Tuesday, July 18, 2017

SeKilas tentang Dana (berdana) atau sedekah dalam ajaran Buddha.

SeKilas tentang Dana (berdana) atau sedekah dalam ajaran Buddha.

Menurut Buddha Dharma (ajaran Buddha) pemberian dana kepada orang atau lembaga yang membutuhkan bukan merupakan suatu keharusan, melainkan berdasarkan keikhlasan dan kesadaran si pemberi. Hasil yang terbaik dicapai jika kita merasa senang dan bahagia sebelum, pada waktu, dan sesudah memberikan dana, tepatnya memberi sesuai dengan kemampuan kita dan dengan bijaksana. 

Jika semua umat Buddha telah mengerti Perihal dana ini, dan melaksanakan dengan bijaksana, bahkan melebihi kaida perpuluhan (sepuluh persen dari penghasilan kita didanakan kembali kepada yang membutuhkan),besar kemungkinan dambaan akan dunia yang lebih tenteram dan damai akan lebih cepat Terwujud.

Dalam ajaran agama Buddha, dana merupakan dasar dari segala perbuatan baik. Dana adalah langkah pertama dalam urutan cara-cara berbuat baik (Kusala Kamma). Di dalam Dasa Punna Kiriya vatthu (Sepuluh Cara Berbuat Jasa), Dana adalah yang pertama. Demikian juga di dalam Dasa Paramita (Sepuluh Kesempurnaan). 

Dana bisa diterjemahkan sebagai pemberian Sedekah. Pemberian sedekah mengingatkan kita Kepada pemberian hadiah kepada orang-orang miskin atau kepada mereka yang berada dalam lingkungan Yang tidak menguntungkan. Akan tetapi, dalam pengertian agama Buddha, Dana mempunyai arti yang lebih luas mencakup semua bentuk pemberian sedekah; baik kepada si miskin ataupun kepada si kaya. 

Banyak hal telah ditulis mengenai Bhavana, samaddhi, Vipassana (segi segi yang tinggi dalam ajaran agama Buddha), tetapi mengenai Dana dan Sila sangat sedikit. Langkah-langkah ini merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menuju Nibbana (Nirvana).

Bhavana hanya akan menarik Qrang-orang yang serius ingin mencapai Nibbana dalam kehidupan sekarang ini. Sedikit sekali orang-orang yang beragama Buddha (yang hanya tertarik pada pemupukan Kussala Kamma) mengetahui langkah-langkah ini. Oleh sebab itu sangat perlu untuk dijelaskan kepada mereka cara-cara untuk berbuat baik. Dengan mendapat pengetahuan yang tepat (bagi mereka yang masih kurang sempurna dalam berbuat baik), mereka dapat melakukan perbuatan baiknya dengan lebih sempurna lagi. Yang pada waktunya, akan menghasilkan buah karma yang lebih baik lagi.

Berikut ini adalah jawaban-jawaban yang diberikan oleh almarhum Bhikkhu Ledi sayadaw atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada beliau sewaktu masih hidup dan tinggal di daerah Chipagan Burma. Jawaban - jawaban beliau berdasarkan pada Kitab Suci Tripitaka, Atthakattha. dan Tika.

1. Thavara Dana: Pemberian yang bersifat tahan lama, misalnya stupa, rumah peristirahatan, vihara. sekolah, jembatan, sumur. menara air, tanah, dsb.

2. Athavara Dana: Pemberian yang sifatnya tidak tahan lama, misalnya makanan,pakaian, dan uang.

thavara Dana menghasilkan buah yang lebih kuat. Athavara Dana dapat menghasilkan buah yang sama kuat dangan Thavara Dana bila Athavara Dana dilakukan dengan teratur dan terus-menerus (dalam jangka waktu tertentu).

3. Amisa Dana: Berdana dalam bentuk materi (termasuk uang untuk membangun vihara).

4. Dhamma Dana: Berdana pengetahuan agama Buddha (Dhamma), misalnya berdana buku-buku agama Buddha, merailis, menterjemahkan, menyunting, mengajar, memberi khotbah agama Buddha (Dhamma).

Dari keduanya, dhamma dana memberikan hasil atau vipaka yang lebih tinggi dan berguna. Karena "Sabda Danam Dhamma Danam Jinati", artinya: Dari semua pemberian, pemberian Dharma-lah yang tertinggi."

Amisa Dana menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan materi. Dhamma Dana menghasilkan timbulnya kebijaksanaan dan pengetahuan.

5. Nicca Dana :  Pemberian yang dilakukan secara teratur dan tetap.

6. Anicca Dana:  Pemberian yang dilakukan kadang-kadang saja.


Dalam Anggutara Nikaya dikatakan bahwa jika seseorang melakukan Nicca Dana dan Thavara Dana adalah seperti seorang Sotapana. Dia tidak akan dilahirkan di alam Apaya (Alam menyedihkan/neraka).

7. Vatta Nissita Dana: Pemberian yang dilakukan untuk mengharapkan keuntungan-keuntungan yang bersifat duniawi. Keuntungan duniawi meliputikeinginan untuk dilahirkan di alam-alam dewa, dilahirkan sebagai anak orang kaya.

8. Vivatta Nissita Dana : Pemberian dengan tujuan untuk membebaskan diri dan Samsara (kesengsaraan) dengan tercapainya Nibbana/Kebebasan .

Perbedaan antara Vatta Nissita Dana dengan Vivatta Nissita Dana ini merupakan keistimewaan dalam ajaran agama Buddha. Vatta Nissita Dana tidak membentuk Paramita Sedangkan Vivatta Nissita Dana dapat membentuk Paramita. Vatta Nissita Dana dapat pula membentuk Paramita, tetapi cenderung untuk memperpanjang Samsara (roda perputaran hidup dan mati).

9. Puja Dana: Pemberian kepada orang -orang yang menjalankan sila dan orang-orang mulia. Atau orang yang mempunyai status lebih tinggi sebagai tanda hormat.

10. Anuggaha Dana : Pemberian kepada orang yang lebih rendah.  

Puja Dana menghasilkan  buah yang lebih banyak dan tinggi. Anuggaha Dana pun jika dilakukan dengan tepat dapat juga membawa hasil buah akibat yang besar. Seorang Bodhisatta, Raja Vessantara memberikan seorang anaknya kepada seorang Brahmana rendahan bernama Jujaka. tetapi karena cetana (kehendaknya) begitu kuat, maka hasil yang diterimanya sangat besar.

11. Sankhara Dana : Pemberian dana setelah mendapat dorongan atau anjuran dari orang lain.

12. Asankhara Dana : pemberian yang dilakukan atas kehendak sendiri, tanpa dorongan dari orang lain.Sankhara Dana bila menghasilkan buah akan menjadikan seseorang lamban berpikir dan bodoh, dan buahnya sendiri terbatas ssekali. Asankhara Dana bila menghasilkan buah akan menjadikan seseorang cerdas dan pandai, buahnya tidak terbatas. 

13. Jana Dana : Pemberian  yang dilakukan dengan sepenuh pengertian (mengerti akan akibat akibatnya).

14 Ajana Dana : Pemberian yang dilakukan dengan tidak mengerti / mengetahui apa akibatnya.

Ajana Dana menghasilkan Dvihetuka Patisandhi mereka yang dilahirkan dengan Dvihetuka Patisandhi   ini tidak banyak yang dapat mereka capai dalam kehidupan spiritual, sebab mereka tidak mempunyai kebijaksanaan (amoha). Jana Dana membawa ke arah Tihetuka Patisandhi, mereka yang lahir dengan Tihetuka Patisandhi dapat mencapai tingkat Arahat dalam kehidupan sekarang ini.

15. Vatthu Dana : pemberian barang materi

16. Asankhara Dana : pemberian berupa suatu kebebasan pada suatu makhluk dari bahaya atau kematian, misalnya membebaskan hewan dari kurungan (yang telah ditangkap), larangan berburu di hutan, melatih pancasila dan sebagainya.

17. Ajjhatika Dana : pemberian berupa anggota badan ,misalnya mata, badan jasmani dan mengorbankan jiwa sendiri untuk kebaikan dan kebahagiaan orang lain.

18. Bahira Dana : Pemberian biasa, tidak berupa anggota tubuh sendiri. 


Ada tiga macam Paramita (Kesempurnaan)


1.Paramita biasa.

2. Upa Paramita, yaitu pemberian anggota tubuh, tetapi tidak memberikanjiwa (hidup) seseorang.

3. Paramattha Paramita, yaitu pemberian jiwa / hidup seseorang.


SAVAJJA DANA dan ANAVAJJA DANA


19. Savajja Dana : Pemberian yang disertai kekejaman atau pembunuhan makhluk hidup (binatang-binatang). 

20. Anavajja Dana : Pemberian yang tidak disertai denga kekejaman atau pembunuhan makhluk hidup.
  
Savajja Dana bila menghasilkan buah, cenderung disertai dengan adanya bahaya-bahaya, atau dapat pula hilangnya jiwa seseorang.


AGGA DANA dan UCCHITA DANA


21. Agga Dana : Pemberian sesuatu yang terbaik dan terutama.

22. Ucchita Dana : Pemberian berupa sesuatu yang bernilai rendah (barang sisa).


Jika si penerima Ucchita Dana menghargai dan menyukai pemberian itu, maka Dana yang diberikan itu tetap akan membawa hasil yang besar. Yang paling penting adalah Cetana (kehendak) yang baik dan Sakkacca (sikap pikiran yang hormat dan sungguh-sungguh) dari si pemberi, misalnya orang kaya memberi orang miskin, pemberian tersebut nampaknya nilainya rendah di mata orang kaya, tetapi dalam pandangan si orang miskin, barang tersebut sangat diharagai. Demikian juga dengan pemberian kepada hewan-hewan.


HINA DANA dan PANITA DANA


23. Hina Dana : Pemberian yang bernilai rendah.

24. Panita Dana : Pemberian yang bernilai tinggi.


Penggolongan Menurut Pasangan Tiga


HINA DANA, MAJJHIMA DANA dan PANITA DANA.

25. Hina Dana : Pemberian yang dilakukan dengan harapan mendapat kemasyhuran.

26. Majjhima Dana : Pemberian yang dilakukan dengan tujuan untuk dapat dilahirkan sebagai manusia yang kaya.

27. Panita Dana : Pemberian yang dilakukan dengan harapan untuk mencapai kebebasan (Nibbana).


 DASA DANA, SAHAYA DANA dan SAMI DANA.


28. Dasa Dana : Pemberian yang bernilai rendah, misalnya sesuatu yang biasa diberikan kepada seorang budak.

29. Sahaya Dana : Pemberian yang mempunyai tingkat yang sama dengan apa yang biasa digunakan seseorang yang sama kedudukannya, misalnya sesuatu yang diberikan kepada seorang teman.

30. Sami Dana : Pemberian yang bernilai tinggi, misalnya sesuatu yang bisa dipakai oleh para majikan atau raja-raja.


LOKA DANA, ATTA DANA dan DHAMMA DANA

31.. Loka Dana : Pemberian yang dilakukan karena tradisi setempat (takut dipandang rendah  bila tidak ikut berdana).

32. Atta Dana : Pemberian yang dilakukan untuk menjaga kewibawaan / pangkat seseorang.

33. Dhamma Dana : Pemberian yang dilakukan karena ingin mempratekkan ajaran agama.


Penggolongan Menurut Pasangan Empat

CATTU PACCAYA DANA, Penggolongan ini meliputi empat macam kebutuhan seorang Bhikkhu :

34. Civara Dana : Pemberian jubah kepada bhikkhu.

35. Pindapatta Dana : Pemberian makanan kepada bhikkhu.

36. Bhesajja Dana : Pemberian obat-obatan kepada bhikkhu.

37. Senasana Dana : Pemberian tempat tinggal atau kuti kepada bhikkhu.


Senasana Dana memberikan buah jasa yang paling tinggi. VIHARA DANAM SANHASA AGGAM BUDDHENA VANNITAM. Artinya: Sebuah tempat tinggal bhikkhu yang diberikan kepada Sangha dipuji oleh Sang Buddha sebagai pemberian hadiah tertinggi. SOCA SABBADODA HOTI, YO DADATI UPASSAYAM, yang berarti : seseorang yang mendirikan tempat tinggal bhikkhu sebagai hadiah kepada Sangha, sama nilainya dengan segala macam hadiah.


DAKKHINA VISUDDHI DANA, 

Penggolongan ini didasarkan atas:

Sifat si pemberi yang berbudi luhur (menjalankan sila).

Sifat si pemberi yang tidak berbudi luhur (tidak menjalankan Sila)

Sifat si penerima yang berbudi luhur (menjalankan Sila).

Sifat si penerima yang tidak berbudi luhur (tidak menjalankan Sila)

Bila keduanya berbudi luhur, pemberian tadi akan menghasilkan buah yang banyak; jika salah satunya tidak berbudi luhur, hasil yang diperolehnya hanya sedikit.


Penggolongan Menurut Pasangan Lima

ADHAMMA DANA (lihat nomor 11 dari Penggolongan Menurut Pasangan Dua), ada lima macam Adhamma Dana, yakni :

1. Pemberian makanan minuman yang memabukkan, dan senjata dengan mesiunya.

2. Pemberian boneka-boneka untuk pertunjukkan, alat tari-tarian.

3. Pemberian berupa hewan-hewan untuk maksud seksual.

4. Pemberian berupa wanita-wanita untuk maksud seksual.

5. Pemberian gambar atau karya-karya yang dapat menimbulkan Kilesa (kekotoran bathin).

Bila Seseorang memberikan racun, tali pengikat, pisau atau senjata-senjata lain secara sadar kepada seseorang yang ingin bunuh diri (juga cara-cara bunuh dirinya ikut diterangkan), hal itu termasuk Panatipata Kamma, bukan Kusala Kamma. Hal ini juga berlaku bagi seseorang yang sedang berusaha untuk membunuh orang lain. Tetapi, seandainya racun diberikan untuk tujuan penyembuhan penyakit, maka hal itu adalah Kusala Kamma.

 -Jika senjata-senjata dan mesiunya pertama-tama dibuat tak berbahaya, kemudian dapat digunakan di Vihara, maka hal itu adalah Kusala Kamma (perbuatan baik).


-Pemberian berupa alat untuk menari, pertunjukkan dan sebagainya yang dapat menyebabkan timbulnya Kilesa (kekotoran bathin) adalah Akusala Kamma. Tetapi bila alat-alat seperti seruling, tambur, bedugdan sebagainya digunakan untuk menghasilkan suara-suara yang cocok dan sesuai untuk vihara, maka pemberian barang-barag tersebut tidak termasuk Akusala Kamma.


-Bila barang-barang / obat-obatan yang memabukkan diberikan tidak dengan maksud untuk mabuk-mabukkan, tetapi untuk obat (dengan ditelan atau untuk dipakai diluar) dengan tujuan utama untuk menyembuhkan penyakit, maka hal itu adalah Kusala Kamma.


-Pemberian hewan-hewan dan manusia (wanita) untuk menjalankan Kusala Kamma, dan tidak untuk maksud seksual atau perbuatan tidak bermoral lainnya, dapat dikatakan sebagai Dhamma Dana.


Di Dalam Velamaka Sutta, urutan daripada buah jasa yang diperoleh sesuai dengan tingkat-tingkat si penerima dan sesuai dengan hakikat / sifat perbuatan Dana tersebut adalah sebagai berikut :


1. Memberikan makanan kepada seseorang yang telah mencapai kesucian tingkat Sotapanna (tingkat pertama), akan menghasilkan buah jasa yang lebih banyak daripada memberikan Dana ke-empat jurusan, yang dilakukan oleh Brahmana Velamaka selama 7 tahun, 7 bulan dan 7 hari.


2. Memberikan makanan sekali kepada seorang Sakadagami (Kesucian kedua) akan lebih banyak menghasilkan buah daripada 100 orang Sotapana.


3. Kepada seorang Anagami akan menghasilkan buah jasa lebih banyak daripada 100 orang Sakadagami.


4. Kepada seorang Arahat (Kesucian terakhir) akan menghasilkan buah jasa yang lebih banyak daripada 100 orang Anagami (Kesucian ketiga)


5. Kepada seorang Pacceka Buddha (Buddha “Diam”) akan menghasilkan buah jasa yang lebih banyak daripada 100 orang Arahat.


6. Kepada seorang  Samma Sambuddha (Buddha “Sempurna”) akan menghasilkan buah jasa yang jauh lebih banyak daripada 100 orang Pacekka Buddha.


7. Pemberian kepada Sangha (Pesamuan para Bhikkhu), akan menghasilkan buah jasa jauh lebih banyak daripada Samma-Sambuddha.


8. Pemberian sebuah Catudisa Sanghika Vihara menghasilkan buah jasa yang jauh lebih banyak. Ini adalah pemberian berupa dana materi yang tertinggi.


9. Lebih menghasilkan buah jasa yang besar adalah Berlindung kepada Sang Tiratana.


10 Lebih menghasilkan buah jasa yang besar adalah mematuhi / melaksanakan Pancasila Buddhis.


11. Lebih menghasilkan buah jasa yang besar adalah melatih Samatha Bhavana untuk beberapa saat.


12. Lebih menghasilkan buah jasa yang besar adalah melatih Vipassana Bhavana / Meditasi Pandangan Terang.



Seseorang dapat mencapai Nibbana dengan salah satu dari lima cara berikut ini :


1. Sebagai seorang Savaka Buddha atau seorang Arahat, Pengikut Ariya biasa dari Sang Buddha.


2. Sebagai seorang Mahavasaka atau pengikut sang Buddha dengan disertai suatu kemampuan istimewa. Di zaman Sang Buddha ada 80 Mahasavaka.


3. Sebagai seorang Aggasavaka atau Pengikut Utama Sang Buddha. Setiap Buddha selalu mempunyai 2 orang Aggasavaka, yaitu Pengikut Utama Sebelah Kiri dan Pengikut Utama Sebelah Kanan.


4. Sebagia seorang Pacceka Buddha atau Buddha Diam (Tak mempunyai kemampuan untuk membimbng orang lain menuju pencapaian Tingkat Kesucian).


5. Sebagai seorang Sammasambuddha atau seorang Buddha Yang Maha Sempurna. Mencapainya dengan usaha sendiri, dan dapat membimbing orang lain menuju Pencapaian Tingkat Kesucian.


Untuk mencapai tingkat Sammasambuddha, seseorang harus memenuhi syarat melakukan tiga macam Paramita. Untuk menjadi seorang Pacceka Buddha dan Aggasavaka, seseorang harus melakukan dua macam Paramita. Sedangkan untuk menjadi seorang Arahat biasa (Savaka Buddha atau Mahasavaka), dibutuhkan satu macam Paramita saja.


Semoga dengan Penjelasan yang singkat ini tentang Dana (berdana) atau sedekah dalam ajaran buddhis,   diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana cara melakukan pemberian yang baik. Sangat diharapkan agar penjelasan tersebut dapat membantu kita dalam menerapkan dasar-dasar Kamma yang baik.

1 komentar: