Thursday, April 7, 2016

"Yang Tua" Tidak Lebih Hebat

"Yang Tua" Tidak Lebih Hebat
Tifak selalu ilmu yang tua lebih hebat.

Banyak orang masih memiliki anggapan bahwa "yang tua" pasti lebih hebat. Ilmu tua, mantra tua, buku tua, klenteng tua, vihara tua, petilasan tua, suhu tua, pendeta tua, bahkan "tokoh tua" pasti lebih hebat daripada yang muda. Pendapat seperti ini tentu ada benarnya, tapi tidak semuanya benar. Saya katakan tidak semuanya benar sebab ada beberapa hal yang tidak benar.

'Ilmu tua" identik dengan ilmu jaman dulu, seperti ilmu Hong Sui, ilmu I-Ching, ilmu Tong Su, Imu Primbon Jawa dan masih banyak ilmu-ilmu yang lain yang usianya sudah ratusan tahun, bahkan ada yang sudah ribuan tahun. 

ilmu Hong Sui adalah ilmu tata letak dan keseimbangan, untuk memilih dan menentukan tata letak sebuah rumah, kantor, bahkan sebuah makam rumah ibadah, agar mendapatkan 'garis' keberuntungan yang baik dan sejahtera. Ilmu Hong Sui sudah dikemas bagus dalam bentuk rumus dan bagus dalam bentuk rumus dan diagram serta 'kompas' Hong Sui. Jadi sudah ada rumusnya, sehingga dapat dihitung. 

Ilmu Pak Che (Pek Jie) adalah ilmu untuk meramal atau melihat garis hidup, sifat manusia dan lain-lain berdasarkan waktu dan tanggal kelahiran seseorang. Juga sudah dikemas dengan baik dalam bentuk rumus, tabel dan lain-lain. Jadi juga sudah ada rumusnya, tinggal menghitung saja. 

Ilmu I Ching adalah ilmu meramal dengan memakai diagram pat kwa atau hexagram ditambah sarana lainnya. 

Tong Su, buku primbon Tiongkok untuk mencari hari baik dengan rumus-rumusnya. 

Ilmu Primbon Jawa dikenal sebagai Primbon Betaljemur (kalau tidak salah eja), adalah ilmu me- ramal atau melihat garis hidup, sifat manusia, hari baik, tata letak rumah dan lain-lain. Jadi mirip ilmu Pak Che dan ilmu Hong Sui, mempergunakan tata letak kepala naga atau mulut naga. 

Semua ilmu ini sudah berusia ratusan dan ribuan tahun. Sering orang mengukur tingginya ilmu berdasarkan usianya atau 'tua'nya ilmu tersebut, sebab yang sudah berusia tua tentu sudah melalui pengamatan dan penelitian yang cukup lama, jadi lebih tepat atau lebih akurat. Sehingga ada beberapa orang yang mengatakan bahwa seseorang yang baru belajar spiritual beberapa puluh tahun saja sudah berani memberi komentar 'miring' dan menyalahkan ilmu-ilmu tua tersebut. 

Saya kira komentar seperti ini kurang tepat. 

Ilmu yang berusia tua bukan merupakan ukuran lebih tinggi atau lebih benarnya ilmu tersebut dibandingkan ilmu yang ditemukan jaman 'sekarang' atau yang lebih muda. 

Menurut pandangan saya dan dari pengalaman yang telah saya temukan, justm ilmu yang sudah ber-usia ratusan dan ribuan tahun itu ada bagian- bagiannya yang perlu dikoreksi, perlu ditambah atau dikurangi pada bagian-bagian tertentu, disebabkan kondisi dan situasi geografis dan masyarakatnya yang telah mengalami perubahan. Juga dapat disebabkan sesuatu' yang terlewatkan atau belum dapat dijelaskan oleh 'orang-orang tua dulu' karena terbatasnya bahasa, kata dan kalimat dan bam diketahui dan di-jelaskan oleh orang jaman sekarang. 

Sebagai contoh, ilmu Hong Sui dan ilmu Pak Che ditemukan dan dibuat oleh 'orang-orang tua' di negeri Tiongkok. Pengamatannya, penelitiannya dan penggunaannya didasarkan kondisi dan situasi yang ada di negeri Tiongkok, tidak menjangkau kondisi dan situasi, kebudayaan dan tradisi di negara lain.

Jaman dulu informasi global belum ada, informasi lintas negara hanya sedikit. Jaman sekarang. suatu llmu dalam waktu singkat sudah menyebar secara global. Banyak orang mempelajari dan memakai- Nya..maka ilmu"-ilmu jaman dulu perlu dilakukan koreksi agar dapat dipakai dengan baik dan benar. Kalau tidak, ilmu jaman dulu itu dapat merugikan pemakainya. 

Sebagai contoh, saya telah menemukan beberapa kasus dimana 'ilmu jaman dulu' merugikan atau mencelakakan pemakainya. Beberapa kali saya menerima undangan pernikahan yang diadakan di hari yang bertepatan dengan tanggal l, 2 atau 3 bulan Suro menurut penanggalan Jawa. Ketiga hari ini merupakan pantangan besar bagi masyarakat, kebudayaan dan tradisi Jawa untuk melakukan pernikahan dan lain-lain, sebab akan mendatangkan musibah dan hal-hal yang tidak baik. Begitu juga hari Sabtu Wage.

Beberapa teman yang mengirim undangan pernikahan saya hubungi dan saya tanyakan,apakah hari pernikahan anaknya sudah dicari dan ditentukan dengan memakai perhitungan 'ilmu jaman dulu' tadi. Dijawab bahwa sudah ditanyakan pada ahlinya, ahli mencari hari baik yang memakai ilmu jaman dulu dan Tiongkok, tanpa memperhitungkan ilmu jaman dulu dari tanah Jawa. Sedangkan upacara pernikahan itu diadakan di tanah Jawa, sehingga hari yang menjadi pantangan besar tanah Jawa dilanggar. Dan pasangan pengantinnya akan mengalami masalah di kemudian hari seperti gangguan kesehatan, sulit hamil, tidak harmonis, gangguan rejeki dan lain-lain. Ini hanya sebuah contoh, masih ada beberapa kasus lain untuk masalah yang lain.

Sebaiknya dilakukan koreksi pada "ilmu dulu' itu sebab kondisi dan situasi 'jamannya' sudah ada perubahan. 

Kelima ilmu jaman dulu yang saya sebutkan tadi bukan ilmu spiritual dan tidak mengandung ilmu supranatural atau daya supranatural. Oleh karena itu ilmu-ilmu tersebut tidak dapat digunakan menetralkan tanah yang negatif / yin, juga tidak dapat mengusir makhluk gaib. 

Kalau ada ahli Hong Sui atau ahli Pak Che, ahli I Ching dan ahli Primbon Jawa dapat menetralkan tanah negatif / yin atau dapat mengusir makhluk gaib, yang dipakai oleh para ahli ilmu jaman dulu itu adalah ilmu supranatural yang dimilikinya, bukan dari 'ilmu jaman dulunya'. Saya pernah bertemu dengan beberapa ahli ilmu jaman dulu yang memiliki ilmu supranatural untuk mendukung profesinya. 

Jadi orang yang memiliki anggapan bahwa ilmu yang sudah berusia ratusan dan ribuan tahun lebih tinggi dari ilmu jaman sekarang adalah kurang tepat. Di dalam ilmu fisika, hampir semua ilmu dan rumus fisika jaman dulu sebagian besar sudah dikoreksi oleh penemuan ilmu fisika jaman sekarang. 

Di dalam ilmu matematika dikenal rumus atau persamaan diferensial. Persamaan ini memiliki dua macam jawaban, yaitu jawaban umum dan jawaban khusus. Jawaban khusus diperoleh setelah syarat batasnya dimasukkan ke dalam jawaban umum tadi. 

Di dalam ilmu jaman dulu tadi hampir sama dengan persamaan ilmu matematika di atas. Rumus ilmu jaman dulu menghasilkan jawaban umum, jawaban untuk banyak sekali orang yang memiliki data yang sama. Setelah dimasukkan syarat batas. yaitu data khusus yang hanya terbatas untuk satu orang saja. misalnya si A, maka baru dapat keluar jawaban khusus untuk si A, bukan untuk orang yang lain walaupun memiliki data kelahiran yang sama. Jaman dulu juga belum dikenal operasi penggantian atau perubahan kelamin, operasi plastik, operasi cesar yang dapat memilih hari kelahiran dan lain-lain.

Sebagai contoh, kalau ada bayi kembar yang lahir pada 2-3 menit berurutan, maka jawaban umum dari ilmu jaman dulu mengenai garis perjalanan hidup, sifat dan perangainya dan lain-lain akan sama. Padahal kenyataan dalam perjalanan kehidupan mereka berdua tidak sama. Mengapa dapat begitu? Sebab syarat batas yang berupa data terbatas untuk mereka masing-masing belum dimasukkan ke dalam perhitungan jawaban khusus tadi.

Begitu juga jaman dulu belum ada real estate, sekarang sudah banyak rumah tipikal dengan denah yang sama, di jalan yang sama dan menghadap arah yang sama. Sehingga unsur dan data ilmu Hong Sui-nya akan sama. Tapi kenyataan kualitas hidup orang yang tinggal di rumah-rumah tersebut tidak sama.

Jaman dulu belum ada jalan layang. Di dalam buku Hong Sui jaman sekarang sudah dimasukkan jalan layang. Ini membuktikan bahwa ilmu jaman dulu sudah perlu dikoreksi, disesuaikan dengan perubahan jaman. 

Syarat batas yang berupa data terbatas hanya untuk satu pribadi. Misalnya untuk si A adalah Rapor Perjalanan Hidup (RPH), Skala kadar Karma Buruk (SKKB), kualitas roh dan sisi bebasnya. 

Waktu baru lahir atau waktu masih anak-anak kecil, syarat batas masih boleh diabaikan sehingga cukup dilihat dari jawaban umum saja. Dilihat garis besarnya saja. Setelah dewasa perlu menyertakan data syarat batasnya untuk mendapatkan jawaban khusus, yaitu jawaban khusus untuk si A. Ini berarti RPH, SKKB, kualitas roh dan sisi bebas si A sudah berperan dan perlu diperhitungkan. Lalu munculah pengertian dan pemahaman bahwa nasib dan takdir dapat diubah oleh dirinya sendiri.Untuk dapat mengerti masalah ini ada baiknya untuk membaca buku-buku yang telah saya tulis. 

Tidak banyak ahli ilmu jaman dulu yang mampu untuk mengetahui data syarat batas ini, sebab untuk dapat mengetahui data syarat batas seseorang, diperlukan kemampuan spiritual yang cukup, yang tidak dapat dipelajari dalam waktu singkat hanya dalam waktu beberapa bulan atau beberapa tahun saja. 

Saya percaya bahwa para penemu ilmu jaman dulu ini mampu mengetahui data terbatas seseorang, hanya dia tidak mungkin mengajarkannya lewat tulisan dan buku atau secara oral kepada murid- muridnya. Sebab diperlukan laku spirimal yang cukup lama untuk mencapainya. Juga karena terbatasnya bahasa dan kata untuk menjelaskannya. 

Saya sarankan bagi anda yang minta petunjuk dan nasehat dari para ahli ilmu jaman dulu tadi, sebaiknya petunjuk dan nasehatnya ditanyakan ke-benarannya kepada para dewa dan roh suci di altar kelenteng Tri Dharma. Sebab yang anda terima dan para ahli ilmu jaman dulu tadi hanya jawaban umum saja. belum jawaban khusus untuk diri anda. 

Oleh sebab itu, sejak awal saya mendapatkan bimbingan dari guru roh saya, guru roh saya beberapa kali mengingatkan saya untuk selalu meluaskan wawasan, pakai akal pikiran dan kecerdasanmu untuk melihat, menganalisa dan menemukan kebenarannya.

0 komentar

Post a Comment