Thursday, April 7, 2016

SALING MENGISI DAN SALING MELENGKAPI

SALING MENGISI DAN SALING MELENGKAPI

Seperti yang telah saya tulis di bagian depan tadi bahwa inti ajaran dari berbagai agama saling mengisi dan saling melengkapi. Bagaimana dengan ajaran-ajarannya sendiri yang dituangkan dalam bentuk 'ayat-ayat' yang ada di kitab suci masing-masing aliran? Apakah juga dapat saling melengkapi dan saling mengisi?

Menurut pengalaman saya dibimbing oleh guru roh saya, tidak semua ayat yang ada di masing-masing kitab suci dapat saling mengisi dan saling melengkapi. Sebab di dalam setiap kitab suci selalu ada bagian ajaran yang eksoteris dan ada bagian yang esoteris. Yang eksoteris inilah yang tidak dapat saling mengisi dan saling melengkapi. Yang esoteris saja yang dapat saling mengisi dan saling melengkapi. maka dari itu para guru roh saya di dalam membimbing saya dan istri hanya mengambil beberapa ayat dari ajaran-ajaran tersebut yang dapat saling menunjang, mengisi dan melengkapi satu dengan yang lain.

Di bawah ini saya berikan beberapa sebagai penjelasan. 

a. Penderitaan

-Yesus Kristus dalam Injil mengatakan: berbahagialah orang yang menderita, sebab dialah yang empu-nya kerajaan sorga.

- Sang Budha Gautama mengatakan : Hidup adalah penderitaan.

- Guru roh saya dari garis Kejawen mengatakan : Dalam hidup jangan takut menderita, sebab penderitaan itu akan meringankan dan melancarkan perjalananmu nanti.

Mengapa tiga roh suci dari tingkat langit yang sangat tinggi ini mengatakan seperti itu? Apakah anda sudah menangkap maknanya dan dapat memahami- nya?


- Yesus Kristus mengatakan : "Berbahagialah orang yang menderita, sebab dialah yang empunya kerajaan sorga'. Makna dari kalimat ini adalah : Hanya orang-orang yang sudah bebas dan lunas membayar dosa dan karmanya, baru bisa diterima di sorga. Dan untuk melunasi dosa dan karmanya perlu dibayar dengan mengalami penderitaan, sebab dosa dan karma buruk adalah hasil perbuatan dan sikap seseorang yang membuat makhluk lain menderita, juga akibat melanggar 'aturan-aturan diatas sana'. Maka berbahagialah orang yang menderita, sebab dia mendapatkan kesempatan untuk melunasi dan membayar dosa-dosanya, yang kemudian setelah lunas, bisa diterima masuk sorga.

- Sang Budha Gautama mengatakan : "Hidup adalah penderitaan." Makna dan pengertian kalimat ini adalah": Karena masih ada karma buruk yang belum lunas dibayar di alam arwah, maka roh ini harus diturunkan atau di-reinkarnasikan lagi, agar dalam kehidupannya yang baru dapat melunasi karma karma yang terhutang. Melunasi dan membayarnya dengan menjalani penderitaan. Maka sang Budha mengatakan "Hidup adalah penderitaan", sebab dia menjalani hidup ini tujuan utamanya untuk mem-bayar lunas karma buruknya. Sayangnya di dalam perjalanan hidup untuk membayar hutang lama' ini dia membuat 'hutang baru' atau membuat karma- karma buruk baru. Jadi bayar yang lama, bikin yang baru. Maka terbentuklah lingkaran karma dan reinkarnasi yang berlarut-larut tidak terputuskan.

Ajaran Sang Budha adalah untuk memutuskan rantai lingkaran karma dan reinkarnasi ini. Dengan mematuhi dan menjalankan ajaran Panca Sila Dharma dan Delapan Jalan Kebenaran.


- Guru roh saya dari garis Kejawen mengatakan :"Dalam hidup jangan takut menderita, sebab penderitaan itu akan meringankan dan melancarkan perjalananmu nanti .

Makna ajaran guru roh saya ini adalah bahwa pada dasarnya semua makhluk hidup memiliki naluri alamiah untuk selalu menjauhi dan menghindari bahaya dan penderitaan, atau naluri untuk selalu lari dari penderitaan. Hal ini jangan dilakukan, jangan lari dan jangan takut menderita. Sebab menjalani penderitaan berarti mendapat kesempatan dapat mengangsur dosa dan karma buruk. Jangan lewatkan kesempatan ini, sebab kesemuanya ini meringankan dan melancarkan perjalanan hidup seseorang dalam perjalanan hidup duniawi maupun arwah dan roh nantinya. Sebab beban dosa dan karma buruk yang dipikul di punggungnya sudah tidak ada atau tinggal yang ringan saja.


b. Raport Perjalanan Hidup (RPH) 

Di dalam buku saya yang ke-6 berjudul "Hidup dalam Teropong Spiritual" halaman 7, saya telah menulis tentang RPH ini, yang garis besarnya adalah; RPH terdiri dari 3 unsur, yaitu: prilaku, amal dan ibadah.

Dalam menempuh perjalanan hidup, seseorang perlu memiliki prilaku yang baik, perlu memiliki amal yang baik dan juga perlu menjalani ibadah yang baik. Beberapa tamu saya menanyakan apa acuan atau referensi atau dasar yang dipakai untuk menentukan bahwa seseorang itu memiliki prilaku yang baik atau prilaku yang tidak baik?


- Bagi umat Kristen, yang dipakai sebagai dasar ukuran prilaku baik adalah 10 Perintah Allah, antara lain berisi jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan berbohong, jangan menyebut nama Tuhan dengan tidak hormat, jangan memfitnah dan seterusnya. 


- Bagi umat Islam, isi dari 10 Perintah Allah juga ada dalam kitab suci Al-Quran dalam surat Al-An'aam ayat 151-153 yang isinya antara lain jangan mem-bunuh, jangan mencuri, jangan berzina. jangan berbohong, jangan menipu, hormati kedua orang tuamu dan seterusnya.


- Bagi umat Budha, ada Panca Sila Dhamma dan 8 Jalan Kebenaran yang isinya antara lain:

Panca Sila Dharma: jangan membunuh, jangan mencuri, jangan berzina, jangan berbohong, jangan memfitnah.
8 Jalan Kebenaran: pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pen-caharian benar, usaha benar dan seterusnya.

Begitu juga di dalam kitab suci ajaran lain berisi larangan-larangan seperti yang disebutkan di atas. Sebab semua ajaran agama memiliki tujuan yang sama, yaitu membuat orang menjadi orang baik.

Para rohaniawan dari berbagai agama dalam khotbahnya tidak henti-hentinya untuk mengingatkan umatnya agar berbuat dan berprilaku baik. Nabi Muhammad setiap tahun mengingatkan umat Islam untuk memperbaiki RPH-nya dengan menjalankan ibadah puasa.

Dalam menjalani ibadah puasa selama satu bulan penuh, umat Islam perlu dan harus dapat mengendalikan segala macam nafsu yang tidak baik,pikiran tidak baik ucapan tidak baik dan perbuatan tidak baik, agar memiliki prilaku yang baik.ibadah puasa, umat Islam juga perlu dan harus membuat amal baik yang diwujudkan dalam bentuk memberi Zakat fitrah. Dan juga diingatkan untuk selalu beribadah dengan baik yang diwujudkan dalam bentuk solat Taraweh setiap selesai berbuka puasa".

Menurut penjelasan guru roh saya dari garis Islam sebenarnya makna ibadah puasa yang" diwajibkan setiap tahun selama satu bulan itu hanya untuk mengingatkan umatnya agar memiliki RPH yang baik. Bukan selama 12 bulan hanya perlu satu bulan saja untuk berbuat baik, beramal 'baik dan beribadah baik. Tapi berbuat baik, beramal baik dan beribadah baik ini perlu dilakukan sepanjang tahun dan sepanjang hidupnya agar RPH-nya mendapat angka biru dengan nilai sangat baik dan dapat memetik buahnya di sorga.

Berbagai ajaran agama mengajarkan kepada umatnya agar memiliki RPH yang baik dengan isi ajarannya yang saling mendukung, saling mengisi dan saling melengkapi. Adanya sedikit perbedaan hanya disebabkan oleh adanya tradisi dan kebudayaan dan tata cara ritualnya serta perbedaan jamannya.


0 komentar

Post a Comment