Sunday, February 18, 2018

SANDIWARA HIDUP

Hidup ini bagai panggung sandiwara.
Setiap orang memainkan peranan nya masing-masing.

Hidup ini panggung sandiwara, begitulah lagu Achmad Albar, si kribo nyentrik. 

Memang betul, hidup ini Panggung Sandiwara, siapa pemainnya? 

Yah, kita-kita ini. 

Sebagai pemain sandawara walau kita sedang sedih, tetapi kita harus berusaha berpura-pura tersenyum. 

Skenario menuntut kita menjadi orang Kaya atau orang berkuasa, walau kenyataannya tidak begitu. Memang aktor yang harus melakoninya dengan serius. 

Masalahnya kita lupa kita cuma aktor, kalau sandiwara sudah selesai harusnya kita kembali lagi ke hidup kita yang sebenarnya. kembali ke kesadaran jati diri kita, kembali ke kekurangan kita. 

Ini tidak ?! Kita kebablasan jadi aktor, kita membawa peran kita terus menerus tanpa henti, dan kita bahkan lupa kita adalah aktor. 

Dalam kehidupan kita, sering kita harus berpura-pura. bertemu mertua cerewet, kita harus pura-pura senyum dan ramah. Ada keluarga yang menikah, kita harus hadir dengan senyum dan basa basi. 

bertemu teman, kita berpura-pura hidup baik dan lancar,padahal tidak.

Kita terus berpura-pura dan bersandiwara. kita merasa semua masalah dapat kita atasi, kita merasa semua berjalan baik dan kita tidak mau mengakui kelemahan dan kekurangan kita. 

Akhirnya kita tejebak dalam kepalsuan. 

Seperti hidup kita,kita terus bersandiwara memakai topeng yang senyum, padahal senyuman asli kita sudah lama hilang. Hati kita yang suci dan bersih sudah lama kita lupa taruh dimana. 

Bersandiwara itu penting, itulah hidup manusia Sebagai mahluk yang perlu bersosialisasi kita harus bisa membawa diri. 

Tapi kalau sampai kita bersandiwara kepada diri kita? Menipu diri kita ? 

Sungguh keterlaluan. 

Setiap hari, kita perlu cari waktu khusus untuk memahami diri kita, memahami keheningan, memahami peranan kita, memahami semua kekurangan dan kelebihan kita. 

Tanyalah pada hatimu?

Apakah saya jujur pada diri sendiri? 

Apakah saya bisa memisahkan diri sewaktu jadi pemain sandiwara dan sewaktu saya hanya jadi diri saya sendiri? 

Apakah bisa ?

0 komentar

Post a Comment