Saturday, January 14, 2017

Statement Gaib (Pernyataan Gaib)

Statement Gaib (Pernyataan Gaib)
Yang saya maksud dengan statement gaib disini bukannya pernyataan atau pemberitahuan yang muncul secara gaib seperti tulisan yang secara gaib muncul di dinding atau di langit. Juga bukan berupa suara yang secara gaib didengar oleh banyak orang.

Yang saya maksud dengan statement gaib disini adalah sebuah pemyataan atau pemberitahuan kepada banyak orang mengenai gaib atau yang berhubungan dengan gaib.

Yang akan saya tulis disini adalah beberapa kasus statement gaib yang dilakukan atau dibuat oleh orang yang belum mampu melihat gaib dan belum mengerti masalah gaib. Dilakukan oleh orang yang telah memiliki nama besar, terkenal di lingkungannya dan di masyarakat yang cukup luas. Kata-katanya banyak diturut oleh orang banyak. menjadi orang yang dituakan' dan menjadi panutan masyarakat dan lingkungannya.

Statement gaib semacam ini ada sisi positipya, juga banyak sisi negatifnya atau akibat negatifnya.

Beberapa contoh di bawah ini mungkin bisa lebih menjelaskan.


Kasus I. Altar dewa sudah terdaftar di langit.

Deny berusia 50-an tahun menanyakan pada saya, "Apakah benar bahwa setiap altar dewa yang telah 'didirikan' di mmah, altar tersebut sudah terdaftar di langit' dan sudah dibawah pengawasan dan perlindungan para dewa sehmgga bebas dari pencemaran atau intervensi makhluk gaib non Ilahi?"

Sebenarnya jawaban pertanyaan ini sudah saya tulis dalam buku pertama saya berjudul 'Ibadah Dari Vihara ke Vihara' sampul warna hijau mengenai hitam putih altar rumahan. Kemudian saya tanya Dony:

- "Anda tahu dari siapa kalau altar dewa sudah terdaftar di langit? Siapa yang mendaftarkan di langit? Didaftarkan kepada dewa siapa?"

"Saya baca dari buku Budhis, penulisnya orang terkenal di kalangan umat Budhis Mahayana. Kata-kata dan tulisannya banyak diturut dan diikuti oleh umat Budhis Mahayana."

- "Dony, kalau statement gaib seperti ini saya dengar dan saya ketahui 30 tahun yang lalu, saat saya belum dapat melihat gaib, maka saya akan setuju dan, mendukung pernyataan seperti itu. Secara logika manusia, pernyataan seperti itu logis sekali Sebab bagaimana mungkin altar dewa dapat Diganggu atau diintervensi oleh makhluk gaib non Ilahi seperti makhluk jin dan lain-lain. Saya pasti setuju dengan anggapan seperti itu."

"Akan tetapi setelah saya dapat melihat gaib, dan pengalaman saya mengunjungi dari rumah ke rumah selama 10 tahun lebih, melihat altar-altar dewa yang ada di rumah-rumah itu, yang saya lihat 90% dari altar-altar dewa yang ada di rumah-rumah itu tidak ada dewa yang duduk di altar itu. Kalau tidak kosong, ya yang duduk di altar itu adalah makhluk non Ilahi atau jin. Hanya sekitar 10% saja yang saya lihat ada dewa yang duduk di altar itu."

"Oleh karena itu di dalam buku saya yang pertama "Ibadah Dari Vihara ke Vihara" saya tulis mengenai 'hitam putih' altar dewa yang ada di rumah. Mengapa altar dapat tercemar menjadi hitam, bagaimana cara mengetahuinya, semuanya telah saya jelaskan."

"Tujuan saya supaya pemilik altar rumahan itu mau menanyakan atau mengevaluasi altarnya setiap tahun. Dan kalau tahu altarnya sudah 'hitam’ lebih baik ditutup atau dibuang dan diganti baru. Dengan begitu jumlah altar rumahan yang hitam berangsur-angsur menjadi berkurang. Dan masalah-masalah yang terjadi akibat altar hitam dapat dikurangi."

Saya jelaskan kepada Dony bahwa banyak orang yang dapat melihat gaib, tapi yang dapat melihat sampai menerobos mengetahui yang 'asli' dan yang 'palsu' tidak banyak. Kalau seseorang sudah ditempel atau dikuasai oleh gaib non ilahi yang memalsukan jati diri sebagai yang Ilahi, maka orang tersebut sulit atau bahkan tidak mungkin bisa melihat yang 'asli Ilahi' lagi. Semua penglihatannya adalah hasil visualisasi pemberian gaib non Ilahi tadi.

Saya ingatkan Dony supaya hati-hati menyikapi stement gaib yang banyak bermunculan di masyarakat melalui buku maupun dari mulut ke mulut. Sebab banyak statement gaib yang dibuat oleh orang yang belum mampu melihat gaib dan memahami mengenai gaib. Mereka hanya memakai logika manusia saja, yang jauh berbeda dengan kebenaran spiritualnya.


Kasus II. Santet untuk orang Kristen.

Saya pernah melihat di TV seorang rohaniawan Kristen membuat pernyataan gaib atau statement gaib bahwa orang Kristen tidak dapat disantet. Sebuah pernyataan gaib yang dibuat oleh seorang rohaniawan yang sudah punya nama besar, terkenal dan menjadi panutan banyak umat Kristen seperti ini, sangat beresiko untuk orang-orang sakit yang terkena santet atau sakit karena kuasa kegelapan.

Mereka begitu percaya dengan pernyataan rohaniawan ini sehingga selalu mencari penyembuhan jalur dokter maupun doa para pendeta Kristen.

Saya sering menemukan pada tamu saya yang sakit karena terkena santet. mereka umat Kristen dan berbagai aliran Kristen Protestan. Setelah menemui Jalan buntu, berobat kemana-mana tidak sembuh, baru datang ke rumah saya dengan kondisi yang sudah Parah, setelah bertahun-tahun terlalu percaya bahwa dia Kristen tidak bisa disantet. Ini semua Terjadi gara-gara statement gaib dari rohaniawan Kristen tadi.

Menurut pandangan saya, rohaniawan ini belum Mampu melihat gaib dan juga belum begitu mengerti urusan gaib sehingga membuat pernyataan gaib seperti di atas. Akibatnya banyak orang dibuat Menderita olch statement gaib tersebut.

Kalau saja rohaniawan ini mampu melihat gaib Dan mengerti urusan gaib, saya percaya dia tidak akan membuat statement seperti itu. Sebab dia pasti tahu akibat statement terscbut.

Statement gaib yang dibuat oleh orang yang belum mampu melihat gaib dan belum mengerti mengenai makhluk gaib, pasti berakibat merugikan. Jadi perlu hati-hati menyikapinya.

Baca juga mengenai santet yang saya tulis di buku ke-6 'Hidup Dalam Teropong Spiritual' halaman 86, fanatik, apa untungnya?.



Kasus III. IImu setan dan ajaran ilmu sesat.

Dengan berjalannya waktu, perubahan masyarakat dan perkembangan daya pikir dan kecerdasan manusia, ajaran agama mengikuti perkembangan ini. Ajaran Sang Budha yang dulunya hanya satu, oleh Sang Budha sendiri, sekarang berkembang menjadi banyak aliran. Seperti aliran besarnya, Mahayana dan Hinayana dengan Theravada-nya. Mahayana ber-kembang lagi menjadi lebih banyak cabang aliran yaitu yana-yana yang lain.

Begitu juga dengan ajaran Yesus Kristus yang dulunya hanya satu, ajaran yang diajarkan sendiri oleh Yesus Kristus, sekarang juga berkembang dan terpecah-pecah menjadi banyak aliran, seperti aliran Katholik dan aliran Kristen Protestan. Aliran Prostestan berkembang dan terpecah lagi menjadi banyak cabang aliran Kristen.

Sayangnya, banyak diantara cabang aliran itu, baik ajaran Sang Budha maupun ajaran Yesus Kristus, hubungan antar cabang aliran itu tidak hannonis, malahan cenderung untuk saling menjelekkan dan berebut umat. Begitu juga yang terjadi pada ajaran agama yang lain.

Pernah terjadi dan sekarang masih terjadi, rohaniawan dari aliran A yang ajarannya menekankan ajaran eksoteris, dan rohaniawan B yang ajarannya fokus pada ajaran esoteris, kedua-duanya sama-sama dari ajaran agama yang sama, yaitu agama Budha Mahayana.

Seperti tadi saya katakan bahwa hubungan antar aliran dan cabang aliran ini tidak ada yang harmonis.

Yang satu merasa lebih baik. lebih benar dan lebih unggul dari yang lain. Maka rohaniawan A membuat statement gaib bahwa ajaran dan buku yang ditulis oleh rohaniawan B itu adalah ajaran sesat. ilmu setan dan juga bohong. Hal ini terjadi bukan hanya karena hubungan antar aliran yang tidak harmonis, tapi juga disebabkan ajaran dan tulisan rohaniawan B mengutamakan sisi esoteris-nya. Ajaran esoteris dan rohaniawan B ini tidak terjangkau oleh rohaniawan A yang eksoteris, sebab jenjang ajaran esoteris lebih tinggi dibandingkan jenjang ajaran eksoteris yang mengutamakan dogma-dogma kitab suci dan aturan-aturan ibadah ritualnya. Karena rohaniawan A tidak mampu melihat gaib dan belum dapat memasuki alam gaib, maka menganggap ajaran rohaniawan B adalah sesat, ilmu setan dan bohong, padahal dia sendiri belum dapat melihat setan.

Kejadian-kejadian seperti ini juga ada di aliran kepercayaan dan agama yang lain. Jadi untuk umat pemula perlu meluaskan wawasannya mengenai ajaran agama yang lain dan aliran yang lain. Jangan keburu fanatik, sebab fanatik selalu memgikan diri sendiri. Jangan begitu saja percaya apa yang dikatakan manusia, siapa pun dia dan apapun jubah yang dikenakan. Sang Budha saja mengatakan,

"Jangan begitu saja percaya hanya karena aku yang mengatakan, teliti dan buktikan dulu.

Cari dan buktikan dulu kebenarannya dengan bertanya kepada para dcwa dan roh suci di altar khusus klenteng Tri Dharma dengan sarana pak pwee.

Sarana komunikasi sederhana antara orang awam dengan para dewa dan roh suci secara langsung bertanya, hanya tersedia di klenteng Tri Dharma.

Akurasi atau ketepatan jawaban melalui pak pwee tergantung motivasi si penanya, tergantung prosedur dan syarat-syarat yang dapat dijalankan oleh si penanya.

Kalau semuanya benar dan dilaksanakan dengan baik, ketepatan jawabannya dapat mencapai 90% atau lebih.

Jangan takut salah dan ragu, kalau anda sudah mampu bertanya di altar, ajarkan kepada keluarga anda, karena dikemudian hari akan mempunyai manfaat yang cukup besar bagi mereka.

Saya sarankan mulailah belajar untuk mampu bertanya di altar agar anda tidak salah menemukan 'Kebenaran' Baca buku ke-5 dengan judul 'Dialog Dengan Alam Dewa' mengenai cara bertanya di altar klenteng.

0 komentar

Post a Comment