Saturday, March 5, 2016

Pada saat siklus menstruasi bolehkah kita ke kelenteng?


Ini dia salah satu pertanyaan yang bikin kaum hawa gelisah, sebagian orang yang sudah tua-tua selalu bilang kita dilarang pergi ke tempat altar para Shen Bing pada saat lagi dapat menstruasi, tetapi jawaban yang kita dapat kalo bertanya kenapa? kesannya sepele, "itu tidak bagus", 
lebih parah kalo jawabanya " Nanti Shennya marah!"
ada juga yang jawab " Kotor", wah sudah mandi ini tetapi tetap aja dibilang kotor,

namun sebaiknya kita merunut kejadian ini ke masa lampau, jaman dahulu sebelum ditemukannya (maaf kalo kurang sopan tulisan saya) pembalut yang model seperti sekarang, mereka memakai kain, lebih jauh lagi, mereka hanya berdiam dirumah tidak kemana-mana, karena mereka sendiri mengangap hal tersebut kotor. (bisa dibayangkan ya)

dari situ lah kata-kata "kotor" "tidak baik", bahkan "bisa celaka kalo Shen nya marah" berasal.

jadi kita harus berlogika? apakah jaman sekarang hal ini masih sama. Menstruasi adalah siklus yang sudah menjadi kodrat wanita, apabila wanita tidak mengalami siklus tersebut maka bisa dibilang wanita tersebut tidak subur lagi, tidak bisa mengandung, dan melahirkan anak, tidak bisa kita ada sampai sekarang, jadi memang itu bukan sebuah kutukan setiap bulan harus mengalami proses menstruasi.

dengan berkembangnya jaman yang semakin modern, maka hal-hal diatas bisa dibantahkan, asal pemikiran kita bersih, dan kita yakin hal tersebut tidak menganggu dalam proses sembahyang di kelenteng. apabila kita merasa kurang pantas ya sebaiknya urungkan niat saja, yang pasti pengertiannya dapat di cerna logika kita, sembahyang tidak harus ke kelenteng, dalam hati pun bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

juga sementara ini masih aman, belum ada pendeteksi mesin orang lagi menstruasi, jadi masuk kelenteng tidak ketahuan.

tetapi pemahaman kita hendaknya tidak sampai disini saja, karena hal-hal demikian ada benarnya juga dikarenakan tradisi yang berbeda tentunya. kita harus tetap menghormati orang berkata apa, 

saya ambil contoh untuk masyarakat Bali memang memasang rambu-rambu tegas wanita lagi dapat menstruasi dilarang masuk ke pura, sebaiknya kita tetap menghormati tradisi asal muasal. 

tapi untuk tradisi kita saya rasa sudah jelas, dan sikap apa yang akan kita ambil semua terserah kita bukan dari aturan yang kurang jelas.

0 komentar

Post a Comment