Add caption |
Kalau kita teliti kalimat ini, petunjuk yang tidak sebenarnya berani bohong. Yang terbaik berarti positif. Jadi bohong positif, bohong untuk tujuan baik, untuk tujuan menolong orang. Jadi para roh suci dan dewa pun diijinkan untuk bohong positif. Maka para rohaniwan pun banyak melakukan bohong positif. Para rohaniawan dari berbagai aliran agama selalu ada yang melakukan bohong positif. Dan ini perlu.
Ada kotbah yang isinya menyerukan agar manusia bertobat dan ikut Yesus Kristus, dengan garansi masuk surga. Ada juga yang isinya menghibur seperti, "Nanti akan berkumpul kembali di rumah Tuhan" pada doa dan ritual duka. Yang pertama untuk menarik orang agar mau menjadi umatnya. Yang kedua untuk memberikan penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan. Semuanya adalah bohong yang positif, bohong dengan tujuan baik.
Ada aliran lain yang isi kotbahnya mengenai pelimpahan jasa untuk arwah para leluhurnya, untuk arwah orang tuanya dengan tujuan membangkitkan minat beramal bagi umatnya.
Kalau isi kotbahnya hanya menganjurkan para umatnya supaya mau beramal untuk memupuk karma baik,walaupun rohaniawannya berkali-kali dan terus menerus menganjurkan dan mendorong umatnya untuk beramal sampai lidahnya tumpul, paling banyak umatnya mengatakan atau berjanji : Iya "nanti" saya akan beramal. Tapi "nanti-nya ini dapat tahun depan atau sepuluh tahun lagi.
Akan tetapi kalau dikatakan dalam kotbah itu bahwa arwah orang tuamu keadaannya susah dan menderita, perlu kau limpahkan jasa untuk menolong. Maka "nanti"-nya tadi tidak sampai tahun depan. Minggu depan pun anak atau keluarganya akan segera membuat amal untuk dilimpahkan jasanya kepada arwah almarhum.
Apakah benar setelah dilakukan amal pelimpahan jasa kepada arwah almarhum, dapat membuat arwah almarhum menjadi tertolong? Mengenai pelimpahan jasa, saya sudah menulis di buku pertama berjudul "Ibadah Dari Vihara ke Vihara." Bohong positif memang diperlukan.
Ada juga anjuran dan ajaran yang mengatakan bahwa karma buruk dapat dihapus dan dihilangkan dengan membaca mantra atau doa. Anjuran dan ajaran seperti itu bertujuan untuk memotivasi dan membangkit-kan minat dan ketekunan membaca mantra dan berdoa untuk membersihkan hati nuraninya. Diharapkan setelah hati nuraninya bersih, dapat membayar karma yang lama dan tidak membuat karma buruk yang baru. Sekali lagi bohong positif memang perlu.
Menurut yang saya lihat, dari banyak aliran agama, dalam penyebarannya, dalam menarik orang agar mau menjadi umatnya, selalu diselipkan bohong positif. Hal ini wajar dan baik-baik saja, sebab membawa orang beragama adalah baik, baik sebab semua ajarannya adalah untuk membuat orang menjadi baik.
Bagaimana dengan bohong negatif?
Negatif artinya jahat, jadi bohong negatif adalah bohong dengan tujuan jahat, dengan motivasi jahat.
Kejahatan adalah dosa dan dosa menghasilkan karma buruk. Karma buruk harus dibayar dengan penderitaan. Jadi jangan melakukan bohong negatif.
0 komentar
Post a Comment