Friday, December 16, 2016

Israel dan Yerusalem

perjalanan ibadah spritual ke Israel dan Yerusalem
Israel dan Yerusalem 
melalui perjalanan panjang melewati padang pasir dengan bukit bukit berbatu, rombongan melintasi perbatasan Israel menuju Yerusalem. di daerah yerusaIem, Bethlem dan sekitarya rombongan banyak mengunjungi tempat ibadah, sebab hampir semua tempat yang dulu pernah dikunjungi Yesus Kristus sudah didirikan gereja. 

Berlainan dengan di Roma dan di Eropa Barat yang sebagian besar gereja tujuan wisata altarnya  'kosong' di daerah Yerusalem dan sekitarnya, gereja tujuan wisatanya semua ada roh suci yang 'duduk di altarnya. Kecuali satu gereja di Cupernaun, City of jesus, Waktu rombongan tiba di sana, saya tidak melihat ada roh suci di altar gereja ini. Saya mencari di beberapa sudut gereja, tetap tidak saya temukan roh SUCI. 

Bagi saya hal ini merupakan keanehan, sebab dari semua gereja yang telah dikunjungi selalu ada roh sucinya. Para roh suci yang duduk di altar umumnya setingkat dengan para dewa yang duduk di altar standar sebuah klenteng atau vihara. Dari tingkat langit ke-5 atau ke-6. 

Saya konsentrasi memohon petunjuk guru roh saya. Petunjuk dari guru sebagai berikut "Gereja ini didirikan di atas gereja lama yang telah runtuh di sebuah kota yang pernah dikutuk oleh Yesus. Sehingga seluruh kotanya juga runtuh. Gereja ini berbentuk bulat dengan altar di tengah. Altar yang seperti itu tidak memenuhi syarat sebagai altar roh suci, maka tidak ada roh suci yang duduk di altar". Memang bangunan gereja dan interiornya lebih mirip gedung untuk arena pertandingan olah raga. Bulat dikelilingi kursi dan di tengahnya ada altar yang lebih sesuai disebut mimbar. Roh suci tidak berkenan duduk di mimbar tempat kotbah. 

Dari banyak tempat yang dikunjungi oleh rombongan kami, saya hanya mengambil 3 tempat saja yang akan saya tulis di sini, yaitu: 

a. Palungan tempat Yesus Kristus dilahirkan. 

b. Golgota tempat Yesus Kristus disalibkan dan makamnya. 

c. Gereja Santa Anna yang memiliki akustik luar biasa. 


a. Tamu di palungan Yesus Kristus. 


Di tempat kelahiran Yesus Kristus ini telah dibangun gereja. Lokasi aslinya tetap dipertahankan di samping gereja. Untuk masuk di palungan ini pengunjung harus antri karena tempatnya sempit dan pengunjungnya banyak. 

Istri saya berada 2 meter di depan saya dan sudah melewati pintu masuk. Waktu saya berada di pintu masuk, saya melihat roh suci yang 'duduk ditempat suci ini menghampiri saya sambil berkata: "saya mohon maaf, saya yang ditugaskan disini dengan jati diri seperti sekarang ini." Saya menjawab, tidak apa-apa, saya sekarang juga ditugaskan turun sebagai manusia, kita sama-sama menjalankan tugas. Semoga kita dapat berhasil menjalankan tugas kita masing-masing. 

Saya mengikuti barisan masuk ke palungan dan ada altar kecil di dalam ruangan itu. Roh suci ini mendampingi saya selama saya berada di ruangan itu dan meninggalkan altar tempat 'duduk' dia. Saya katakan padanya, Silahkan kembali ke altar untuk memberkati para umat, saya bisa menunggu rombongan saya di belakang sini." Dia berkata, "Tidak apa-apa, sudah ada wakil saya yang melayani memberikan berkah kepada para umat, saya akan mendampingi anda sebagai tamu saya." 

Saya anjurkan kepada rombongan supaya setelah berlutut di palungan menuju ke altar untuk meminta hosti dari pastur yang sedang sibuk membagikan hosti kepada para umat. Setelah selesai, saya pamitan pada roh suci ini dan meninggalkan ruangan yang penuh sesak peziarah. Roh suci ini mengetahui jati diri saya dulu yang ada hubungannya dengan jati dirinya sekarang. 


b. Golgota tempat Yesus Kristus disalib dan makamnya. 


Dalam bayangan saya waktu masih di Jakarta, untuk mencapai tempat Yesus Kristus disalibkan saya perlu mendaki bukit berbatu di bawah terik matahari. Bayangan seperti itu sedikitpun tidak saya temukan. 

Sekarang jalan menuju tempat Yesus Kristus disalib-kan dan jalan salib sudah menjadi komplek pasar dan hunian manusia, dengan lorong dan gang dimana kendaraan tidak dapat lewat. Yang membuat saya terkejut dan heran adalah semua tempat ibadah ini baik tempat salib ditancap-kan, tempat Yesus Kristus dikafani dan tempat makamnya, dikelola oleh orang muslim. Pernak- pernik hiasan ruangannya juga semua berbau muslim. Juru kuncinya orang Islam. Letaknya di tengah-tengah hunian orang muslim Palestina. 

Untuk masuk ke dalam makam Yesus Kristus harus antri panjang. Sebab ruang makamnya kecil, pengunjungnya banyak. Setiap pengunjung rata-rata hanya setengah menit berada di dalam makam. Waktu saya memasuki makam, saya melihat Yesus Kristus turun dari angkasa memberikan pemberkatan pada saya, istri dan rombongan saya. Kehadiran Yesus Kristus hanya sekitar setengah menit saja. 

Keluar dari makam, teman yang di depan saya tadi mengatakan bahwa di ruang makam tadi ada orang yang menanyakan rombongan ini berasal dari mana. Dia menjawab dari Indonesia. Kemudian orang ini berkata bahwa rombongan ini hebat sekali. Saya yakin bahwa orang ini memiliki kemampuan supra-natural,dia dapat merasakan adanya energi yang besar sekali muncul waktu rombongan saya memasuki ruung makam. Tapi dia belum tentu tahu bahwa energi yang dia rasakan berasal dari kehadiran Yesus Kristus. 


c. maria di gereja Santa Anna.


Saya tidak tahu gereja ini terletak di kota mana. Hanya tour leader kami, saudara Arie mengatakan bahwa gereja ini memiliki akustik yang baik, menakjubkan. Saya pikir jaman dulu mana ada ruangan besar yang memiliki akustik yang baik bebas dan gema. Sebab ukuran ruang dengan akustik yang baik ditentukan oleh besar kecilnya gema suara yang dapat dipantulkan oleh dinding ruangan. Sedangkan jaman dulu bahan akustik yang baik belum ada. 

Setelah memasuki ruang gereja, Arie akan menunjukkan kepada rombongan sistem akustik yang hebat dari ruangan gereja ini. Dia menuju satu titik di ruangan dan menyanyikan lagu Salve Regina atau Hail Holy Queen. Segera terdengar suara nyanyian Arie bagaikan suara sebuah koor, bagaikan suara beberapa orang yang sedang koor bernyanyi. Sangat menakjubkan. 

Selesai Arie bernyanyi, saya melihat Bunda Maria turun dan langit. Saya segera berlutut dan menghaturkan sembah hormat sambil mengucapkan Yang Mulia Bunda Maria, hamba menghaturkan sembah hormat". Begitu selesai kalimat ini, saya mendengar suara, "Jangan panggil yang mulia, panggil saja Maria". Suaranya begitu lembut. Pada waktu itu, untuk sesaat pikiran saya termenung penuh rasa haru. Pikiran dan kesadaran saya mengenang balik peristiwa 2000 tahun yang lalu. Pada waktu itu saya memang pernah bertemu secara fisik dengan dia dan saya biasa memanggil dia dengan panggilan Maria saja. Dalam kurun waktu yang begitu lama saya telah beberapa kali reinkaniasi, dia masih mengenali jati din saya, sungguh suatu reuni yang mengharukan. 

Sebelum pulang ke Jakarta, rombongan ber-kunjung ke Istambul, Turki, untuk mengunjungi dan melihat tempat-tempat bersejarah dan peninggalan agama. Istambul, kota ini beberapa kali dikuasai oleh kaum Kristen dan oleh kaum Islam silih berganti. Sehingga peninggalan agamanya juga berganti-ganti. Ada gedung yang sebentar jadi gereja, sebentar jadi mesjid. Silih berganti beberapa kali, akhimya dijadi-kan museum. 

Kesan saya yang paling menonjol dan kunjungan ke Yerusalem dibandingkan dengan kunjungan ke Vatikan dan Roma adalah: 

a. Hampir semua gereja yang kami kunjungi ada roh suci yang duduk di altar gereja. Sedangkan di Roma tidak ada. Hal ini disebabkan, walaupun gereja-gereja di Yerusalem juga merupakan gereja tujuan wisata, tapi masyarakat dan umat yang ada di tempat-tempat itu masih menjalankan ibadahnya dengan baik dan taat. Baik umat Yahudi, Kristen dan muslim-nya. 

b. Berkah dan bekal yang dapat diterima oleh para pengikut rombongan, jauh lebih besar dibanding-kan perjalanan ke Roma dan lourdes. Sebab pada setiap gereja yang dikunjungi, ada roh suci yang memberikan pemberkatan.

c. Bagi saya, kunjungan napak tilas ke Sinai dan Yerusalem ini membawa saya dapat ber-reuni dengan para roh suci di empat tempat. Di Gunung Sinai, di palungan tempat Yesus Kristus dilahirkan, di Golgota dan di gereja Santa Anna. 

Tour ke Yerusalem oleh rombongan Katholik dan rombongan Kristen agak berbeda. Ada tempat- tempat yang hanya dikunjungi oleh rombongan Katholik seperti gereja Santa Anna tadi, dan ada yang hanya dikunjungi oleh rombongan Kristen saja, seperti pembaptisan di sungai Jordan. 

0 komentar

Post a Comment