Thursday, April 7, 2016

Halusinasi, Imajinasi, Visualisasi, Bawah Sadar dan Mimpi

Halusinasi, Imajinasi, Visualisasi, Bawah Sadar dan Mimpi
Add caption
Dalam memberikan konsultasi kepada para tamu saya sering menerima protes bahkan dicemooh-kan hanya karena saya katakan bahwa yang dia lihat semuanya tidak ada. Semuanya hanya halusinasi dan imajinasinya saja. Ada yang ngotot bahwa yang dia lihat tidak akan salah sebab begitu jelas dan terjadi beberapa kali. Terhadap tamu saya seperti ini, terpaksa saya perlu berkala agak keras. "Anda datang ke sini minta saya periksa, dan itu semua adalah hasil pemeriksaan saya. Saya tidak minta anda harus percaya hasil pemeriksaan saya. Anda percaya saya tidak untung apa-apa, anda tidak percaya saya juga tidak rugi apa-apa. Saya tidak membutuhkan pembenaran dari anda."

Banyak orang masih belum mengerti mekanisme halusinasi dan imajinasi. Saya bukan seorang ahli kejiwaan atau psikolog, oleh karena itu penjelasan saya mengenai mekanisme halusinasi dan imajinasi dapat berbeda dengan ilmu kejiwaan seorang psikolog. Saya melihatnya dari sudut pandang spiritual. Dari sudut pandang spiritual yang saya dapat, penderitaan adalah keinginan yang tercapai. Oleh karena itu seorang spiritualis perlu membatasi keinginan duniawi dan manusiawi. hal ini dikonsepkan dalam ajaran kemelekatan. 

Yang saya maksud dengan halusinasi adalah lamunan keinginan yang mengalir begitu saja dari pikiran seseorang. Mengalir tanpa dorongan niat dari yang bersangkutan. Menciptakan pendengaran 
penglihatan yang sebenarnya tidak ada.

Yang saya maksud dengan imajinasi adalah lamunan keinginan berasal dan pengalaman yang terjadi yang mungkin disertai dorongan niat yang ber-sangkutan. Jadi dari sudut spiritual imajinasi memiliki kemelekatan lebih tinggi dibandingkan halusinasi.

Halusinasi dan imajinasi ini ada yang masih dibawa terus dalam kesadarannya, juga ada yang mengendap ke dalam bawah sadar orang tersebut. Yang sudah mengendap ke dalam bawah sadarnya menjadi hal yang sudah dilupakan. Tapi tetap ada dan tetap masih tersimpan dalam bawah sadarnya.

Semua halusinasi dan imajinasi yang pernah terlintas dalam pikiran atau jiwa seseorang ini, yang sudah terlupakan karena telah mengendap dan me- masuki bawah sadar, sewaktu-waktu dapat muncul kembali dalam bentuk mimpi, dalam bentuk bayangan penglihatan atau dalam bentuk suara bisikan. Jadi bayangan penglihatan dan suara bisikan ini semuanya adalah palsu dan ilusi belaka, bukan yang sebenarnya.

Beberapa teman saya yang mengaku dapat melihat gaib, waktu saya minta untuk melihat gaib di rumah saya, mereka gagal melihat. Mereka tidak dapat melihat apa-apa. Karena mereka memang belum atau tidak memiliki kemampuan untuk melihat gaib. 

Tapi juga ada beberapa yang dapat melihat gaib rumah saya, karena mereka memang memiliki kemampuan supranatural melihat gaib. Walaupun apa yang dapat mereka lihat ada yang berbeda, tapi garis besar dan prinsipnya tidak banyak berbeda.

Mengapa penglihatan mereka dapat berbeda? Padahal obyek / barangnya sama. Melihat gaib dan Melihat nyata / real memang memiliki mekanis-me yang berbeda. Benda nyata wujudnya tetap dan tidak dapat berubah dan dilihat dengan panca indra mata. Tapi gaib wujudnya dapat berubah-rubah dan dilihat dengan "mata hati" atau mata batin.

Mekanisme melihat gaib adalah melalui visualisasi atau melalui penciptaan gambaran. Jadi disini penciptaan gambaran tadi dapat datang atau berasal dari gaib yang dilihat, juga dapat datang atau berasal dari roh suci, dewa atau makhluk gaib di belakang orang tersebut. Yang biasa disebut sebagai mendapat penglihatan atau menerima visualisasi. Atau menerima petunjuk melalui visualisasi, melalui penggambaran.

Kemampuan melihat gaib juga dapat diperoleh melalui kekuatan batin mumi dari orang tersebut.Juga dapat melalui kekuatan spiritual dari roh orang tersebut. 

Visualisasi. Metode visualisasi sangat penting dan baik untuk dipakai menjalani dan melatih diri dalam laku spiritual. Menjalani laku spiritual yang diawali dengan meditasi dan berdoa mendekatkan diri kepada para suci memerlukan konsentrasi yang kuat dan terus menerus. Hal ini tidak mudah, konsentrasi bisa cepat buyar. Oleh karena itu perlu ditambahkan metode visualisasi untuk menjaga dan mempertahan konsentrasi agar pikiran tidak melayang kemana-mana. Membuat visualisasi pada wujud atau wajah guru roh, pada tokoh suci idola atau pada titik cahaya Ilahi dan lain-lain.

Di dalam buku-buku saya pemah menulis be- berapa kasus dimana searang pelaku spiritual atau paranormal atau orang pintar yang menerima petunjuk dari para suci atau makhluk gaib secara visualisasi pantomim. Yaitu lewat penglihatan penggambaran pantomim atau tanpa kata-kata. Jadi si penerima petunjuk perlu mengurai atau menerjemahkan arti visualisasi pantomim tersebut. Dan kadang dalam mengartikan petunjuk lewat penglihatan terjadi kesalahan tafsir.

Kemampuan melihat gaib juga dapat berbentuk visualisasi yang diterima, jadi kejelasan dan ketajam- an gambar menentukan kualitas petunjuk yang dapat diterima. Juga seberapa dalam dan seberapa jauh kemampuan melihat gaib sangat menentukan tingkat kebenaran penglihatan tersebut. Yang memiliki tingkat kemampuan melihat masih rendah, tentu mudah ditipu dan tertipu oleh makhluk gaib. Yang memiliki tingkat kemampuan tinggi tentu sulit ditipu oleh makhluk gaib dan dapat melihat dan mengetahui asli atau palsunya gambaran visualisasi yang dilihat.

Karena di alam gaib kita hanya dapat melihat secara samar-samar, yang terlihat jelas pun belum tentu asli. Yang terdengar wejangan luhur pun belum tentu benar. Maka sejak awal saya dan istri memberikan konsultasi, guru roh kami berdua sudah mengingatkan, "Dalam menolong manusia, kalian tidak membutuhkan pengakuan dan juga tidak memerlukan pembenaran. Teruskanlah menolong manusia."

Prinsip kami di dalam memberikan konsultasi adalah kami tidak pemah meminta agar mereka percaya apa yang kami jelaskan dan sarankan. Mereka percaya kami tidak untung apa-apa. Mereka tidak percaya kamipun tidak rugi apa-apa. Jadi kami persilahkan mereka memikirkan sendiri,menemukan kebe-narannya sendiri dan menentukan pilihannya sendiri.

Ada beberapa tamu saya yang terlebih dahulu meminta bukti. Terhadap tamu seperti ini saya tidak pernah menanggapi secara serius. Saya hanya mengatakan, "Bukti yang anda mau perlu anda cari dan temukan sendiri setelah anda melaksanakan dan menjalankan apa yang saya jelaskan dan sarankan. Bukti tidak akan pernah anda temukan sebelum anda menjalankan dan melaksanakan dengan baik dan benar."

0 komentar

Post a Comment