Menurut Agama Buddha Mahayana. Hari waisak biasa dikenal juga sebagai Hari Pemandian Rupang Bodhisattva Sidharta yang biasa jatuh pada tanggal 8 bulan 4 penanggalan lunar, memperingati kelahiran Bodhisattva Sidharta Gautama.
Menurut catatan Tripitaka Bodhisattva Sidharta dilahirkan di taman lumbini, Ratu Mahamaya di bawah pohon sala melahirkan Bayi Sidhartha dengan posisi berdi. Bodhisattva Siddharta yang baru lahir di dunia segera disambut oleh empat dewata dengan mengunakan jala emas dan saat itu muncul curahan air hangat dan dingin dan langit sebagai persembahan dari sembilan naga yang mengeluarkan air dari mulutnya seperti hujan yang turun dan langit.
Setelah pemandian Bodhisattva selesai. beliau langsung berdiri dan berjalan tujuh langkah diiringi dengan munculnya bunga teratai yang tiba-tiba muncul dari dalam tanah menjadi pijakan kaki dari Sang Bodhisattva. Pada langkah ke-tujuh Bodhisattva berhenti dan "Setelah kalpa yang tidak terhingga Lamanya. dewa dan manusia. Akulah yang termulia dan tertinggi di Dunia ini. Dalam kehidupan ini saya akan memberikan manfaat bagi semua mahluk."
Inilah Tekad dari kelahiran seorang bodhisattva besar di dunia yang kelak menjadi Seorang Buddha. Sang Guru Agung Siddharta Gautama.
ketika agama buddha memasuki tiongkok, dengan didasari dari panduan Tripitaka maka mulailah diadakan tradisi pemandian Buddha rupang yang dalam hal ini menggunakan Rupang Siddharta kecil dengan postur satu tangan menunjuk ke atas dan satu tangan menunjuk ke Bumi. Selanjutnya upacara pemandian Rupang Bodhisattva Siddharta ini diperingati pada Tanggal 8 Bulan 4 Penanggalan lunar setiap tahunnya.
Adapun manfaat yang dapat kita miliki dengan upacara pemandian Rupang Bodhisattva Siddharta ini antara lain:
-Memiliki sifat rendah hati. mau mengakui kesabaran dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.
-memiliki keyakinan terhadap Sang Triratna. dapat bertemu dengan Para Buddha dalam kelahirannya di dunia.
-Memegang teguh Dharma Sang Ajaran.
-Memiliki ucapan dan praktek yang selaras hingga memiliki kebijaksanaan tertinggi dan dapat terlahir di tanah suci para Buddha.
-Memegang teguh Dharma Sang Ajaran.
-Memiliki ucapan dan praktek yang selaras hingga memiliki kebijaksanaan tertinggi dan dapat terlahir di tanah suci para Buddha.
Yang perlu diperhatikan ketika kita sedang melakukan pemandian rupang Bodhisattva Siddharta adalah hendaknya kita memiliki pikiran yang tenang dan jernih. dengan air yang jernih dan wangi memandikan rupang Bodhisattva Siddharta. dengan kesungguhan hati memberikan penghormatan tertinggi kepada Guru Buddha sehingga dapat membangkitkan jiwa Buddha di dalam hati kita dan bertekad untuk membersihkan kekotoran bathin yang masih begitu tebal meliputi diri ini.
Bertekad menjadi Boddhisattva bagi diri sendiri dan orang lain. memupuk kebajikan dan melatih paramitha dalam setiap kehidupan.
0 komentar
Post a Comment