnya masih membawa beban karma buruk yang banyak sekali, karma-karma buruk ini harus dibayar di perjalanan arwahnya dan dikehidupan reinkarnasinya  yang akan datang. maka hidup adalah penderitaan dan jangan takut menderita.


3. PERSEMBAHAN DAN BERKAH PARA DEWA

dalam beribadah umat umumnya memberikan persembahan baik itu berupa bunga,buah,kue,dll. sebenarnya para dewa dan roh suci sudah tidak  membutuhkan segala macam bentuk materi.

semua persembahan ini hanya wujud penghormatan dan rasa terimakasih kepada para dewa atau roh suci.

para dewa dan roh suci tidak mau "berhutang" pada manusia, jadi kalau manusia memberikan persembahan , maka para dewa akan memberikan berkah yang dibutuhkan oleh orang tersebut.

seberapa besar ke ikhlasan dan kesujudan dalam memberikan persembahan, hal itu yang menentukan besarnya berkah yang akan diberikan.

akan tetapi seberapa banyak berkah yang telah diberikan oleh para dewa itu dapat diterima oleh manusia, hal ini masih tergantung dari perjalanan hidup manusia itu, nilai amal seseorang menentukan wadah yang ada pada diri orang tersebut untuk menerima berkah yang diberikan oleh para dewa.

kalau berkah dari para dewa berupa/bentuk materi seperti rejeki atau usaha dan karir yang meningkat, maka orang tersebu akan cepat merasakan dan mengetahui,

tetapi kalau berkah itu berbentuk non materi, maka yang bersangkutan tidak mudah merasakan dan mengetahui, seperti dihindarkan dari kecelakaan, diberi kesehatan yang baik dan keharmonisan keluarga yang meningkat.

banyak umat memberikan persembahan di vihara dengan sifat "numpang taruh", persembahan diletakan di meja altar, selesai ibadah semua persembahan dibereskan/diambil kembali dan dibawa pulang, jadi hanya "numpang taruh" di meja.

hal seperti itu tentu kurang tepat untuk suatu persembahan, yaitu suatu pemberian yang diambil kembali.

kalau mau membawa pulang kembali persembahan, sebaiknya tanya dan memohon dulu kepada sang dewa, agar persembahan yang dibawa pulang diberkahi oleh sang dewa. dan sebaliknya jangan semua dibawa pulang, sebagian saja.

dalam perjalanan saya keliling beribadah, hanya sekali saya diminta oleh sang dewa untuk membawa pulang semua persembahan yang saya haturkan,

sang dewa mengatakan kepada saya,

"persembahan kalian telah kuterima, bawalah pulang semua buah yang telah kalian persembahkan,telah kuberkahi. hari ini ada begitu banyak buah di vihara ini, yang akan menjadi mubazir dan busuk"

hari itu adalah hari ulang tahun sang dewa.


4. KESOPANAN DAN TATA KRAMA

dalam beribadah ke vihara, kedatangan orang ke vihara adalah bertamu ke tempat para dewa dan roh suci. bertamu untuk memohon pertolongan, bimbingan, berkah, dll. oleh karena itu orang perlu membekali diri dengan hati yang bersih, kesopanan dan mengikuti tata krama di tempat ibadah itu.

telah lama saya melihat banyak umat mengunjungi dan beribadah di vihara dengan sikap seperti piknik atau rekreasi. berpakaian santai, pakai celana pendek dan sendal jepit,dll.

tentu sikap penampilan seperti ini kurang sesuai dengan tujuan beribadah menghadap para dewa. belum lagi pada hari-hari yang ramai dan padat pengunjung, mereka saling berdesakan tidak sabar berebut tempat berdoa.

suatu hari saya berkunjung ke vihara besar tepat pada hari ulang tahun nya. begitu ramai dan padat umat berebut tempat untuk dapat berada di depan altar. teman saya satu rombongan mengajak saya masuk ke ruang altar lewat pintu "rahasia" yang dijaga petugas vihara.

langsung saya dibisiki sang dewa supaya jangan masuk ruang altar, cukup dari luar saja. menghanturkan sembah sujud dan berdoa di dekat altar atau jauh dari altar sama saja, semua diterima.

maksud sang dewa melarang saya masuk ke ruang altar supaya saya tidak memberi contoh yang dapat berakibat buruk.

kalau sampai banyak orang mempunyai pikiran bahwa bersujud dan berdoa di ruang altar mempunyai nilai plus, maka akan semakin banyak orang berebut masuk ke ruang altar.

kalau ini terjadi dan pasti akan terjadi, kalau tidak dicegah dari awal, maka tata cara, tata tertib dan kesopanan akan terganggu. dan akan terganggu juga kehikmadan beribadah.

maka membawa kesopanan dan mengikuti tata krama perlu untuk umat yang beribadah ke vihara atau tempat suci lain nya.


5.JANJI KEPADA DEWA

 Banyak orang beribadah ke vihara dengan membuat janji kepada para dewa,kalau permohonan nya terkabul.

Dari sudut pandang spiritual sebenarnya perbuatan ini terbalik,

yang benar adalah  beramal dulu baru berkahnya dapat diterima.

Ingat para dewa tidak mau berhutang pada manusia.

Kalau tetap mau membuat janji ,karena banyak yang merasa kalau tidak membuat janji tidak mantap, hendaknya anda mengetahui dulu liku-liku janji ini, atau mekanisme janji ini.

Dibawah ini adalah penjelasan guru roh saya mengenai janji kepada para dewa dan roh suci.

Kalau ada orang mempunyai ujar janji kepada para dewa dan roh suci di suatu vihara atau tempat suci lain nya, bahwa kalau nanti terkabul permohonan nya akan memenuhi janji-janji nya, maka janji tersebut akan "dinaikkan" dan dicatatkan kepada Allah yang maha kuasa.

Kalau janji itu tidak dipenuhi , bukan sang dewa yang menagih janji dan menghukum, tetapi tuhan akan mengirim utusan nya untuk menagih janji dan menghukum.

Vihara dan tempat suci bukan semacam pesugihan, kalau sudah berhasil lalu akan minta pengorbanan, bukan seperti itu.

Janji-janji yang diucapkan sendiri tampa diminta oleh para dewa dan roh suci sangat beresiko, sebab janji itu merupakan sumpah yang dicatat dan catatan itu dibawa ke tuhan yang maha kuasa.

Jadi sebaiknya jangan membuat janji, kalau sampai janji itu tidak dipenuhi karena lupa atau karena hal lain, maka hal itu menjadi tanggung jawab yang bersangkutan kepada tuhan, bukan lagi menjadi tanggung jawab kepada dewa dan roh suci.

Maka sebaiknya jangan membuat janji toh para dewa dan roh suci tidak meminta anda berjanji.

Yang perlu anda lakukan adalah mempunyai amal baik,

banyak beramal agar pada diri anda tumbuh wadah untuk dapat menerima.

Kalau anda kurang memberi amal, kurang memberikan kebajikan dan kasih, maka pada diri anda pun tidak tumbuh wadah untuk menerima, untuk dapat menerima berkah pertolongan dari tuhan melalui para dewa dan roh suci.

6. KEBIASAAN DAN SALAH KAPRAH.

Dalam beribadah banyak kebiasaan yang kurang sesuai, malah ada yang salah dan sangat merugikan.

Ada kesalahan-kesalahan yang tidak diketahui, sayangnya kalau kesalahan ritual diucapkan atau dilakukan oleh orang-orang yang "dituakan" dan dituturkan dari mulut ke mulut,

maka jadilah apa yang dikenal sebagai salah kaprah.

Ada yang berakibat buruk dan ada yang tidak berakibat apa-apa, hanya sia-sia dan merepotkan saja.

Dibawah ini ada beberapa kasus yang saya temukan:

a. Amal mencetak buku vihara.

Telah banyak diajarkan dari mulut ke mulut, dan juga ditulis dalam beberapa buku bahwa menyebarkan ajaran mantera dengan banyak mencetak buku mantera kemudian disumbangkan di vihara akan menghasilkan pahala besar.

Oleh sebab itu di vihara besar banyak bertumpuk-tumpuk buku mantera sumbangan para umat. Dengan harapan buku itu diambil dan dibaca banyak orang dan banyak manusia tertolong dari penderitaannya berkat mantra itu, dan yang beramal mencetak buku tadi mendapat pahala dari tuhan atau dari para dewa dan bodhisatva.

Pemahaman seperti itu boleh saja dan baik kalau buku tersebut memang benar dan banyak dibaca orang dan orang tersebut memang benar melakukan pembacaan mantera, tertolong dari penderitaan nya dan terkabul permohonan nya.

Kalau tidak, maka sumbangan amal tersebut akan mubazir dan sia-sia. Buku-buku mantera tersebut menjadi onggokan buku tua dan dekil seperti sampah saja.

Tentu hal seperti ini menjadikan tujuan amal untuk mendapatkan pahala menjadi nol besar.

Ini adalah salah kaprah, beramal tidak tepat sasaran,

lebih baik uang untuk cetak buku tersebut digunakan lebih efektif dan effisien.

Seperti untuk pembangunan dan perawatan vihara,

untuk bakti sosial atas nama vihara atau

untuk mencetak buku yang berisi kisah-kisah para dewa,para buddha,dan para bodhisatva yang mengandung pelajaran dan nasehat, bagaimana sebaiknya menyikapi perjalanan hidup ini dengan baik dan benar. Kisah-kisah yang mengandung pelajaran yang dapat membuat seseorang menjadi orang yang baik.

Saya pernah melihat buku-buku semacam ini dicetak,disumbangkan ke vihara untuk disebar-luaskan,
buku-buku semacam ini selalu habis diambil orang karena lebih diminati dibanding buku-buku mantera.


b. Beramal atas nama almarhum

Sering saya jumpai dalam iklan duka dan papan pemberitahuan di rumah duka bahwa uang sumbangan akan disumbangkan untuk keperluan amal atas nama almarhum. Juga sering saya temukan sumbangan semacam ini atas nama almarhum mencetak buku, dibiayai oleh uang anak-anaknya atau keluarganya.

Pemahaman seperti itu juga boleh-boleh saja, akan tetapi sekali lagi saya beritahukan bahwa amal seperti ini juga kurang tepat sasaran. Sebab amal yang baik dan mempunyai nilai tinggi adalah amal yang timbul dari hati nurani dan motivasi amal yang bersangkutan.

Sedangkan beramal atas nama almarhum tentu bukan keluar dari hati nurani yang bersangkutan.
Juga uang yang digunakan beramal juga bukan milik orang yang beramal.

Amal seperti ini yang mendapat pahala adalah anak-anaknya atau keluarganya, bukan yang telah almarhum.Sebaiknya beramal dirintis dan dilakukan pada saat masih hidup, keluar dari hati nuraninya sendiri dengan motivasi yang baik dan benar.


0 komentar

Post a Comment