Saturday, June 3, 2017

Kisah jendral Guan Yu dan zaman tiga kerajaan dalam Sejarah China (San Guo)

ketiga saudara angkat membentuk pasukan sukarela untuk memerangi kaum pemberontak Destar Kuning yang pada waktu itu sangat menggoncangkan sendi sendi kerajaan Han yang telah rapuh. Dalam pertempuran itu mereka memperlihatkan kegagahan sebagai prajurit dan pimpinan militer yang cakap. 

Kegagahan Guan Di menjadi perhatian orang pertama kali pada saat terjadi pertempuran di benteng Hu-luo-guan. Waktu itu Liu Bei bersama kedua adiknya bergabung dengan 18 raja muda yang membentuk pasukan gabungan untuk menumpas Dong Zhuo (Tang Toh Hokkian) yang lalim. Dong Zhuo mengangkat diri menjadi perdana menteri dan dengan seenaknya sendiri memakzulkan kaisar, dan menggantikannya dengan kaisar kecil yang menjadi bonekanya.Di Hu-lou-guan terjadi pertempuran besar antara pasukan gabungan para raja muda melawan bala tentara Dong Zhuo yang dipimpin oleh seorang panglima yang gagah perkasa, Hua Xiong (Hoa Hiong - Hokkian). Dalam beberapa kali pertempuran, pasukan raja muda mengalami kerusakan besar, dan beberapa panglimanya tewas ditangan Hua Xiong. Yuan Xiao dan Cao Cao yang menjadi pimpinan gerakan itu jadi gelisah. Tiba-tiba Guan Di menyanggupkan diri untuk maju ke medan perang menghadapi Hua Xiong. Semua orang memandang rendah kemampuannya, hanya Cao Cao yang mempersilahkan Guan Di minum arak sebelum maju ke medan laga. Guan Di menolak, ia meminta agar arak itu ditunda setelah ia pulang dengan membawa kepala Huan Xiong. Di medan laga, hanya dengan beberapa gebrakan saja Hua Xiong jatuh dan tewas di ujung senjata Guan Di. Dengan membawa kepala Hua Xiong, Guan Di pulang ke kubunya, disambut oleh Cao Cao dengan arak yang masih hangat.Sejak itu Cao Cao mulai tertarik kepada Guan Di (Guan Yu). 

Hu-luo-guan masih sekali lagi menjadi saksi kehebatan Guan Yu.Dengan gugurnya Hua Xiong. Dong Zhuo lalu mengangkat Lii Bu (Lu Poh - Hokkian) sebagai komandan pasukannya. Lu Bu adalah seorang yang gagah perkasa yang jarang ada tandingannya di medan laga pada zaman itu. Dengan senjata tombak bercagak, lu Bu mengobrak-abrik pasukan para raja muda tanpa ada yang mampu menghalanginya. Pada saat yang genting itu, Guan Yu maju ke depan dan mencegat Lu Bu. Keduanya bertcmpur dengan seru tanpa ada yang kalah dan yang menang. Melihat saudaranya sulit mengalahkan lawan,Liu Bei dan Zhang Fei segera mengeprak kudanya untuk mengerubutiLu Bu. Akhir- nya Lu Bu merasa tak dapat mengalahkan mereka, ia lalu memutar kudanya dan mengundurkan diri. Pertempuran antara ketiga saudara mengeburuti Lii Bu, banyak menjadi obyek lukisan yang menarik dan pertempuran bersejarah ini dipcringati orang sebagai San Ying Zhan Lu Bu atau Tiga Pahlawan menempur Lu Bu. Kesetiaan Guan Yu terhadap saudara-saudara angkatnya juga dikisahkan dengan menarik dalam novel sejarah ini.Dikisahkan setelah lolos dari usaha pembunuhan oleh suatu komplotan yang dipimpin oleh Dong Cheng (Tang Sin - Hokkian), Cao Cao makin menancapkan kuku kekuasaannya di ibukota. Tak seorang pun berani menentangnya, bahkan kaisarpun harus memperoleh izinnya terlebih dahulu apabila akan menemui seseorang. Cao Cao berusaha menyingkirkan Liu Bei, yang dianggap duri dalam daging. Liu Bci pada waktu itu ada di kota Xuzhou. Bala tentara dikerahkan untuk menggempur kota kedudukan Liu Bei. Bersama Zhang Fei, Liu Bei berusaha menahan serbuan dari pasukan Cao Cao yang tak seimbang jumlahnya Liu Bei dan Zhang Fei melarikan diri dengan berpencar diikuti tentaranya yang cerai berai.Setelah Xuzhou jatuh, Cao Cao lalu mengerahkan pasukannya mcnggempur Xiapei, tempat kedudukan Guan Yu dan keluarga Liu Bei. Karena kalah jumlahnya, akhirnya Guan Yu terkepung disebuah bukit. 

Cao Cao yang telah lama mengagumi kepribadian Guan Yu, berusaha menarik Guan Yu agar mau beralih kepihaknya. Menyadari resiko dan tanggung jawab terhadap keselamatan keluarga kakaknya, Guan Yu memutuskan untuk menyerah dengan syarat bahwa walaupun ia bekerja untuk Cao Cao, ia tetap setia pada Liu Bei, kakaknya dan begitu tahu dimana Liu Bei berada ia akan segera pergi untuk bergabung dan meninggalkan Cao Cao. 

Mulanya Cao Cao ragu-ragu menerima syarat ini, tapi ia beranggapan bahwa apabila ia memperlakukan Guan Yu lebih baik dari apa yang telah dilakukan Liu Bei, Guan Yu akan tetap berpihak padanya. ‘ Begitulah Guan Yu akhirnya takluk pada Cao Cao. Cao Cao memperlakukannya dengan istimewa dan penuh hormat. Pernah suatu ketika diperjalanan kembah ke kota raja, Cao Cao sengaja hanya menyediakan satu kamar untuk ditempati rombongan Guan Yu. Tapi Guan Yu tetap teguh hati. Dibiarkannya kamar itu ditempati oleh dua orang istri Liu Bei, sementara dia sendiri menjaga di depan pintu dengan golok terhunus sambil membaca kitab Chun Qiu (kitab catatan hikayat zaman Chun-qiu yang ditulis oleh Nabi Kong Zi). Pose Guan Yu membaca kitab Chun-qiu ini menjadi salah satu topik yang juga banyak disukai oleh pelukis dan pemahat pada zaman kemudian.

Berulangkali Cao Cao berusaha merebut hati Guan Yu, tapi selalu gagal.Suatu hari Cao Cao menghadiahkan jubah kebesaran kepada Guan Yu ketika dilihatnya bajunya sudah tua dan lusuh.Guan Yu segera menanggalkan baju lamanya dan mengenakan baju baru pemberian Cao Cao. Tapi Guan Yu lalu Mengenakan baju tuanya kembali diluar baju baru dan Cao Cao. Ketika Cao Cao dengan heran bertanya, ia menjawab "baju tua ini adalah pembenan kakak angkatku Liu Bei, walaupun aku kini mengenakan baju baru pemberian Paduka Perdana Menteri, tidak seyogyanya aku melupakan budi kakak angkatku". Mendengar jawaban ini, kekaguman Cao Cao makin bertambah. 

Hadiah-hadiah berupa emas dan perak tak terhitung banyaknya, tapi Guan Yu tidak pemah menyentuhnya. Barang-barang tersebut hanya ditumpuk dalam gudang. Puluhan wanita cantik yang dikirimkan kepadanya di serahkan untuk melayani kedua kakak ipamya, tanpa ia merasa tertarik untuk memiliki. Dia dapat menjaga budi pekerti dan kesusilaan sehingga lawan-lawannya segan dan kagum kepadanya. 

Untuk mengambil hati Guan Yu.Cao Cao meng- hadiahkan seekor kuda yang disebut Chi-tu (kelinci merah) kepadanya. Kuda ini adalah bekas tunggangan Lii Bu yang dapat berjalan 1.000 li dalam 1 ban. 

Seketika itu juga Guan Yu berlutut untuk menghaturkan terima kasih kepada Cao Cao. Cao Cao dengan heran lalu bertanya "Aku telah menghadiahkan banyak barang kepada Jenderal, tapi Jenderal hanya menerima dengan biasa saja. Tapi kini demi seekor kuda. Jenderal lutut dihadapanku, sungguh aneh". Guan Yu segera menjawab "Barang lain walau bagaimana berharganya, aku tidak memperdulikan. Tapi dengan memiliki kuda ini. begitu aku mendengar kabar dimana kakakku. Liu Bei, berada, aku dapat dcngan cepat pergi menemuinya". Mendengar Ini,Cao Cao menyesal bukan buatan. Liu Bei yang melarikan diri dari Xuzho akhirnya diterima oleh Yuan Xiao (Wan Siauw - Hokkian) penguasa wilayah Hebei. Atas saran Liu Bei, Yuan Xiao menggerakkan tentaranya untuk menyerang Cao Cao. Pasukan Yuan Xiao ini dipimpin oleh panglimanya, Yan Liang. Cao Cao tak dapat menahan serbuan Yan Liang, bahkan beberapa panglimanya tewas. Cao Cao gelisah melihat kegagahan panglima musuh ini. Guan Yu minta izin untuk melawan Yan Liang, sekaligus untuk membalas budi Cao Cao.Yan Liang terbunuh hanya dengan sekali gebrakkan saja. Wen Chou (Bun Ciu - Hokkian), juga salah satu panglima gagah yang diandalkan oleh Yuan Xiao, memimpin pasukannya untuk menuntut balas. Kembali pertempuran berkobar, dan beberapa panglima Cao Cao terbunuh diujung senjata Wen Chou. Kembali Guan Yu maju ke medan perang dan berhasil menumbangkan pahlawan dari Hebei itu, tanpa mengetahui bahwa Liu Bei ada di pasukan musuh. 

Secara rahasia Liu Bei berhasil mengadakan kontak dengan Guan Yu dan men-jelaskan dimana dia berada sekarang. 

Bergegas Guan Yu bersiap untuk pergi bersama kedua ipar nya dan beberapa pengiring. Sesuai dengan janjinya ia akan pergi secara jantan, dengan berpamitan kepada Cao Cao. Cao Cao secara licik selalu menghindar agar Guan Yu tidak dapat bertemu dengannya. Akhirnya Guan Yu memutuskan untuk tetap berangkat walau tanpa berpamitan kepada CaoCao, dengan meninggalkan barang-barang berharga termasuk para wanita cantik hadiah Cao Cao dan sepucuk surat perpisahan. Dengan menunggang kuda, Guan Yu ditemani oleh beberapa pengirmg, mengawal kedua kakak iparnya melewati kota yang dijaga oleh para panglima Cao Cao. Karena mencegah lewatnya Guan Yu, enam panglima yang menjaga lima kota tewas ditangannya. Begitulah akhirnya Guan Yu dapat bergabung kembali dengan Liu Bei dan Zhang Fei, dan bersama-sama mereka merintis usaha untuk menegakkan Negara Shu yang akan menjadi salah satu dari tiga negeri atau San Guo. Berkat keuletannya dalam berjuang, akhirnya Liu Bei berhasil mengundang seorang ahli militer dan politik kenamaan yaitu Zhuge Liang alias Kong Ming (Cut-Kat Liang alias Kong Bing - Hokkian). untuk menjadi penasehatnya. Pada waktu itu Cao Cao menggerakkan pasukan besar-besaran untuk menyapu daerah kekuasaan Liu Bei. 

Dalam beberapa kali pertempuran pasukan-pasukan Liu Bei terdesak. Atas saran Zhuge Liang. Liu Bei mengadakan perserikatan dengan Sun Quan (Sun Kwan — Hokkian) untuk melawan Cao Cao. Berkat usaha Zhuge Liang akhirnya pasukan gabungan Liu Bei dan Sun Quan berhasil menghancurkan armada perang Cao Cao dalam penempuran di Chibi yang terkenal. Pasukan Cao Cao mundur ke darat, di sana pasukan-pasukan Liu Bei bersiap memberikan pukulan yang terakhir Pertempuran di Chibi ini betul-betul menghabiskan energy Cao Cao, sehingga sejak itu ia tak berani bergerak ke selatan lagi. Dikisahkan dengan sisa-sisa pasukan yang tidak seberapa jumlahnya, Cao Cao mengundurkan diri ke utara. Seperti yang lelah diperhitungkan oleh Zhuge Liang. Cao Cao telah melewati suatu celah strategis yang disebut Huarong. 

Tugas menjaga jalur penting ini dipercayakan kepada Guan Yu. Mulanya Zhuge Liang ragu apakah Guan Yu akan dapat menangkap atau membunuh Cao Cao karena penasehat militer ulung ini sangat faham akan watak jenderal Guan Yu yang sangat mengutamakan budi ini. 

Bukankah Cao Cao pernah menanam budi pada Guan Yu ketika Guan Yu berpihak pada Cao Cao. Guan Yu berkeras akan menjalankan tugasnya, bahkan bersedia dihukum mati bila dia sampai gagal. Melihat tekadnya, Zhuge Liang akhirnya menerima dan memberinya tugas untuk menjaga jalur vital itu. Cao Cao sesuai dengan perhitungan, lewat di Huarong. 

Guan Yu segera menghadang dan akan membunuhnya. Melihat Guan Yu, Cao Cao segera turun dari kuda dan berlutut memohon agar dia dibiarkan lewat, sambil mengingatkan Guan Yu betapa baiknya memperlakukan Guan Yu pada waktu Guan Yu menyerah kepadanya. Melihat keadaan Cao Cao yang compang- camping dan prajuritnya yang tinggal tak seberapa itu,Guan Yu tergerak hatinya. 

Bagaimanapun dulu Cao Cao pernah menanam budi kepadanya. Akhirnya ia rela melepaskan musuhnya itu,sebagai balasan alias perlakuan baik pada dirinya di masa lalu, dan dengan tegap kembali kehadapan Zhuge Liang untuk bersedia dihukum mati karcna telah menelantar-kan tugas utamanya. Atas saran Liu Bei, Guan Yu dibebaskan dari hukuman. Zhuge Liang sendiri juga menyadari bahwa Cao Cao belum saatnya ditumpas. Perbuatan Guan Yu ini sangat dikagumi oleh orang dan zaman kezaman sehingga ia diangkat sebagai dewata dan banyak dipuja dan dihormati. 

Sampai akhir" hayatnya Guan Yu tetap setia pada saudara-saudara angkatnya. Pada waktu itu Liu Bei sudah berhasil mendirikan Kerajaan Shu (Siok - Hokkian) yang merupakan kelanjutan Kerajaan Han yang du-ampas oleh Cao Cao, wilayahnya meliputi provinsi Sichuan sekarang dengan ibukota Chengdu. Cao Cao menguasai daerah lembah sungai Huanghe (Sungai Kuning) dan mendirikan Kerajaan Wei (Gui - Hokkian) dengan ibukota Luoyang. Sun Quan mendirikan Kerajaan Wu (Gouw - Hokkian) dengan ibukota Wuchang, kemudian dipindahkan ke Nanjing, yang meliputi wilayah yang membentang dari tengah dan hilir sungai Yangzi. Keadaan yang disebut Tiga Negeri sudah terbentuk. Guan Yu ditugaskan untuk menjaga kota strategis, Jingzhou. 

Liu Bei berusaha meluaskan kekuasaannya dengan menyerbu ke utara dan dalam waktu singkat dapat merebut kota Fancheng dan memukul mundur pasukan Cao Cao yang dipimpin oleh jenderal Cao Ren (Co Jin - Hokkian). Ketika bala tentara Cao Cao dengan jumlah besar datang memberikan bantuan. Guan Yu berhasil menghancurkan mereka dengan menenggelamkan dalam banjir dan pemimpin pasukan. Pang De (Bang Tek Hokkian), dan Yu Jin pun tertawan. 

Memahami situasi yang tidak menguntungkan pihaknya, Cao Cao segera mengajak Sun Quan untuk berserikat. 

Sun Quan, yang telah lama menginginkan kota Jingzhou, yang kini dikuasai Guan Yu, untuk kembali ke dalam wilayah kekuasaannya, setuju dan menggerakkan pasukan merebut Jingzhou. Guan Yu akhimya berhasil dijebak dan ditawan. kemudian dihukum mati karena menolak untuk menyerah. Karna takut akan pembalasan Liu Bei. kepala Guan Yu dikirim ke tempat Cao Cao. 

Guan Yu gugur pada tahun 219 Masehi dalam usia 60 tahun. Cao Cao yang telah lama kagum kepada Guan Yu memakamkan kepalanya, setelah di sambung dengan tubuh dari kayu cendana, secara kebesaran. 

Kuburan kepala Guan Yu ini, terletak di provinsi Henan kira-kira 7 km sebelah utara kota Luo-yang. 

Pemandangan di situ sangat indah, sedangkan bangunan kuburan- nya sangat megah, terlihat seakan- akan sebuah bukti kecil dari kejauhan.

Sekeliling bangunan itu ditanami pohon Bai (Cypress) yang selalu hijau, melambangkan semangat Guan Yu yang tidak pernah padam dan abadi dari zaman ke zaman. Pohon-pohon itu kini sudah mcnghutan dan ratusan tahun umurnya, oleh karena itulah tempat tersebut dinamakan Guan Lin atau Hutan Guang Gong.Batu nisannya adalah hadiah dari kaisar Dinasti Qing, ketika makam itu dipugar kembali. 

Berdekatan dengan Guan Lin, terdapat sebuah kelenteng peringatan untuk mengenang Guan Yu, yang dibangun pada zaman Dinasti Ming. Kelenteng itu merupakan hasil seni bangunan dan seni ukir yang bermutu tinggi, sehingga merupakan obyek wisata yang selalu dikunjungi para wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Kelenteng peringatan Guan Yu yang terbesar diseluruh Tiongkok terdapat di Jiezhou, provinsi Shanxi. 

Jiezhou, yang pada zaman San Guo disebut Hedong, adalah kampung halaman Guan Yu. Kelenteng itu memiliki keindahan bangunan dan arsitektur yang sangat mengagumkan, dan merupakan salah satu obyek wisata terkemuka di Shanxi. 

Guan di temple di xiezhou adalah bangunan untuk mengenang kebesaran jendral guan yu.
Bangunan ini adalah kelompok istana terbesar di china.

Sebagai dewata, Guan Di dipuja oleh umat Taoisme, Konfusianisme dan Buddhisme. Kaum Tao memujanya sebagai Dewa Pelindung dari Malapetaka Peperangan, sedangkan kaum Konfusian menghormatinya sebagai Dewa Kesusasteraan dan kaum Buddhis memujanya sebagai Hu Fa Qi Lan atau Qie Lan Pelindung Dharma. 

Menurut kaum Buddhist, setelah Guan Yu meninggal, arwahnya muncul dihadapan Rahib Pu Jing di Kuil yu Quan Si di Gunung Yu Quan Shan, provinsi Hubei Rahib Pu Jing pernah menolong Guan Yu yang akan dicelakai scorang panglima Cao Cao, dalam perjalanan bergabung dengan Liu Bei. Setelah itu karena takut pembalasan Cao Cao si rahib menyingkir ke Gunung Yu Quan Shan dan mendirikan Kuil Yu Quan Si. Liu Bei yang sangat berterima kasih akan budi Rahib Pu Jing kepada adik angkatnya itu, lalu memberikan dana yang cukup besar untuk membangun kelenteng Yu Quan Si sebagai balas budi. 

kelenteng Yu Quan Si di Provinsi Hubei China 

Setelah meninggal, roh Guan Yu kemudian pergi menemui Rahib Pu Jing yang ketika itu sedang bersemedi dan menampakkan diri di hadapan rahib itu. Tempat penampakan roh Guan Yu itu kemudian ditandai oleh sebatang pilar batu yang bertuliskan "Di sini tempat Guan Yun Chang dari Dinasti Han menampakkan diri: 

Pilar batu itu adalah hadiah dari Kaisar Wan Li dari zaman Dinasti Ming dan masih bisa dilihat sampai sekaraag. 

kepada Rahib Pu Jing, roh Guan Yu meminta pelajaran Dharma. Sejak itulah Guan Di menjadi pengikut Buddhis, dan berikrar menjadi pengawal agama Buddha dan ajarannya. Telah lebih dari 1000 tahun sejak itu Guan Di dipuja sebagai Bodhisattva Pelindung Buddha dharma. 

Penghormatan terhadap Guan Yu sebagai seorang satria yang teguh terhadap sumpahnya, yang tidak goyah akan harta kekuasaan dan kedudukan dan setia terhadap saudara-saudara angkatnya, menyebabkan ia memperoleh penghormatan yang tinggi dari kaisar-kaisar zaman berikutnya. Guan Yu memperoleh gelar yang tidak tanggung-tanggung,ia disebut "Di" yang berarti "Maha Dewa" atau "Maha Raja". Sejak itulah ia disebut Guan Di atau Guan Di Ye (Koan Te Ya - Hokkian) yang berarti Paduka Maha Raja Guan", sebutan kedewaan yang sejajar dengan Xuan Tian Shang Di. Tercatat disini beberapa gelar kehormatan untuk Guan Yu yang dianugerahkan oleh kaisar-kaisar dari berbagai dinasti: 

1. pada tahun 1120 Kaisar Wei Zong dari Dinasti Song memberi gelar kehormatan sebagai "Zhong-yi-hou atau Raja Muda nan Setia dan Berbudi". Delapan tahun kemudian sejak itu, Kaisar Gao Zong menambah dengan sebutan Xie Tian Shang Di atau Maha Raja Agung dan Penentram Langit (Hiap Thian Siang Te-Hokkian).  

2). Kaisar Wen Zong dari Dinasti Yuan (Mongol) pada tahun 1330, menghormatinya dengan tambahan gelar "wen Heng Di Jun atau Maha kesusastraan Yang Abadi" 

3).Pada tahun 1594 Kaisar Wan Li dari Dinasti Ming memberi gelar "Zhong-yi Da Di yang berarti Maha Raja Agung  yang Berbudi dan Setia." 

pada zaman ini. diseluruh negeri lebih banyak lagi kelenteng untuknya didirikan dan yang telah berdiri direnovasi,agar masyarakat luas dapat lebih leluasa menghormatinya.

4).Tahun 1813 Kaisar Jia Qing dari Dinasti Qing (Manzhu) melengkapi gelar imtuk Guan Yu dengan menyebutkan "Wu Sheng Guan Gong atau Guan Gong Orang Bijak Kemiliteran", 

5).Pada tahun 1813, konon Guan Di menampakkan diri membantu pasukan kerajaan dalam pertempuran dengan pasukan pemberontak. Sejak itu Kaisar Xian Feng mengangkatnya sebagai Dewata Pelindung Kerajaan dan menambah sebutan Fu-Zi yang berarti Nabi, setara dengan Nabi Besar Kong Fu-Zi (Kong Hu Cu-Hokkian) dalam upara kehormatan. 

Guan Di ditampilkan berpakaian perang lengkap, kadang-kadang membaca buku dengan putra angkatnya Guan Ping (Koan Ping-Hokkian) yang memegang cap kebesaran dan Zhou Chang pengawalnya yang setia, bertampang hitam brewokan, memegang Golok Naga Hijau Mengejar Rembulan, senjata andalan tuannya. 

Guan Ping memperoleh gelar Ling Hou Tai Zi (leng Houw Thay Cu- Hokkian)Hari kelahirannya diperingati tanggal 13 bulan 5 Imlek, sedangkan Zhou Chang (Ciu Jong ~ Hokkian) atau Jenderal Zhou diperingati hari kelahirannya pada tanggal 20 bulan 10 Imlek.Dalam pemujaan dikalangan Buddhis, Guan Yu dipuja sendinan tanpa pengiring. Sering juga ditampilkan sebagai Qie Lan Pu Sa (Ka Lam Po Sat - Hokkian) atau Bodhisattva Pelindung, bersama-sama Wei Tuo. Hari tahunan Guan Di jatiih pada tanggal 13 bulan 2 dan tanggal 13 bulan 5 Imlek, di Singapura dan Malaysia. 

Sedangkan di Hongkong, Taiwan dan Daratan Tiongkok tanggal 24 bulan 6 Imlek diperingati sebagai hari kelahirannya, dan tanggal 13 bulan 1 Imlek diperingati sebagai hari kenaikkannya. 

Seiring dengan mengalirnya para imigran Tionghoa ke luar Tiongkok, pemujaan Guan Di tersebar ke negara ~ negara yang menjadi tempat tinggal para perantau itu. Di Malaysia, Singapura dan Indonesia banyak sekali kelenteng yang memuja Guan Yu. Di Indonesia kelenteng yang khusus memuja Guan Yu, dan terbesar dengan wilayah seluas kira-kira 4 ha adalah Kelenteng Kwan Sing Bio di Tuban, Jawa Timur.

Di tempat pemujaan Guan Di biasanya ikut dipuja juga seorang tukang kuda yang dipanggil Ma She Ye atau Tuan Ma.la bertugas merawat kuda tunggangan Guan Di yang disebut Chi-tu-ma (Cek Thou Ma ~ Hokkian) atau Kelinci Merah, yang dalamsehari bisa menempuh jarak 500 km tanpa merasa lelah. Mari lahir Ma She Ye ini diperingati pada tanggal 1 3 bulan 4 Imlek. 

Di beberapa kelenteng di wilayah taiwan, bersama-sama Guan Di dipuja juga Zhang Fei sang adik angkat Liu Bei sang kakak, dan Zhao Zi Long (Thio Cu Liong-  Hokkian). Zhao Zi Long atau Zhao Yun (Thio In- Hokkian) adalah panglima perang yang terkenal berani dalam membantu Liu Uei menegakkan negaranya. Jasa Zhao Yun yang utama adalah bahwa la pernah menyelamatkan putra Liu Bei dari tangan musuh musuhnya. Pada waktu itu Liu Bei sedang menghadapi situasi kritis, serbuan pasukan Cao Cao memaksanya mengundurkan diri untuk membangun pertahanan yang aman. 

Kuil peringatan untuk ZhangFei adik angkat GianYu di gunung Fei Feng, Kabupaten Yunyang, Provinsi Sichuan. China 

Zhao Yun pada waktu itu bertugas mengawal keluarga Liu Bei.DaIam keadaan kacau-balau akibat serbuan pasukan Cao Cao, Zhao Yun kehilangan isteri Liu Bei bersama putranya yang masih bayi.la lalu membalikkan kudanya dan menerjang kembali barisan musuh untuk mencari isteri junjungannya itu. Para panglima Cao Cao menyerbunya. Seorang diri Zhao Yung menerjang, siapa yang menghalangi tewas kena tebasan pedang dan tombaknya. Berpuluh-puluh pasukan Cao Cao tewas di tangannya. Akhirnya isteri  Liu Bei, nyonya Mi, ditemukan berlindung disebuah rumah yang sudah runtuh di dekat sebuah sumur dengan sang putra dipelukkannya. Zhao Yun meminta sang nyonya menaiki kudanya dan bermaksud mengawalnya sambil berjalan menerobos kepungan musuh yang berlapis-lapis. Tapi sang nyonya yang memahami kesulitan pahlawan ini menolak dan menyerahkan putranya agar diselamatkan oleh Zhao Yun. Zhao Yun kembali menerjang kepungan musuh sampai akhirnya berhasil lolos dan menyerahkan sang bayi kepada Liu Bei yang menunggu dengan cemas. 

Kepahlawanan Zhao Yun ini dilukiskan dengan sangat menawan dalam novel San Guo.Zhao Yun atau Zhao Zi Long secara umum disebut Zi Long Ye atau Paduka Zi Long.Hari lahirnya diperingati pada tanggal l6 bulan 2 Imlek. 

Zhang Fei diperingati kelahirannya pada tanggal 13 bulan 8 Imlek. Sebuah kuil peringatan untuk Zhang Fei terdapat di kaki Gunung Fei-feng-shan, di tepi sungai Yang Zi di luar kota Yunyang, provinsi Sichuan, yang dibangun lebih dari 1700 tahun yang lalu, pada akhir Kerajaan Shu. 

Liu Bei diperingati pada tanggal 24 bulan 4 Imlek. Pemujaan Liu Bei. Guan Yu dan Zhang Fei secara bersamaan juga sering dilakukan untuk mengenang sumpah persaudaraan mereka yang abadi dan dikagumi orang dan zaman ke zaman.

1 comment:

  1. http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/carragher-guardiola-bisa-bawa.html
    http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/sandiaga-penempatan-pkm-di-tanah-abang.html
    http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/aduq-bandar-poker-bandarq-capsa-susun.html

    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At vipkiukiu .net ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
    - WHATSAPP : +62813-2938-6562
    - LINE : DOMINO1945.COM

    ReplyDelete