rata - rata usia hidup orang Indonesia sekarang berdasarkan survey adalah 65 tahun.
Dulu harapan hidup orang Indonesia 75 tahun tetapi sekarang semakin menurun.
Coba kita renungkan dalam hati berapa sisa usia kita ?
Coba kita renungkan dalam hati berapa sisa usia kita ?
Kalau Anda berumur 40 tahun, maka sisa hidup Anda ± 25 tahun lagi, itu kalau lancar, kalau tidak lancar besok juga bisa game over.
65 tahun, lama atau singkat ?
Kalau boleh flash back memori kita, pengalaman 25 tahun yang lalu seolah-olah baru lewat dalam sekejap saja, masih ingat peristiwa hidup ketika di saat kita umur 5 tahun? 10 tahun ? 15 tahun ? 20 tahun ? 25 tahun ? Dan seterusnya dan seterusnya.
rasanya seperti mimpi, cuma sekejap, tiba-tiba kita sudah melampaui waktu tanpa terasa Itu sebabnya Sang Buddha. Guru manusia senantiasa mengingatkan kita bahwa " Hidup itu sangat singkat loh!"
Ingat kilat dimalam hari ? Cuma sekejap bersinar dan kemudian hilang.
Ingat buih-buih sabun 7 Yang hanya sekejap terus pecah.
Ingat embun pagi di daun-daun ? Yang sekejap menguap karena matahari.
Seperti itulah singkatnya hidup kita, lewat tanpa terasa.
Lalu kenapa ? Kenapa banyak orang masih menderita ? Kaya menderita ? Miskin menderita; punya kerja menderita; tidak punya kerja menderita.
Hidup sudah singkat kok masih dibuat sulit.
Nikmati saja hidupmu nanti kamu menyesal jika tiba-tiba kamu merasa kehilangan perjalananmu, kok tiba-tiba sudah mau sampai tujuan (game over alias mati).
Kadang-kadang Gus Dur ada benarnya, "gitu aja kok repot", jargon beliau sungguh tepat menggambarkan bagaimana seharusnya orang menikmati perjalanan hidupnya yang singkat.
Kita memang suka membuat masalah-masalah kecil jadi besar dan masalah besar menjadi rumit tidak karu-karuan.
Sekarang, coba kita balik kebiasaan kita.
Masalah besar jadikanlah masalah kecil, masalah kecil ya lupakan saja, ngapain juga diingat-ingat.
Wah apa segampang itu ? Memang gampang, yang bikin susah siapa ?
Coba kita jalani latihan ini :
Ada teman kerjamu yang sangat menyebalkan di kantor, selalu suka menebar gosip dan fitnah, iri hati dan menjengkelkan, tetapi ada setiap hari kamu bertemu dengannya.
Bagaimana ?
Balikkan pikiranmu, putar balik cara pandangmu terhadap dia.
Selama ini, begitu mudahnya timbul benci dalam hatimu, ingin ketuk kepalanya dengan apa saja, tapi kamu tidak berdaya hari-harimu dilewati dengan cemberut, stress, depresi dan sulit tidur.
Yang sakit siapa ?
Kamu yang sakit khan, bukan teman kantormu.
Sekarang balikkan pandanganmu.
Karena setiap hari kamu ketemu, kita harus memahami kondisi - kondisi tersebut yang tidak mungkin kita rubah, kecuali kalau kita mau pindah kerja, tapi khan sekarang lagi jaman susah cari kerja, mau kemana ?
Ya sudah, terimalah keadaanmu.
Ya, terimalah kenyataannya kamu harus kumpul dengan temanmu. Begitu kamu memahami hal tersebut satu masalah telah selesai.
Yang kedua, begitu melihat dia, kasihanilah dia yang suka buat gosip dan fitnah, mungkin dia ada penyakit atau kekurangan. cobalah senyum padanya.
Lalu ? Anggaplah dia gurumu. Gurumu dalam melatih kesabaranmu.
Begitu melihat dia, hormatilah dia dalam hatimu karena di gurumu. Coba berbaik hati dengannya, bantu pekerjaanya kalau bisa, Karena cara pandangmu sudah berubah. maka semua efek negatif dari pikiran burukmu terdahulu pun berubah.
Bukankah masalahmu telah selesai ?
Demikian juga dalam perjalanan hidup kita, semua masalah timbul karena pikiran kita.
Apa kita harap semua jalan lurus ?
Kalau tidak ada pahit di dunia ini, maka kita tidak mengenal manis.
Kalau tidak ada duka, mana mungkin ada suka.
Mengertikan ?
Karena ada ini maka muncullah itu.
Jadi terimalah semua keadaan yang harus kita hadapi dengan pikiran yang tenang dan hati yang mengerti.
Perjalanan yang singkat ini, nikmatilah.
Kebiasaan orang Jepang kalau pergi liburan/jalan-jalan selalu memotret pemandangan yang indah.
Jangan lakukan itu, jangan memotret. karena momen keindahan itu hanya bisa kita nikmati pada saat itu. bukan nanti melalui foto-foto. Nikmatilah hidup ini.
Gitu aja kok repot
No comments:
Post a Comment