Thursday, April 7, 2016

ALIRAN BUDHIS, MASALAH KARMA DAN REINKARNASI.

ALIRAN BUDHIS, MASALAH KARMA DAN REINKARNASI.
Add caption
Menurut pendapat saya, ajaran dan penjelasan mengenai karma dan reinkarnasi ditulis secara lebih lengkap ada di aliran Budhis atau di dalam agama Budha. Walaupun di beberapa agama lain juga ada penjelasan dan ajaran tentang karma.

Seperti di kitab suci Injil, karma hanya dijelaskan dengan satu kalimat saja, yaitu "Apa yang kamu tebar, itulah yang kau tuai". Dan di kitab suci Al Qur'an, karma juga hanya dijelaskan dengan satu kalimat "Apa yang kau tanam, itulah yang kau petik .

Tetapi kedua aliran agama ini tidak mengakui adanya karma, walaupun di dalam kitab sucinya ada kalimat seperti di atas.

Karma adalah sikap dan perbuatan seseorang yang berakibat pada mahluk lain, kalau akibatnya membuat mahluk lain menderita disebut karma buruk dan mendapat sanksi hukuman. Kalau akibatnya membuat mahluk lain menderita disebut karma buruk dan mendapatkan sangsi hukuman. kalau akibatnya membuat mahluk lain menjadi berkurang penderitaannya atau penderitaannya menjadi lenyap disebut karma baik dan mendapat pahala. Sikap dan Perbuatan seseorang yang dapat melecehkan para roh suci dan para dewa dan juga yang melanggar "Hukum Aturan kehidupan" juga menghasilkan karma buruk. seperti melanggar "10 perintah Allah" atau juga "Panca-sila Dharma".

Yang luar biasa adalah sekali karma buruk telah dibuat, maka akibat dan hukumannya tidak dapat dihilangkan atau dikurangi dengan cara apapun kecuali dengan membayarnya. Membayarnya dengan menjalani hukuman dan hukuman ini berupa penderitaan. Karma buruk hanya dapat dibayar dengan penderitaan, tidak dapat dibayar dengan perbuatan baik atau amal.

Hukum karma berasal dari hukum Alam Semesta dan berlaku untuk semua mahluk hidup, bukan untuk umat Budhis saja atau umat dari agama yang membabarkan ajaran karma. Sebab ada orang- orang yang mengatakan bahwa dia bukan umat Budhis atau umat Hindu, jadi dia tidak percaya karma dan hukum karma tidak menjangkau dia. Pemahaman seperti ini boleh-boleh saja sebab tidak ada yang memaksa seseorang harus percaya hukum karma.

Hukum karma berlaku untuk semua mahluk hidup tanpa membeda-bedakan. Kasus-kasus dibawah ini dapat lebih menjelaskan mengenai hal ini. 

- AIex, berumur 60-an tahun, beragama Kristen, diantar anak-anaknya datang kerumah saya untuk konsultasi kesehatannya, sakitnya sudah bertahun- tahun tidak pemah sembuh. Sudah banyak dokter dan pendeta didatangi untuk menyembuhkan sakitnya, tapi selalu tidak berhasil. Dokter yang satu dan dokter yang lain berbeda pendapat dan masih belum menemukan penyebab pasti sakit Alex. Menemui jalan buntu, dia diberitahu temannya untuk mencoba konsultasi ke rumah saya. Waktu anaknya telpon membuat janji untuk konsultasi, dari penjelasan anaknya bahwa para dokter belum mengetahui penyakit Alex karena hasil pemeriksaan alat-alat kedokteran tidak sama dengan gejala yang dialami tubuh Alex. Maka saya mengira sakit Alex adalah non medis.

Setelah Alex datang kerumah saya, dengan mata batin saya memeriksa, ternyata unsur non medis tidak ada di badan Alex, dokter juga tidak menemukan penyakit Alex.

Saya konsentrasi untuk meminta petunjuk guru roh saya, guru roh saya mengatakan bahwa sakit yang diderita oleh Alex berasal dari dirinya sendiri, penyakit itu dibuat oleh Alex sendiri. Saya langsung mengerti bahwa sakit Alex adalah akibat perbuatan-perbuatannya sendiri atau akibat karma buruk yang dibuat oleh Alex sendiri. Sakit yang disebabkan oleh proses pembayaran karma buruk tidak dapat di-sembuhkan oleh orang lain. Harus dibayar oleh yang bersangkutan sendiri.

Hanya satu anak Alex yang dapat mengerti penjelasan saya, yang dua tidak dapat menerima masalah karma. Waktu kedua kakaknya membopong Alex ke dalam mobil, anak bungsu Alex tanya pada saya, apa yang perlu dilakukan oleh anak-anak Alex untuk menolong kesembuhannya, misalnya ritual atau doa-doa. Anak bungsu Alex beragama Budha maka dia dapat mengerti soal karma. Saya katakan: "Ayah anda sedang menjalani proses pembayaran karma buruk, maka biarkan kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya, nanti kalau karma buruknya sudah banyak yang terbayar kemungkinan dia akan sembuh. Ini bukan berarti ayahmu tidak perlu atau tidak boleh diobatkan ke dokter. Pertolongan dokter tetap di- butuhkan untuk menjaga agar penyakitnya tidak bertambah parah dan mengatasi rasa sakit dengan obat-obat anti rasa sakit". Anak bungsu Alex dapat mengerti penjelasan saya.

- Kresti, 30-an tahun, ibu rumah tangga yang Katholik. Dia sering kejang dan kesurupan, datang ke rumah bersama suaminya untuk konsultasi penyakit Kresti. Sudah banyak dokter dan penyembuh alternatif didatangi, tapi tidak berhasil menyembuhkan Kresti.

Melalui mata batin saya, penyakit kejang dan sering kesurupan ini berasal dari reinkarnasinya yang terdahulu, dia di kehidupan dulu, inkarnasinya yang dulu adalah "seorang medium" yang membuka praktek sebagai paranormal garis Hindu. Pada kehidupannya yang sekarang, dia lahir di keluarga Katholik dan beragama Katholik, ia masih membawa sebagian "aset" kemampuannya di kehidupan yang lampau, yaitu kemampuan menerima kehadiran mahluk halus atau mahluk gaib. Maka dia sekarang mempunyai sifat yang disebut sebagai sifat "tulang- renggang", sifat mudah dimasuki mahluk halus atau kesurupan Sebelum kesurupan biasanya didahului kejang-kejang. Jadi kejang-kejang bukan karena epilepsi seperti yang dikatakan oleh dokter. Maka saya anjurkan Kresti untuk memakai pelindung diri dari gangguan mahluk halus. Karena Kresti sekeluarga Katholik yang taat, dan keluarga besarnya semua adalah Katholik yang taat, kalau Kresti harus pakai "Hu" pelindung diri dari dewa di klenteng akan membuat heboh keluarga dan besarnya. Maka Kresti saya anjurkan untuk meminta sendiri "pelindung diri" dari Yesus Kristus. Pelindung diri ini berapa tasbih rosario baru, dimintakan pengisian kekuatan pelindung diri dari Yesus Kristus di gereja Katedral Jakarta, pada hari minggu misa pertama, dengan membawa 2 buah lilin putih, 7 batang bunga sedap malam, dan duduk di bangku depan-tengah.

Tasbih rosario yang akan dimintakan pengisian" perlu diperiksa dulu, biji-biji tasbihnya hams bersih dari unsur yin atau negatif. Kalau salah satu dari biji tasbihnya ada yang berunsur yin, maka permohonan pengisian akan gagal. Saya jelaskan semua prosedur dan doanya pada Kresti dan suaminya.

Hari minggu-nya, Kresti diantar suaminya ikut misa pertama di gereja Katedral, perlu jam 5 pagi supaya dapat tempat dibangku depan - tengah. Pulang dari gereja Kresti memeriksakan rosarionya kepada saya. Melalui mata batin saya memeriksa rosario Kresti, rosario itu sudah terisi penuh oleh kekuatan pelindung diri yang diberikan yesus Kristus.

Sejak Kresti membawa rosario itu, dia sudah tidak kejang-kejang lagi dan kesurupan. Kresti harus menjaga untuk selalu didampingi rosarionya, kemana- pun dia berada.

0 komentar

Post a Comment