Thursday, April 7, 2016

PENYEMBUHAN LINTAS AGAMA

PENYEMBUHAN LINTAS AGAMA
penyembuhan lintas agama saling mengisi dan saling melengkapi di dalam penyembuhan.


Di depan tadi saya sudah menulis mengenai kebenaran lintas agama ajaran beberapa agama, ajaran beberapa agama yang saling mengisi dan saling melengkapi. Disini saya akan menulis mengenai penyembuhan lintas agama"
Yang saya maksud dengan penyembuhan lintas agama adalah umat agama A disembuhkan dengan cara dan ajaran agama B dan sebaliknya.

Di dalam buku ke-6 dengan judul "Hidup Dalam Teropong Spiritual" halaman 32 dengan topik "Mengapa penyembuhan spiritual dikaitkan dengan agama?" telah saya jelaskan.

Pertama, supaya tidak membebani rasa bersalah dan dosa kepada si sakit yang menerima penyembuhan spiritual dari aliran yang tidak seiman dengan dirinya.

Kedua, penyembuhan spiritual garis ilahi tidak dapat menyembuhkan orang sakit yang hati nuraninya menolak penyembuhan spiritual yang diterima, karena terpaksa atau dipaksa oleh keluarganya. Si sakit fanatik terhadap aliran atau agamanya. Dalam ajaran Budhis, Sang Budha mengatakan, beliau tidak dapat menolong manusia dalam dua hal. Salah satunya menolong orang yang tidak mau ditolong.

Di dalam penyembuhan lintas agama, kedua hal di atas perlu ditinjau dan dipertimbangkan. Apakah si sakit dapat ikhlas menerima penyembuhan lintas agama atau lintas aliran kepercayaan? Apakah penyembuhan lintas agama juga dapat saling mengisi dan saling melengkapi?

Di bawah ini saya tuliskan beberapa kasus.


a. Aliran Tao
Hu 'pelindung diri dan pelindung rumah


- Rina, ibu rumah tangga berusia sekitar 50 tahun, muslim yang taat. Datang ke rumah saya untuk konsultasi penyakitnya yang sudah lama tidak sembuh-sembuh walaupun sudah ke banyak dokter, kyai dan ustad. Rina berpendidikan tinggi dan bekerja pada perusahaan asing multinasional.

Dengan mata batin saya periksa sakit Rina. temyata sakit Rina akibat gangguan santet yang dikirim oleh seorang karyawan di perusahaan Rina bekerja. Santet ini masih aktif, artinya secara periodic dikirim lagi dan dikirim lagi. Sehingga setiap Rina saya bersihkan dari gangguan santet, tidak lama sakitnya kambuh lagi karena santet barunya datang lagi. Saya anjurkan Rina untuk mencari 'jimat' pelindung diri dari aliran Islam.tapi Rina tidak mau, kuatir dan takut kalau salah pilih orang malahan mendatangkan masalah baru. Maka Rina mau waktu saya sarankan untuk meminta "HU" pelindung diri di sebuah klenteng Tao-iS.

pelindung diri ini seperti yang dikenal di aliran islam yaitu kertas dengan tulisan mandarin. Di Islam kertasdengan tulisan Arab, dan seperti di aliran Kejawen kertas atau kain dengan tulisan Jawa Pelindung dlri ini untuk selalu dibawa kemanapun dia pergi untuk melindungi diri dari serangan santet.

Karena sudah mentok tidak ada jalan lagi untuk mengatasi sakitnya, maka Rina mau mengikuti saran saya. Saya jelaskan cara-caranya dan syarat per-sembahan yang harus dibawa. Maka Rina diantar oleh adiknya yang juga muslim pergi ke klenteng Tao-is yang saya tunjuk.

Turun dari mobil, sebelum Rina masuk ke halaman klenteng, adiknya berkata: "Kak, apa kamu sudah yakin mau masuk ke vihara ini?" Rina menjawab:

"Saya sudah yakin, saya hanya mau minta kesembuhan dari sini, tidak meminta yang lain.

Dipandu oleh petugas klenteng, Rina memperoleh Hu pelindung diri dari dewa Tao-is di altar. Pemeriksaan saya, Hu pelindung diri untuk Rina berjangka waktu (life time) 6 bulan.

Satu minggu sebelum batas waktu Hu pelindung diri Rina habis, Rina datang ke rumah saya lagi. Dia mengatakan bahwa dia sudah sehat, dan dia mau kembali ke klenteng untuk meminta Hu pelindung yang baru. Setelah saya periksa kondisi Rina. saya beritahu bahwa dia tidak perlu meminta Hu baru, gangguan santetnya sudah berhenti, sudah tidak ada gangguan santet lagi.

Rina berkata kepada saya, walaupun dia sudah tidak perlu Hu baru, tapi dia mau berkunjung ke vihara/ klenteng lagi dengan membawa persembahan untuk mengucapkan terima kasih kepada dewa di altar, saya sangat menghargai niatnya. Rina memiliki hati nurani yang bersih dengan budi pekerti yang baik. Dia muslim, dengan hati tulus memohon kesembuhan dari dewa Tao-is di altar. Hati nuraninya yang bersih membawa dia menemukan jalan kesembuhan. Setelah sembuh, karena memiliki kepedulian yang tinggi, dia mau datang kembali ke vihara dengan membawa persembahan seperti dia pertama kali datang untuk mengucapkan terima kasih kepada dewa di altar.

Saya sering menemukan banyak etnis Tiong Hoa umat Khong Hu Cu atau dari aliran Tri Dharma lupa melakukan seperti yang dilakukan oleh Rina yang muslim. Datang kembali untuk mengucapkan terima kasih.


- Peter, berusia 40-an tahun, Katholik. Direktur sebuah pemsahaan di Jakarta, datang ke rumah karena masalah kesehatan, diare berat selama satu minggu lebih. Sudah ganti beberapa dokter spesialis tidak dapat menyembuhkan sakitnya yang hanya diare saja.

Dia heran dan pusing, bagaimana mungkin beberapa dokter spesialis di rumah sakit besar tidak dapat menyembuhkan sakit diare?

setelah saya periksa dengan mata batin, sakit diarenyaPeter bukan sakit diare biasa, tapi diare "disebabkan  oleh gangguan santet yang dikirim oleh satu staff-nya yang belum lama di PHK.

Karena hari Senen Peter ada pertemuan dengan perusahaan asing maka dia perlu cepat sembuh darisakit diarenya. Maka Jumat pagi itu saya anjurkan cepat meminta Hu pelindung diri ke klenteng Tao-is yang saya sarankan. Saya jelaskan cara-caranya dan persembahan yang perlu dibawa. Karena Peter yang Katholik seumur hidupnya belum pernah masuk klenteng, maka saya sarankan untuk didampingi temannya yang umat Tri Dharma melakukan sembahyang meminta Hu pelindung diri dari dewa di altar klenteng.

Sebelum Peter meninggalkan rumah saya, saya bersihkan dulu gangguan santet di badannya. Hari Minggu Peter menelpon saya mengatakan hari Sabtu diarenya sudah mulai mereda. Hari Minggu diarenya sudah sembuh.

saya tidak tahu apakah Peter juga melakukan seperti yang dilakukan oleh Rina, kembali datang untuk mengucapkan terima kasih.


- Rita, ibu rumah tangga, berusia sekitar 30 an tahun.Sekeluarga umat budhis-Theravada yang taat. datang untuk konsultasi mengenai kesehatan suami dan istri.

Rita dan suaminya sudah lama terganggu kesehatan-nya, sudah banyak dokter dan bhiksu serta bhante Theravada didatangi untuk mendapatkan kesembuhan, tapi semuanya kurang berhasil.

Setelah memeriksa dengan mata batin, saya tahu Rita dan suammya terkena gangguan santet, gangguan kiriman dari orang yang kurang senang" dengan keluarga ini. Saya tanya Rita, "Apa yang dilakukan oleh para bhiksu dan bhante dalam menolong kesembuhan anda berdua?"

Rita mengatakan bahwa dia dan suami disuruh tiap hari membaca mantra /parita serta berbuat baik.

"Sudah berapa lama anda lakukan perintah bhante anda?"
Rita menjawab, "Sudah sekitar satu tahun."

"Apakah sudah ada kemajuan kesembuhan?"
"Belum, rasanya malah lebih berat."

Saya tahu aliran Theravada Indonesia melarang para umat dan para bhante serta bhiksunya bersentuhan dan berhubungan dengan 'gaib'. Jadi kalau ada umat, bahkan kalau ada bhiksu atau bhante yang sakit karena diganggu oleh 'gaib', maka para 'senior'nya juga tidak dapat berbuat apa-apa, sebab tidak boleh 'bersentuhan' dengan makhluk gaib.

Saya tahu dan beberapa kali bertemu dengan bhiksu atau bhante Theravada dari Thailand. Di sana bhiksu dan bhante Theravada Thailand banyak yang me- miliki ilmu yang bersentuhan dengan makhluk gaib. Mereka juga menolong orang-orang sakit karena gangguan makhluk gaib.

Sering para tamu saya yang pulang dari melawat ke Bangkok, pulang membawa' beberapa liontin atau bandul kalung Budha; yang katanya sudah diisi , para-bhiksu Thailand untuk Pelindung diri. hasilpemeriksaan saya, ada yang berisi kekuatan supranatural, juga banyak yang kosong.

Theravada Indonesia melarang para bhiksu dan bhante bersentuhan dengan gaib, menurut saya ada sisi positifnya, juga ada sisi negatifnya.

Positifnya, saya belum pemah bertemu dengan para bhiksu dan bhante Theravada yang 'taat' mengikuti larangan tersebut 'tercemar' dan ditempel oleh makhluk gaib. Semuanya masih 'putih' dan 'bersih'.

Negatifnya, kalau ada umat, bhiksu atau bhante Theravada yang sakit non medis atau sakit yang diganggu oleh 'gaib', maka mereka hanya dapat menganjurkan untuk banyak membaca parita /mantra dan berbuat baik sampai mendapat kesembuhan.

Menurut pendapat saya, hal ini sangat rawan untuk umat Theravada Indonesia. Semoga dengan berjalan nya waktu, Theravada Indonesia dapat membuat peraturan terobosan untuk dapat menolong umatnya yang sakit karena diganggu oleh gaib seperti yang dilakukan oleh aliran theravada thailand. Kepada Rita dan suaminya saya jelaskan semua ini. Kalau dia mau sembuh, saya anjurkan dia meminta Hu pelindung diri di klenteng Tri Dharma. Meminta-nya harus dengan hati yang tulus dan percaya, bukan karena terpaksa atau hanya coba-coba siapa tahu berhasil, Saya tahu kondisi Rita dan suaminya sudah lelah, sudah payah dan sudah hampir jenuh untuk mencari penyembuhan selama sekitar satu tahun tanpa hasil. Akhirnya mereka mau mengikuti saran saya untuk meminta Hu pelindung diri dari klenteng Tri-dharma yang saya sarankan.

Tidak lama setelah mereka memakai Hu, mereka datang lagi ke rumah saya untuk diperiksa lagi. Hasil pemeriksaan saya, mereka berdua sudah bebas dari gangguan santet dan sudah lebih ceria penampilannya.

Saya anjurkan mereka untuk sering meluangkan waktu bersembahyang di klenteng mereka meminta Hu. Selain untuk mengevaluasi 'life time' Hu yang mereka pakai, juga berguna untuk mendekatkan diri pada para dewa dan roh suci yang duduk di altar agar kalau sewaktu-waktu butuh pertolongan, lebih mudah menerima perlindungan dan pertolongan. Banyak sekali kasus-kasus sempa yang dibawa oleh para tamu saya. 

Semoga 3 kasus di atas sudah dapat menjelaskan mengenai Hu pelindung diri dari aliran Tao-is yang lintas agama.


b. Aliran Kejawen
pasir Parang Tritis, bukan pasir biasa.


Pasir Parang Tritis untuk membersihkan rumah dari gangguan gaib. Gangguan gajb yang berasal dari mahluk halus yang jahat dan mengganggu penghuni rumah.

Sudah sering saya tulis dalam buku-buku saya mengenai gangguan 'penunggu rumah yang jahat.

Kalau di Pulau Jawa, sebagian besar 'penunggu rumah' ini adalah bangsa jin. Ada yang baik Juga adayang jahat.

Dari pengalaman saya membersihkan lebih dari 100 rumah dari gangguan penunggu rumah yang jahat, saya mengetahui banyak komplek hunian di sekitar Jakarta yang rawan dan beresiko diganggu oleh gaib penunggu rumah yang jahat.

Dulu saya memang melakukan sendiri pem-bersihan rumah. Saya harus datang ke rumah yang akan dibersihkan kemudian 'menetralkan' tanahnya dari unsur Yin/negatif dan memberikan 'pagar pelindung' dengan paku mas kecil sekitar setengah gram saja.

Setiap kali saya membersihkan rumah, saya selalu harus berantem dengan makhluk-makhluk halus penunggu rumah yang jahat. Baik yang hanya berjumlah satu saja maupun yang berjumlah banyak. Mereka berupa satu kelompok jin yang sudah lama tinggal di tempat tersebut sebelum rumah manusia dibangun. Satu kalipun belum pernah saya temukan jin penunggu rumah yang jahat mau baik-baik diminta pindah. Mereka malahan protes kepada saya, mengapa mereka yang harus digusur pindah, sedangkan mereka jauh lebih dahulu ada di tempat itu. Waktu saya katakan bahwa saya tidak akan menggusur mereka kalau mereka tidak mengganggu manusia, para jin ini malah menantang saya. Mereka melihat saya hanya berdua dengan istri, sedangkan mereka satu kelompok jin yang jumlahnya bisa lebih dari sepuluh.

Maka setiap kali saya membersihkan rumah dari jin penunggu rumah yang jahat, saya selalu harus menyingkirkannya dengan kekerasan, dengan berantem. Sekarang saya sudah bertambah tua, maka sejak 5 tahun yang lalu saya sudah tidak membersihkan rumah lagi. Buat apa setiap minggu berantem dengan jin, sedangkan saya sudah menemukan cara lain yang dapat menggantikan peran saya, yaitu pasir Parang Tritis.

Beberapa kasus di bawah ini ada baiknya untuk diketahui:

- Dona, ibu rumah tangga, berusia 40-an tahun, keluarga ini umat Kristen yang taat. Bersama suami dan anak perempuannya datang ke rumah untuk konsultasi kesehatan Dona. Dana sudah selama 2 tahun menderita sakit kepala dan leher. Sudah banyak dokter dan pendeta didatangi untuk memperoleh kesembuhan, sampai berobat keluar negeri pun sudah ditempuh beberapa kali. Tapi hasilnya belum dapat menyembuhkan Dona. Kalau Dona berobat keluar negeri untuk waktu yang cukup lama, sekitar satu kesehatannya membaik. Setelah pulang ke rumah, tidak lama penyakitnya kambuh lagi.

Dengan mata batin saya memeriksa Dona. Penyakit penyakit non medis. Dana diganggu oleh Gaib Penunggu rumah yang jahat. Setelah gangguan di Dona saya bersihkan, saya anjurkan untuk sementara jangan kembali ke rumahnya. Sementara tinggal di rumah anaknya dulu sampai nanti sudah dibersihkan baru kembali pulang.

Seminggu kemudian, Dona menelpon saya bahwa dia sudah sembuh kapan dia boleh pulang ke rumahnya kembali? saya katakan, boleh kembali setelah rumahnya 'bersih'. Saya anjurkan untuk meminta tolong orang-orang gereja atau pendeta-pendetanya mengusir banyak makhluk halus penunggu rumah yang jahat di rumah itu.
Dona mengatakan bahwa dia sudah sejak dulu meminta para pendetanya untuk mengusir makhluk-makhluk gaib tersebut, tapi belum ada yang berhasil.

Dona minta tolong saya yang mengusir. Saya katakan bahwa saya sekarang sudah tidak melakukan 'pembersihan' rumah lagi. Saya sarankan kalau mau mengambil pasir Parang Tritis saja untuk membersihkan rumahnya. faktor keberhasilannya 90%. Dan perlu melakukan ritual sederhana untuk meminta pasir Parang Tritis. Bukan jalan-jalan ke Parang Tritis lalu mengambil begitu saja sebotol pasir untuk membersihkan rumah. Perlu ada ritual dan persembahan serta doa yang benar untuk mengambil pasir. Memintanya'kepada roh suci yang 'duduk' di laut selatan yang dikenai sebagai Kanjeng Ratu kidul,bukan kepada Nyi Roro Kidul.

saya meminta Dona berunding dan mempertimbangkan baik-baik dengan keluarganya. sebab ritual ini jauh keluar dari garis Kristen yang dianut mereka.

berapa hari kemudian Dona memberitahu saya bahwa dia bersedia mengambil pasir di Parang Tritis dengan melakukan ritual doa dan syarat persembahannya. Dia akan diantar oleh suami dan anaknya. Saya terkejut mengetahui niat Dona, saya sama sekali tidak menyangka Dona dan keluarganya yang Kristen taat ini mau melakukan ritual aliran Kejawen di Parang Tritis. Belakangan saya ketahui, kalau Dona tidak sembuh terlebih dahulu, Dona tidak akan berkeras dan memaksa keluarganya untuk mengantar dia mengambil pasir Parang Tritis.

Setelah saya jelaskan semuanya mengenai prosedur ritual, persembahan dan doa yang perlu diucapkan serta tempat melakukan ritual di Parang Tritis, lengkap dengan cara pengambilan pasirnya, Dona dan keluarganya membuat jadwal untuk berangkat ke Yogyakarta memohon pasir untuk membersihkan rumahnya kepada Kanjeng Ratu Kidul.

Setelah pulang ambil pasir, Dona membawa pasir itu ke rumah saya. Pemeriksaan saya, pasir itu telah berisi kekuatan penuh untuk membersihkan rumah. Saya jelaskan cara menabur pasir di rumahnya dan lain-lain. Dan Dona tanya, "Kapan saya boleh tinggal lagi di rumah saya?" Saya jawab, "Hari ini dilabur, besok pagi sudah boleh kembali tinggal di rumah anda." Sampai sekarang sudah lebih dari 3 tahun Dona dan keluarganya sehat-sehat saja.


- Sofi dan suaminya, Andi. Beragama islam tinggal di' Bogor" dan bekerja di Jakarta. Sejak tinggal di Bogor kesehatan Sofi sering terganggu, sering sakit kepala, sesak nafas, susah tidur dan lain-lain. Suaminya,Andi sehat-sehat saja, tidak ada keluhan apa apa. Telah periksa ke beberapa dokter, penyakit Sofi tidak ditemukan, hasil laboratorium semua normal.

setelah saya konsentrasi memeriksa Sofi, saya tahu sakit Sofi adalah sakit non medis, sakit akibat gangguan gaib, yaitu diganggu oleh jin penunggu rumah yang jahat. Saya menganjurkan kepada Sofi dan Andi untuk meminta tolong orang pintar yang segaris dengan kepercayaan mereka di kota Bogor saja.

Seminggu setelah rumah dibersihkan, saya akan menolong untuk memeriksa kembali rumahnya apakah semua jin penunggu rumah itu sudah benar-benar berhasil diusir dan tidak kembali lagi. Ternyata Andi dan Sofi sudah pemah minta tolong orang pintar untuk membersihkan rumahnya dan kurang berhasil. Mereka minta saya yang membersihkan rumahnya. 

Saya sarankan kepada keluarga ini untuk membersihkan rumahnya dengan mengambil pasir dari Parang Tritis Yogyakarta. Kebetulan mereka berdua berasal dari Jawa Tengah. Mereka langsung setuju saran saya. Lalu saya jelaskan tata cara ritual, persembahan dan doa yang harus mereka lakukan di Parang Tritis. Sofi dan Andi membersihkan sendiri rumahnya dengan pasir Parang Tritis tanpa perlu memanggil orang pintar dengan segala upacara-Upacaranya. sampai sekarang sudah lebih dari' 2 tahun mereka sehat-sehat saja tinggal di rumahnya walaupun pergi dan pulang kerja Bogor-Jakarta.


. Ari. berusia 40-an tahun, umat Budhis yang taat. Setelah pindah di rumah barunya di daerah Serpong, usahanya merosot dan macet. Hutang di bank makin membesar,kesehatannya juga sering terganggu. sudah periksa ke dokter, semuanya normal.

Waktu telpon saya membuat janji untuk konsultasi dan saya tahu mmah tempat tinggalnya di daerah Serpong di komplek hunian baru, saya sudah menduga bahwa masalah yang dialami oleh Ari kemungkinan besar disebabkan oleh gangguan penunggu rumah yang jahat.

Tepat pada saat konsultasi yang telah dijanjikan, dengan mata batin saya memeriksa Ari dan benar dugaan saya. Semua masalah yang dialami oleh Ari disebabkan gangguan jin penunggu rumah yang jahat.

Sekelompok jin jahat ini asli penduduk di situ dan rumahnya berada di tempat itu jauh sebelum ada rumah manusia. Karena kelompok jin ini jahat, maka mereka tidak mau pindah dan marah kepada manusia yang membangun rumah di tempatnya. Kalau kelompok jin itu baik, maka mereka akan pindah sendiri tanpa diminta. Pindah ke tempat-tempat yang masih kosong, di pojok halaman rumah, di pohon besar atau di taman-taman yang ada di komplek Perumahan.

Waktu Ari saya anjurkan untuk mencari, bhiksu.atau bhante di aliran Budhis yang dianut, dia bilang sudah beberapa kali rumahnya Dibersihkan; oleh bhiksu dan bhante tapi kurang berhasil. Maka Ari.saya sarankan untuk mengambil pasir di Parang Tritis dan membersihkan rumahnya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Dia dan istrinya perlu datang ke Parang Tritis untuk meminta pasir dengan suatu upacara ritual sederhana saja.

Ari dan istrinya takut kalau nanti mereka sendiri mengusir, kelompok jin jahat ini menjadi marah dan lebih mengganggu mereka. Saya jelaskan bahwa pasir Parang Tritis tidak mengusir jin jahat penunggu rumah. Pasir Parang Tritis hanya membuat rumah anda menjadi tidak nyaman lagi bagi kelompok jin tersebut, lalu mereka pindah tempat sendiri. Jadi bukan diusir dengan kekerasan, tapi mereka pindah sendiri karena tidak betah berada di rumah anda.

Pulang dari Parang Tritis, Ari membawa pasirnya ke rumah saya untuk diperiksa sudah 'terisi' penuh atau 'kosong'. Sebab kalau ritual, persembahan dan doa-nya salah, pasirnya bisa kosong tidak ada kekuatan apa-apa yang dapat membersihkan rumahnya.

Setelah saya periksa, pasirnya telah 'terisi' penuh. Kemudian Ari saya jelaskan cara membersihkan rumahnya dengan pasir tersebut. Ari dan istrinya berniat membersihkan sendiri rumahnya tanpa bantuan orang lain atau pembantu.


- Asan, usia 50-an tahun, umat Tri Dharma. Sudah puluhan tahun sembahyang di klenteng Tri Dharma dan juga di altar sembahyang yang ada di rumahnya. Asan datang untuk konsultasi kesehatannya yang sudah bertahun-tahun penyakitnya tidak sembuh-sembuh dan berpindah- pindah. Sudah berobat ke banyak dokter, Juga berobat ke Singapore dan Guang Chu, China' .taPi kurang berhasil. Menurut banyak 'orang Pintar' yang sudah didatangi, ada yang bilang sakitnya karena -dikirim' orang. Ada yang'bilang hong Sui rumahnya yang tidak cocok.

Waktu saya dan istri datang ke rumahnya, pekerjaan merubah tata letak pintu utama rumah dan lain-lain yang keempat kalinya sedang dikerjakan, yaitu menurut nasehat ahli Hong Sui yang keempat berasal dari Hongkong.

Waktu saya dan istri memeriksa rumah Asan, saya dan istri terkejut sekali merasakan unsur Yin/negatif yang begitu kuat di rumah ini. Sampai saya dan istri menjadi ragu, apakah benar unsur Yin di rumah ini begitu kuatnya. Apa bukan karena saya dan istri yang kurang fit atau kurang konsentrasi sehingga merasakan seperti itu.

Saya dan istri mengulang konsentrasi dan memeriksa kembali unsur Yin di rumah ini. Ternyata unsur Yin tersebut berasal dari dalam tanah di seluruh rumah ini, dari depan sampai ujung belakang halaman sejauh 50 meter.

Kejadian ini sudah lebih kurang 10 tahun yang lalu dimana saya dan istri masih melakukan pembersihan rumah. Pada waktu itu saya sampai harus pulang ke rumah untuk ambil tambahan pasir Parang Tritis, sebab pasir yang saya bawa kurang untuk mengisi lebih dari 156 lubang bor pada lantai rumah tersebut.

saya netralkan unsur Yin di rumah itu, berapa bulan kemudian kesehatan Asan mulai membaik, begitu juga keluarganya. Rumah Asan berada di atas kuburan massal tempat pembantaian massal di jaman VOC Belanda dulu. Ilmu Hong Sui tidak dapat dipakai untuk menetralkan tanah dan mengusir makhluk gaib, sehingga usaha Asan kepada 4 ahli Hong Sui tidak menyelesaikan masalahnya.


Umbul Jumprit, bukan air biasa.
Air dari sumber Umbul Jumprit setiap tahun diambil dan dipakai sebagai air suci upacara Budhis, yaitu upacara Waisak. Pemilihan air dari Umbul Jumprit ini tentu sudah melewati pengamatan 'mata batin' para bhiksu Budhis. Sebab air Umbul Jumprit memang bukan air biasa. Air yang memiliki tuah atau khasiat dapat membersihkan gaib atau bekas-bekas gaib non Ilahi yang ada pada badan seseorang.

Seperti pasir Parang Tritis, air Umbul Jumprit juga memiliki tata cara ritual yang perlu diketahui dan dilakukan untuk dapat membersihkan badan sese- orang dari gaib atau bekas-bekas gaib non Ilahi. Ada persembahan, ada doa dan ada prosedur ritual yang perlu dilakukan secara benar.

Mengenai Umbul Jumprit saya sudah di buku ke-5 halaman 52 dengan judul "Dialog Dengan Alam Dewa" sampul warna merah. Juga buku ke-9 halaman 90 dengan judul "Melongok Alam Gaib". Di bawah ini saya tuliskan beberapa kasus yang ada hubungannya dengan air Umbul Jumprit.

-Dicky, usia 50-an tahun, beragama Islam. Seorang yang mempelajari beberapa macam ilmu supranatural untuk menunjang dan mendukung Praktek dokternya. Menggabungkan ilmu kedokteran dengan ilmu supranatural yang ada unsur gaibnya. Dicky datang ke rumah saya untuk konsultasi kesehatannya. Jadi Dicky yang dokter mau konsultasi masalah kesehatannya dengan saya. hal ini terjadi sebab Dicky selain belajar kedokteran juga belajar ilmu supranatural, dan dia merasa sakitnya berhubungan dengan unsur supranatural atau gaib.

Melalui mata batin saya memeriksa Dicky. Ternyata di badan Dicky banyak makhluk gaib yang menempel. Semua makhluk gaib ini datang dan menempel pada Dicky karena ada 'permintaan' dari Dicky, yaitu kekuatan penyembuhan untuk membantu dia mengobati pasiennya.

Ada banyak makhluk halus yang menempel pada Dicky sebab dia memang belajar banyak ilmu supra-natural dari berbagai aliran. Sayangnya semua aliran ilmu supranatural yang dipelajari ini dari garis non Ilahi. Dan hal ini dapat dimengerti, sebab untuk belajar ilmu kedokteran hanya dibutuhkan waktu 6-7 tahun. Sedangkan untuk belajar dan menjalani laku spiritual garis Ilahi, butuh waktu sekitar 10 tahun, ltupun belum tentu berhasil memperoleh karunia Ilahi untuk mendukung profesinya sebagai dokter. Maka Yang paling mungkin dan gampang adalah memPelajari dan ikut 'pelatihan kilat' kelompok-kelompok llmu supranatural.

Dengan membayar beberapa juta rupiah, dalam waktu beberapa bulan sudah dapat menerima inisiasi langsung memiliki kesaktian, menjadi 'orang sakti" yang dapat menyembuhkan orang sakit dan mengusirmakhluk gaib. Kemampuan supranatural seperti ini hampir dapat dipastikan bukan berasal dari karunia Ilahi. Sebab karunia Ilahi tidak dapat bersemayam di dalam badan orang yang hati nuraninya belum bersih.

Untuk membersihkan hati nurani tidak gampang,butuh waktu panjang. Sepuluh tahun pun belum tentu cukup. Maka saya dapat mengerti kalau Dicky di-tempel oleh banyak gaib non Ilahi dalam perjalanan-nya mencari ilmu supranatural untuk mendukung ilmu kedokterannya dalam menyembuhkan pasien.

Sakit yang diderita oleh dokter Dicky adalah non medis, maka ilmu kedokterannya tidak dapat me-nolong. Ilmu supranaturalnya juga tidak dapat me-nolong karena sakit tersebut disebabkan atau akibat dari ada banyak makhluk gaib yang menempel di badannya yang menjadi bodyguard dan asistennya dalam menyembuhkan pasien.

Maka saya menganjurkan Dicky untuk mengembalikan atau memulangkan makhluk-makhluk gaib tersebut dengan melakukan ritual nasi kuning . Setelah saya jelaskan prosedur ritualnya, syarat-syarat dan doanya, Dicky saya anjurkan untuk melakukan nya sendiri, tidak perlu pakai bantuan orang Pintar lagi.

Beberapa hari kemudian, Dicky kembali datang ke rumah untuk melaporkan jalannya ritual nasi kuning yang telah dilaksanakan. Dari pemeriksaan saya, semua 'makhluk gaib yang menempel di badan Dicky telah berhasil di pulangkan Kemudian Dicky saya anjurkan untuk menghilangkan atau membersihkan bekas-bekas gaib non Ilahi yang ada di badannya dengan mandi di Umbul Jumprit.

Melihat begitu banyaknya makhluk gaib yang pemah menempel di badan Dicky, saya memperkirakan perlu 2 kali mandi di Umbul Jumprit. Tapi temyata waktu Dicky datang ke mmah saya setelah mandi di Umbul Jumprit yang pertama, saya melihat badan Dicky sudah bersih dan tidak perlu mandi untuk kedua kalinya. Dicky merasa sudah sembuh, rasa sakit di badannya sudah hilang.

Seperti Eyang Begawan pernah pesan kepada saya supaya orang-orang yang sudah membersihkan diri di Umbul Jumprit diingatkan bahwa setelah dibersihkan supaya hati-hati dan selalu menjaga untuk tidak mengotori dirinya lagi. Agar tidak menggampangkan dengan anggapan "Kalau nanti kotor lagi, ya mandi lagi di Umbul Jumprit, beres."Sebab kalau sampai hal seperti ini dilakukan, maka Eyang Begawan tidak akan membersihkan lagi orang tersebut. Peringatan ini perlu untuk selalu diingat, jangan menggampangkan" atau jangan memandang gampang.

Ritual nasi kuning dan ritual di Umbul Jumprit adalah ritual aliran Kejawen. Begitu juga ritual 'jajan pasar' adalah ritual aliran Kejawen untuk memulangkan gangguan makhluk gaib akibat ilmu warisan.

Mengenai gangguan ilmu warisan, saya telah menulis di buku ke-7 halaman 30 dengan judul "Tercecer Dari Dialog Dengan Alam Spiritual"

0 komentar

Post a Comment