Bagaimana menangani hinaan menurut sang buddha? Suatu hari sang buddha berjalan melintasi' sebuah desa. ada seorang pemuda kasar muncul dan mulai menghinanya :
" kau tidak berhak mengajari orang lain....! Dia berteriak " kau sama bodohnya dengan orang lain . kau bukanlah apa - apa Selain orang munafik ....".
Buddha tidak marah dengan hinaan ini. Sebaliknya, beliau bertanya kepada sang pemuda itu :
"katakanlah kepadaku, jika engkau membeli hadiah untuk seseorang dan seseorang itu tidak mengambilnya. Lalu Siapakah pemilik hadiah itu ....? "
"hadiah itu akan menjadi milikku, Karena aku yang membeli hadiah itu".
Sang buddha tersenyum dan berkata :
" hal itu benar, dan sama saja dengan kemarahan. jika engkau menjadi marah denganku, dan aku tidak merasa terhina, Maka kemarahan itu akan kembali kepadamu. Dan kau kemudian menjadi satu - satunya orang yang tidak bahagia, bukan aku. Semua yang kau lakukan akan menyakiti dirimu sendiri ."
lalu sang buddha melanjutkan :
"jika kau ingin berhenti menyakiti diri sendiri, Maka kau harus menyingkirkan kemarahan Dan ubahlah menjadi cinta kasih. Ketika kau membenci orang lain, Dirimulah yang akan menjadi tidak bahagia Tetapi ketika kau mencintai orang lain, Semua orang menjadi bahagia ...."
Gampang diucapkan, sulit dilaksanakan. Karena meskipun kita diam saja, selalu ada ular berbisa yg berwujud manusia yang menyemburkan bisanya. Dan biasanya ular ini sadar dia punya bisa yang mematikan. (Kedudukan sosial). Ketika kau miskin dan keluargamu juga miskin, maka siap2 saja diserang.
ReplyDelete