Friday, August 4, 2017

KEYAKINAN AKAN DIRI SENDIRI

Diri sendiri sesungguhnya adalah pelindung bagi diri sendiri. Karena siapa pula yang dapat menjadi pelindung bagi dirinya?
Setelah dapat mengendalikan dirinya sendiri dengan baik, la akan memperoleh perlindungan yang sungguh amat sukar dicari.

setelah memahami uraian tentang keyakinan akan Ketuhanan Yang Maha Esa dan keyakinan akan Ajaran Sang Buddha, maka saat ini kita berada di titik permulaan (starting point) untuk berjalan. Jalan itu sendiri sudah ada, sudah dijelaskan oleh Sang Buddha, tujuan kita juga sudah jelas. Apakah kita masih mengharapkan Sang Buddha menuntun kita, memapah kita untuk berjalan. Tugas Sang Buddha di dunia ini telah selesai, saatnya bagi manusia untuk berjalan sendiri. 

Buddha bersabda "Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri pula seseorang "jadi suci, suci atau tidak suci tergantung pada diri sendiri, tak seorangpun dapat mensucikan orang lain". (Dhammapada 165). 

Kemudian untuk mempertegas hal itu, Sang Buddha menyatakan: Engkau sendirilah yang harus berusaha,para Tahtagata hanya menunjukkan jalan, mereka yang tekun bersemedi dan memasuki jalan ini akan terbebas dari belenggu Mara (Dhammapada 276 ). 

Manusia ini sesungguhnya pemalas, mereka mengharapkan ada kekuatan suci tertentu yang dapat menghapus dosa - dosa mereka dan sekaligus membawa mcreka ke tempat yang nyaman. 

Apakah itu masuk akal? Hari ini saya membunuh, besok merampok, lusa saya bertobat dan memohon ampun, sebulan lagi perbuatan jahat tersebut saya ulangi.

Pertanyaannya : Apakah Tuhan akan mengampuni kita ?

Tidak saudara-saudaraku, konsep pengampunan dosa oleh Tuhan tidak dikenal oleh Agama Buddha, hukum Tuhan sudah jelas, Siapa berbuat,dia yang harus bertanggung jawab",.Bagaimana caranya agar dosa - dosa kita dapat berkurang? Bertobatlah sungguh-sungguh, lakukanlah perbuatan - perbuatan baik, tolonglah sesamamu, bukalah pintu hati Buddhamu dan perbuatan burukmu akan dikikis dan berkurang sebagai akibat timbunan perbuatan baikmu dan rasa pertobatanmu yang tulus.

Kita sudah disiapkan jalan oleh Tuhan dan Sang Buddha. Apakah kita mau ikut jalan itu atau mau mengambil jalan lain, semuanya diserahkan pada keputusan kita. Andalah Tuan bagi dirimu sendiri, yakinlah akan Hukum Tuhan dan Agama Buddha, yakinlah akan kemampuanmu sendiri untuk berjalan menempuh seluruh hambatan dan penderitaan ini. Tumbuhkan kebijaksanaan yang akan berfungsi sebagai pedang untuk menghancurkan segala nafsu keinginan yang merupakan akar semua permasalahan ini.

Anda bisa, saya bisa, kita semua bisa, kita harus yakin dengan kekuatan diri kita. Walaupun diantara kita ada perbedaan, sehat dan sakit, kaya dan miskin, rupawan atau tidak rupawan, tetapi itu tidak menjadi tolak-ukur keberhasilan diri dari semua penderitaan di alam samsara ini.

Yang menjadi tolak ukurya adalah: 

a. Keyakinan akan Hukum Tuhan yang dibawa melalui, Sang Buddha. 
b. Keyakinan akan kemampuan kita. 
c. Bersungguh-sungguh, rajin, disiplin menjalankan Hukum Tuhan. 

Hanya 3 tolak ukur ini dan itu tidak sulit dilaksanakan. Apabila kita sudah bertekad akan berjalan dengan kemampuan sendiri dengan jalan yang telah ditunjukkan, maka saatnya kita harus menghancurkan : 

a. Kemalasan. 
b. Godaan dari orang di sekitar kita. 
c. Pendapat - pendapat dari mereka yang tidak mengerti. tetapi seolah-olah mengerti. 
d. Tahayul - tahayul. 

Diri kitalah yang mampu menyelamatkan kita. bukan siapa- siapa. Saatnya bertindak...!!! 

Setiap makhluk yang bertekad memperbaiki diri mereka senantiasa akan menghadapi ujian - ujian. untuk itu janganlah putus asa. Tekad sudah bulat. 

keyakinan sudah teguh. jalan sudah di depan mata, mari kita segera memulai perjalanan untuk menghancurkan segala penderitaan,yang diakibatkan oleh nafsu keinginan. bagaimana dengan para Bodhisattva dan para Dewa - dewa, apakah kalau kita memohon bantuan mereka akan menolong kita?

Namanya memohon, kalau dikabulkan tentulah bersyukur, kalau tidak dikabulkan janganlah kita lantas patah hati dan kesal. 

Para Bodhisatva dan dewa - dewa tertentu mempunyai welas asih yang begitu mendalam dan telah bertekad serta mengucapkan sumpah untuk menolong semua makhluk yang ada dalam penderitaan. Kalau kita dengan tulus memohon dan sungguh - sungguh melaksanakan apa yang menjadi Hukum Tuhan, maka tentulah kita akan ditolong. Misalnya untuk menyambung kembali keutuhan keluarga yang hancur (diambang perceraian ) sesuai dengan karma kita perlu waktu 12 bulan. namun karena perbuatan kita sangat mendukung, ditambah ketulusan hati memohon petunjuk para Bodhisatva, maka waktu matangnya keutuhan keluarga tersebut dipersingkat menjadi hanya 2 bulan. 

Banyak di antara kita yang tidak mengerti dan sungguh - sungguh tidak tahu diri. Akibat yang kita terima saat ini adalah karena perbuatan buruk kita. dan kita wajib menerima akibatnya. Kenapa kita malah berani berkeluh. kesah dan kadang malah menyalahkan Tuhan tidak adil. Hukum itu tidak bisa disogok atau di KKN-kan.

Dalam menjalankan keyakinan. kita seringkali menghadapi cobaan, kenapa?

Karena:

1, Mara (Kegelapan / kejahatan) tidak suka melihat kita berjalan ke arah yaag benar.

2. Karma - karma buruk kita seringkali lebih cepat datang, agar hutang-hutang kita di dunia ini dapat segera dibayar.

3. Memang tidak mudah untuk menjadi orang baik, kita sering dicemooh orang sebagai sok suci, ngawur dan ngaco, karena apa ? Di dunia ini banyak kejadian benar dianggap salah dan yang salah dianggap benar, sudah terjadi kekacauan moral bersifat massal ( mass moral chaos).

Jadi memang tidak mudah jadi orang baik dan benar. lebih mudah seratus kali menjadi jahat daripada menjadi orang baik, Tetapi kalau keyakinan kita teguh dan kuat, tidak akan ada yang dapat menggoyahkannya. seperti batu karang yang tahan sapuan gelombang laut.

Untuk sampai pada keyakinan yang kuat tersebut, kita harus mengerti dan memahami apa keyakinan kita tersebut. jangan yakin karena membabi, buta. dijanjikan sesuatu, mendengar dari orang, karena warisan orang tua, karena pengaruh teman dan lingkungan, tetapi kita harus berani tampil beda. 

0 komentar

Post a Comment