Tuesday, September 6, 2016

JATAH JODOH DAN JATAH ANAK

JATAH JODOH DAN JATAH ANAK
Kepada tamu saya, saya lebih sering menjelaskan jatah jodoh ini dengan istilah unsur, yang tidak punya jatah jodoh saya katakan bahwa "unsur" anda dengan "unsur" suami / istri anda tidak cocok. Seperti unsur air dan minyak. Kedua unsur ini tidak dapat disatukan.

Setelah buku ke-6 berjudul "Hidup Dalam Teropong Spiritual" ini beredar, banyak tamu yang datang untuk menanyakan dan konsultasi mengenai masalah kehidupannya. Terutama mengenai jatah jodoh dan jatah anak, juga mengenai anak adopsi. Kasus yang saya tulis dalam buku tersebut banyak yang mirip dan sama dengan yang dialami oleh mereka.


Mereka banyak yang mempertanyakan, mengapa kalau dia tidak punya jatah jodoh dan jatah anak, dia sekarang dapat berkeluarga dan banyak anak?


Sebenarnya istilah "jatah jodoh" dan "jatah anak" ini adalah buatan saya, kalimat yang saya pilih untuk menyebut kasus


a. Kalau seorang dilahirkan membawa "unsur x (misalnya), kalau dia menikah, maka pernikahan tersebut tidak membawa kebahagiaan, tidak harmonis, bahkan membawa penderitaan dan perceraian. Orang yang seperti ini saya sebut dengan istilah tidak mempunyai "jatah jodoh".

b. Kalau seorang dilahirkan membawa "unsur y (misalnya), kalau dia mempunyai anak, maka anak tersebut dikemudian hari tidak membawa kebahagia-an bagi orang tuanya, bahkan dapat membuat orang tuanya menderita. Orang seperti ini saya sebut dengan istilah tidak mempunyai "jatah anak". 


Jadi kata "jatah" disini tidak diartikan secara harafiah, bukan arti yang sebenarnya seperti jatah beras atau jatah makan, yang tidak mempunyai jatah tidak dapat makanan atau beras. Bukan seperti itu.


Jadi walaupun dikatakan tidak punya jatah jodoh, ini bukan berarti dia tidak dapat menikah dan ber-keluarga. Dia dapat menikah dan berkeluarga, hanya pernikahan tersebut tidak akan membawa kebahagiaan. Begitu juga arti dari jatah anak.


Kepada tamu saya, saya lebih sering menjelaskan jatah jodoh ini dengan istilah unsur, yang tidak punya jatah jodoh saya katakan bahwa "unsur" anda dengan "unsur" suami / istri anda tidak cocok. Seperti unsur air dan minyak. Kedua unsur ini tidak dapat disatukan.

Selama kedua unsur air dan minyak ini berada di dalam botol yang berbeda, keduanya baik-baik saja, keduanya bermanfaat dan berguna, air dapat dipakai untuk minum dan minyak untuk memasak atau untuk pelumas.

Akan tetapi begitu kedua unsur air dan minyak ini dituang dalam satu botol yang sama, maka air campur minyak ini menjadi sampah, tidak berguna lagi.

Oleh sebab itu, dua sejoli yang sedang pacaran, walaupun ada yang tidak punya jatah jodoh, mereka rukun - rukun saja, harmonis. Tetapi begitu mereka menikah maka air dan minyak yang mulanya ada di dua botol yang berbeda ini dituang ke dalam satu botol menjadi campuran air dan minyak.

pada saat menikah, air dan minyak ini dicampur dan dikocok berat sehingga dapat bersatu. tapi lama-lama akan kembali memisahkan diri, airnya di bawah dan minyaknya di atas. Waktu yang dibutuhkan pemisahan ini sekitar dua tahun. Oleh karena itu saya katakan bahwa orang yang tidak punya jatah jodoh paling hanya dapat harmonis sekitar dua tahun saja. Banyak yang kurang dari dua tahun sudah mulai tidak harmonis lagi.


Bagi mereka yang tidak punya jatah jodoh yang belum terlanjur menikah, cara mengatasi dan menangkal akibat buruk tidak harmonis sudah saya jelaskan di dalam buku ke-6. "Hidup Dalam Teropong Spiritual"


Bagi mereka yang tidak punya jatah jodoh yang sudah terlanjur menikah, juga ada cara mengatasi dan menanggulanginya, hanya syaratnya lebih sulit dan lebih berat. Butuh saling percaya antara suami dan istri, dan belum ada "orang ketiga". Sudah ada beberapa pasangan suami istri yang saya berikan solusi dan jalan keluarnya, tetapi belum ada yang berani melakukan, kalau istri mau dan percaya, si suami tidak mau dan tidak percaya istrinya, begitu juga sebaliknya. Jadi saya belum dapat memberikan data keberhasilan solusi yang saya anjurkan.


Selama ini pernah ada 3 pasangan suami istri yang tidak punya jatah jodoh datang ke rumah saya, dan kedua pasangan ini telah menjalani pernikahannya dengan rukun dan harmonis. 


1. Suami-istri ini telah 5 tahun lebih menikah, mereka rukun-rukun saja dan harmonis. Saya tanyakan pekerjaan mereka masing-masing, temyata suaminya bekerja di pelayaran sebagai awak kapal line / jalur international / luar negeri. Sekali berlayar 3 - 6 bulan baru pulang, hanya untuk satu minggu sampai sepuluh hari saja dirumah sudah berangkat berlayar kembali. Sehingga setiap kali pulang dan bertemu selalu seperti suasana bulan madu, sehingga selalu rukun dan harmonis.


2. Suami-istri ini sudah setengah baya, berusia sekitar 55 tahun, sudah menikah sekitar 25 tahun, tapi mereka tetap rukun dan kelihatan harmonis Walaupun si istn tidak punya jatah jodoh, saya tanyakan pekerjaan mereka, si suami bekerja pada perusahaan international, sering ditugaskan sebagai kepala perwakilan di berbagai daerah maupun di luar negeri. Waktu sebagai kepala cabang di berbagai daerah di luar pulau Jawa, si suami pulang setiap 2 bulan, waktu sebagai perwakilan di luar negeri, setiap 6 bulan baru pulang.

Setiap pulang dan bertemu istri setalu kembali ke suasana bulan madu, rukun dan harmonis. Si istri tidak ikut mendampingi suami sebab pertimbangan sekolah anak-anaknya dan kondisi orang tua istri yang sudah tua.


3. Suami-istri ini juga sudah berusia sekitar 55 tahun, sudah sekitar 20 tahun menikah tetap rukun dan harmonis, malahan menjadi teladan di keluarga besar ini sebagai pasangan yang harmonis. Padahal si suami tidak punya jatah jodoh.

Saya mau tahu, rumus apa yang mereka pakai yang dapat membuat pemikahan mereka tetap harmonis. Mereka bilang mereka saling mengalah dan sabar habis-habisan. Sesuatu yang sulit dilakukan oleh sebagian besar pasangan suami-istri di jaman sekarang.

Kemudian saya tanyakan lagi, setelah menikah 2 tahun sampai sekarang, apakah ada peristiwa-peristiwa yang membuat mereka mengalami berbagai penderitaan. Si suami menjawab bahwa mereka setiap 2 tahun mengalami masalah berat yaitu usaha-nya setiap 2 tahun hancur dan tutup. Makin lama makin berat sampai sekarang.

Saya terkejut juga mendengarnya, ternyata penderitaan akibat tidak ada jatah jodoh beralih dari ketidak harmonisan suami istri menjadi penderitaan bersama karena usahanya selalujatuh setiap 2 tahun.

Semoga ke-3 kasus di atas dapat menambah pengertian anda tentang jatah jodoh. 

No comments:

Post a Comment