Tuesday, April 5, 2016

Mengapa Penyembuhan Spiritual Dikaitkan dengan Agama

Kalau seseorang sakit, dia perlu berobat ke dokter, dia tidak perlu mencari dokter yang mempunyai garis keimanan yang sama dengan dia, yang mempunyai garis kepercayaan yang sama dengan dia. Artinya pengobatan oleh dokter tidak ada kaitannya dengan agama. 

Tidak demikian dengan pengobatan spiritual, sebaiknya penyembuhan spiritual mempertimbangkan 
jalur kepercayaan atau garis kepercayaan yang dianut oleh si sakit. Mengapa? 

Pengalaman saya dalam menerima tamu yang konsultasi mengcnai kesehatan non medis, beberapa 
diantaranya terbebani dosa, merasa berdosa dan takut mendapat hukuman dari Tuhannya karena berobat secara spiritual pada orang-orang yang tidak seiman dengan dia. 

Banyak umat Kristen yang menjalani hidupnya berpegang teguh pada ajaran-ajaran yang ada di injil.
Untuk mereka ini ada ayat-ayat di injil yang membuat mereka dibebani rasa berdosa dan akan dihukum oleh Tuhan. Ayat itu berbunyi : 

  1. Tuhanmu pencemburu 
  2. Jangan menduakan Allahmu 
  3. Jangan bersekutu dengan kuasa kegelapan 


Yang dimaksud kuasa kegelapan disini adalah semua yang tidak mengikuti ajaran di Injil atau semua 
yang bukan Kristen. Seperti ke Vihara, ke Pura, ke Klenteng, ke paranormal, ke spiritualis yang bukan Kristen, dll. 

Rasa bersalah ini akan terbawa sepanjang hidup-nya. Makin tinggi keimanan seseorang, makin berat beban dosa yang dirasakan, makin besar beban dosa yang dibawa. 

Kalau perjalanan hidupnya mulus, tidak ada masalah maupun musibah, maka semuanya akan baik- 
baik saja. Akan tetapi kalau nanti, di kemudian hari ada masalah atau musibah, walaupun sudah berjalan selama puluhan tahun sejak melakukan penyembuhan "bersekutu dengan kuasa kegelapan." Maka rasa berdosa itu akan muncul kembali, dan hal ini akan menimbulkan masalah yang lebih besar. Jadi sebaiknya jangan menyingkirkan masalah yang dapat mendatangkan masalah yang lebih 
berat. 

Penyembuhan spiritual tidak hanya tergantung pada kemampuan si penyembuh, tapi juga tergantung 
pada si sakit. Kalau si sakit tidak percaya dan tidak mau atau ada penolakan di dalam hatinya terhadap cara penyembuhan spiritual yang dipaksakan atau dibohongi oleh keluarganya atau terpaksa demi keluarga. Maka penyembuhan spiritual garis Ilahi tidak akan menyembuhkan. 

Dalam ajaran Budhis, sang Buddha mengatakan bahwa beliau tidak dapat menolong manusia dalam 2 hal:

  1. Menolong menghilangkan karma manusia. 
  2. Menolong orang yang tidak mau ditolong. 

Oleh karena itu, kepada para tamu saya selalu saya anjurkan untuk berusaha dulu mencari pertolongan dan penyembuhan kepada orang-orang yang seiman. Yang Katholik saya anjurkan ke Romo atau Pastur. Yang Kristen Protestan saya anjurkan ke para Pendeta. Yang Budhis saya anjurkan ke para Bhiksu atau Bante. Yang Islam saya anjurkan mencari Ustad, dan lain-lain. 

Hal ini saya lakukan bukan berarti saya tidak mau menolong mereka, kalau mereka sudah berkali-kali berusaha pada garis keimanan yang sama tidak berhasil. Dari pengalaman saya, mereka yang sudah menemui jalan buntu, sudah mentok usahanya, maka keimanan mereka akan mulai menurun. Kalau keimanannya sudah menurun maka beban rasa berdosanya karena "Bersekutu dengan kuasa kegelapan" akan menurun banyak. Pada saat seperti itu, kalau mereka mau datang ke tempat saya lagi, saya akan menolong mereka sesuai dengan kemampuan saya. Setidaknya saya dapat memberikan solusi atau jalan keluarnya yang mereka dapat lakukan. Jalan keluar yang tentunya dapat berbeda dengan garis keimanannya.  

Di bawah ini saya tuliskan beberapa kasus : 

A. Penolakan dari diri sendiri 

Ira ibu rumah tangga berumur 40-an tahun, umat Katholik yang patuh, tinggal di Singapore, suaminya berkantor di Jakarta. Ira menderita kanker payudara stadium 4 lanjut, sudah banyak cara pengobatan dijalani, tapi masih belum berhasil menyembuhkan penyakitnya. 

Setelah memeriksa data pribadinya, dengan mata batin saya tahu bahwa sakit kanker Ira berasal dari penyakit non medis yang sudah berlanjut menjadi penyakit medis pula. Saya bersihkan unsur non medis yang ada di badan Ira, dia masih perlu pengobatan medis, pengobatan dokter. Kalau dia mau, nanti pada tanggal l suro menurut penanggalan Jawa, datanglah kembali ke Jakarta, pada hari itu di suatu tempat petilasan suci ada upacara suci dimana banyak para dewa dan roh suci hadir, saya akan memohonkan penyembuhan untuk Ira. 

Atas desakan dan bujukan keluarganya Ira hadir pada hari yang saya beritahukan itu dan ikut dalam upacara ritual di sebuah petilasan suci garis Hindu. Pada upacara itu saya melihat begitu banyak para dewa dan roh suci yang hadir, dan saya memohon kemurahan hati dan belas kasih dari para roh suci untuk Ira. Hampir semua roh suci yang ada menyalurkan energi Ilahinya ke tangan saya dan saya alirkan semua energi Ilahi itu masuk ke badan Ira. Tapi aneh, bahwa semua energi Ilahi berupa cahaya itu hanya lewat saja di badan Ira, tidak ada yang terserap ke badan Ira. 

Salah satu teman saya di rombongan yang ikut dalam upacara ritual ini, dia sudah mempunyai ke- mampuan untuk melihat gaib dia melihat begitu banyak cahaya putih bersih dan kuat turun dari angkasa memasuki tubuh Ira, tapi semuanya hanya meluncur jatuh ke tanah. Tubuh Ira tidak dapat menampung cahaya Energi Ilahi itu. Dia cerita pada saya bahwa dia sempat terpesona dan muncul rasa iri dihatinya melihat pancaran energi Ilahi yang begitu banyak, putih bersih dan kuat memasuki tubuh Ira. Tapi dia juga terkejut mengapa semua cahaya Ilahi itu semuanya hanya lewat saja. 

Saya tahu, saya telah gagal menolong Ira. Bukan karena para dewa dan roh suci tidak mau memberikan belas kasih, tapi hati nurani Ira belum dapat menerima penyembuhan cara itu dan ada penolakan dari diri Ira sendiri. Hati nuraninya menolak sebab dia orang Katholik. 

B. Kompromi dengan garis keyakinan 

Rosa ibu mmah tangga bemmur sekitar 60 tahun dari Makasar, datang ke mmah diantar anak perempuan- nya untuk konsultasi penyakit di tenggorokannya. Tenggorokan Rosa terasa kering dan sakit sampai ke dadanya, susah tidur dan sangat menderita. Rosa adalah umat Kristen Protestan yang saleh. Sudah lama mencari kesembuhan, sudah banyak dokter dikunjungi, tidak dapat sembuh. Sudah banyak pendeta menolong Rosa, tapi kurang berhasil. Begitu juga banyak penyembuh alternatif didatangi juga, juga kurang berhasil. 

Dengan mempergunakan mata batin memeriksa penyakit Rosa, penyakit Rosa adalah non medis berasal.dari Jin Penunggu rumah yang jahat" Ada unsur gaib dimasukkan ke badan Rosa.Waktu sayasarankan pada Rosa untuk berusaha dan berikhtiar mencari pertolongan kepada orang yang seiman dengan dia, Rosa tidak mau. Sebab dia sudah jenuh dan tidak tahu lagi harus mencari penolongan kemana, semua cara dan semua yang ditunjukkan oleh teman-temannya sudah dicoba dan dijalani, tapi hasilnya tidak ada. Jadi Rosa minta saya menolong menyembuhkan sakitnya. 

Saya jelaskan pada Rosa, kalau dia dapat tidak tinggal atau kembali ke rumahnya sampai rumahnya sudah dibersihkan dari jin penunggu rumah yang jahat itu, maka saya akan membersihkan badan Rosa dari unsur non medis saat itu juga. Rosa menyanggupi syarat saya, dia untuk sementara dapat tinggal di rumah anaknya. 

Pada siang hari itu saya bersihkan badan Rosa dari semua gangguan non medis / gaib dan mengingatkan Rosa bahwa dia jangan sekali-kali menginjakkan kaki di halaman rumahnya sampai rumah itu sudah bersih. Untuk barang keperluan sehari-hari supaya anaknya saja mengambilkan. 

Tiga hari kemudian Rosa memberitahu saya bahwa sakit tenggorokannya sudah hilang, dia sudah dapat tidur dan merasa lega terlepas dari penderitaan yang dialami selama lebih dari satu tahun. Dia tanya kapan dia boleh kembali tinggal di rumahnya? 

Seperti pernah saya jelaskan pada Rosa bahwa rumahnya dapat dibersihkan lewat pertolongan Pendeta yang seiman dengan dia, dapat dilakukan oleh paranormal yang membuka pelayanan pembersihan rumah angker. Atau alternatif lain, yaitu mengambil pasir laut di pantai Parang Tritis Yogyakarta, dengan melakukan ritual sederhana. 

Karena pengalaman yang lalu, upaya yang selalu gagal bila meminta pertolongan pada orang pintar, 
pendeta dll, maka Rosa memilih mengambil pasir laut di Parang Tritis. 

Saya yakin dan percaya, kalau Rosa tidak merasakan dan mengalami kesembuhan penyakitnya terlebih dahulu, dia tidak akan mau melakukan ritual mengambil pasir di Parang Tritis. Sebab Rosa dan keluarganya adalah umat Kristen garis keras. 

Sampai saat ini Rosa sudah lebih dari 6 bulan kembali menempati rumahnya yang sudah bersih dari jin jahat penunggu rumah. Rosa mempunyai kepedulian hidup yang baik, setiap kali dia datang ke Jakarta, dia sempatkan berkunjung ke rumah saya, sehingga saya pun dapat mengetahui perkembangan kesehatannya. 

Rosa cukup bijaksana, dia mau kompromi dengan garis keyakinannya. 

C. "Peringatan dari Tuhan" 

Anna janda berusia sekitar 60-an tahun, umat Kristen garis keras, rumahnya di daerah Kemang, besar dan luas. Datang ke rumah dengan banyak keluhan kesehatannya. Kepalanya sakit sebelah, air matanya menetes terus, lehernya kaku dan lain-lain. 

Sakit Anna adalah non medis berasal dari jin penunggu rumah yang jahat. Saya jelaskan bahwa untuk menyembuhkan sakitnya, rumahnya perlu dibersihkan dulu baru kemudian gangguan non medis di dalam badannya disingkirkan. Saya jelaskan juga bahwa cara membersihkan rumahnya dapat meminta bantuan orang- orang yang seiman dulu. Kalau tidak berhasil baru saya akan membersihkan rumahnya, tentunya dengan cara yang tidak segaris dengan kepercayaan Anna, juga apa yang saya lakukan tidak dapat dilihat dengan indra mata. 

Anna minta waktu untuk berunding dengan keluarganya, sekitar sepuluh hari Anna datang lagi ke rumah saya, dia minta saya membersihkan rumahnya, walaupun ada anaknya yang tidak setuju. "Itu rumah saya, saya yang berhak membersihkan atau tidak rumah saya." kata Anna pada saya. 

Saya jadwalkan satu minggu lagi untuk membersihkan mmah Anna. Dua hari sebelum hari yang saya janjikan, tetangga Anna yang menemaninya datang ke mmah saya memberitahu saya bahwa Anna membatalkan janjinya, sebab anaknya kecelakaan dan masuk rumah sakit. Anna menganggap peristiwa ini "peringatan dari Tuhan" untuk tidak " bersekutu dengan kuasa kegelapan." 

Saya merasa bersyukur sekali kejadian ini terjadi sebelum saya bersihkan rumah Anna. Kalau kejadian ini terjadi sehari setelah saya lakukan pembersihan rumah pasti dia menganggap dia dihukum oleh Tuhan karena dosanya bersekutu dengan kuasa kegelapan. Dan saya akan dianggap sebagai biang keladinya. 

D. Jalan Tuhan bukan hanya satu 

Suami istri ini baru saja datang dari GuangZhou China, check-up kesehatan istrinya yang baru sekitar satu setengah bulan menjalani operasi torax di GuangZhou. Hasil check-up, muncul tumor lagi yang baru, letaknya lebih dalam ke arah paru-paru. Dia dan dokternya sama- sama terkejut bagaimana bisa terjadi dalam waktu hanya satu setengah bulan dapat muncul tumor lagi sebesar itu.Karena istrinya masih trauma dengan operasi yang lalu, maka dia tidak mau operasi lagi. Dia pilih pulang saja dulu. 

Suami istri ini berasal dari pulau Sumatra dan umat Budhis yang taat. Setelah saya periksa, penyakit tumor torax ini disebabkan unsur non medis yang berasal dari rumahnya. Jadi percuma dioperasi berkali-kali kalau penyebab non medisnya tidak disingkirkan dahulu. Tahap pertama rumah harus dibersihkan dari gaib yang jahat, baru ganggiian non medis di dalam badan diambil. 

Saya sarankan untuk mencari pertolongan kepada orang setempat yang seiman saja dan kalau perlu sementara pindah dulu ke mmah saudara atau kontrak rumah untuk sementara, sambil menunggu rumah dibersihkan. 

Si suami mengatakan, sulit untuk mencari orang- orang yang mempunyai kemampuan membersihkan rumahnya, sudah dicoba beberapa kali tidak berhasil. Juga susah untuk mencari rumah kontrakan di kotanya. 

Saya beritahu alternatif lain adalah pergi ke Yogyakarta ambil pasir laut di pantai Parang Tritis. Biayanya jauh lebih murah dibandingkan membawa suhu atau paranormal dari Jakarta. Biaya ke pantai Parang Tritis suami istri dengan pesawat pulang pergi tanpa menginap, sewa mobil dan membeli persembahan untuk ritual disana tidak lebih dari 3 juta. Dan keberhasilannya mencapai 90%. Keberhasilan oleh suhu atau paranormal max. hanya 70%. 

Suami istri umat Budhis ini berwawasan luas dan berpikir praktis. Mereka percaya "Jalan Tuhan bukan hanya satu", sehingga bagi mereka jalan dan cara aliran lain yang bukan Budhis pun dapat mereka terima dengan serius. Mereka memilih ke Pantai Parang Tritis untuk mengambil pasir laut disana. Mereka berhasil mem-bersihkan mmahnya, sakit istrinya berangsur-angsur membaik. 

"Pasir laut Parang Tritis bukan pasir biasa." 

0 komentar

Post a Comment